katakan saja kau membenci ku.
Itu jauh lebih pantasNadine menatap malas pria yang saat ini ada di hadapan nya.
"Kak..
Aku.."
Ucapan Nadine terhenti saat seorang pria menghampiri mereka."Maaf,hari ini aku tidak bisa bermain kerumah mu.."
Ucap Luke,saat pria itu sampai di hadapan Nadine dan Luke.Pria itu menatap luke dan nadine bergantian,seolah meminta penjelasan.
"Aku ingin mengantar wanita ku ini.."
Luke merangkul bahu Nadine.Nadine hanya bisa diam dan takut.
Jangankan berbicara,melirik ke arah Calum saja dia takut"Ooh..
Baik lah."
Hanya itu jawaban Calum,dia melangkah pergi dan meninggalkan Nadine dan Luke."Ayo manis..
Kita masuk.."
Luke menarik tangan Nadine dan membukakan pintu untuk Nadine."Rumah mu di mana?"
Tanya Luke sembari menyalakan mobil."Jalan saja,nanti aku beritahu."
Nadine membuang pandangan nya,rasanya suatu kesalahan besar saat dia mendengar suara Calum tadi,apa dia harus berlari meninggalkan rumah Calum?
Karna pastinya,sekarang pria itu sedang mengamuk.Nadine menghembuskan nafas nya dengan kasar.
Dia tau,sesuatu yg buruk sedang menanti nya.
.
.
.
."Kenapa berhenti di sini?"
Luke bingung,saat Nadine memintanya berhenti di sebuah gang."Jalan menuju rumah ku,tidak bisa di masuki mobil.."
Bohong Nadine,tanpa membuat Luke curiga."Bukan kah,ini kawasan elite?"
Tanya Luke sedikit bingung."Ya,tapi jalan menuju rumah ku belum di kategorikan elite,karna jalurnya sedikit berbeda.."
Timpal nya lagi."Ahh,baiklah,bagaimana,jika besok aku--"
"Tidak usah,"
Potong Nadine cepat.
"Aku bisa sendiri..Terimakasih sudah mengantar.. Aku duluan.."
Nadine berlari dan meninggalkan Luke,dengan wajah bingung nya.Nadine Pov.
Aku berlari sekuat tenaga.
Luke!
Pria sialan itu,selalu membuat aku berada dalam masalah.Saat aku melihat gerbang,aku membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.
Seperti biasa,Calum akan menyimpan kunci di bawah pot bunga,saat dia belum pulang.Aku masuk,dan berlari ke kamar.
Bersembunyi di balik selimut mungkin jauh lebih baik.Sampai saat ini aku belum merasakan kehadiran Calum.
Sebaikan nya berhenti memikirkan si Bastard itu.Aku mulai menutup mata,namun sialnya,tak ada rasa kantuk yg melanda,ini malah membuatku ketakutan.
Apa bila tiba tiba Calum datang,dan apa lah.Aku benci,saat diri ku terlihat seperti buronan,ini membuat ku tidak nyaman.
Setelah menunggu cukup lama,aku mulai merasa haus,aku berjalan ke bawah sekedar menghilangkan rasa haus ku.
"Ahh...segar"
Kata itu keluar saat air membasahi tenggorokan ku.Aku kembali melangkah,namun sebuah rintihan membuat ku penasaran.
Aku berjalan,dan suara itu berasal dari atas,dan aneh nya,itu berasal dari kamar Calum.
Apa dia sudah datang?
Tapi kenapa aku tidak mendengar suara motor nya.?Aku ingin tidak perduli,namun rintihan dari dalam kamar semakin kuat.
Aku mencengkram gagang pintu.
Dan membuka pintu dengan pelan."Hai.."
Aku terkejut.
"Jangan perlihatkan wajah bodoh mu!!''
Aku semakin takut,saat dia menghapiri ku.
Bukan,yang ku takutkan bukan bagaimana nasib ku,tapi keadaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Cousin |Selesai•
FanficPanggil dia Psikopat! Bijak lah dalam membaca. 5sos area. Calum hood. Tahap revisi