Kenapa Tuhan menciptakan pertemuan
Jika perpisahan benar-benar mengerikan?
Adilkah semua ini?Waktu berlalu terlalu cepat.
Seperti tiupan angin di pagi cerah ini, tak jarang pohon tinggi sesekali ikut bergerak liar saat semilir angin terasa menggelitikinya.Calum tersenyum menatap namanya tertera sebagai lulusan terbaik di sekolahnya, tentu dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan,sangat mudah mendapat semua itu,karna ada Nadine yang selalu memenuhi pikirannya.
"Cal,selamat."
Calum menerima jabatan dari Luke,
"Aku salut dengan mu,kau selalu mendapat apa yang kau inginkan."Ashton merebut lengan Calum,menjabatnya tak kalah kencang.
"Lalu,nanti malam kau akan ikut bukan?"Calum tampak berfikir,hingga di menit selanjutnya,dia mengangguk mengiakan.
"Baguslah,karna aku akan memperkenalkan kekasih ku,"
Perkataan Ashton itu menimbulkan rasa curiga bagi Luke."Kau telah memiliki kekasih?"
Tanya Luke sedikit tidak percaya."Ya,hanya saja aku tidak ingin memperkenalkannya,dia sedikit pemalu."
Calum tidak begitu menyukai topik ini,dia memilih meninggalkan keduanya,berjalan santai menuju pekarangan sekolah, di sini dia bisa menatap,ada banyak siswa yang setingkat dengan dirinya,manusia-manusia itu sibuk bercengkrama dan memeluk haru atas semua perjuangan yang mereka lalui,hingga semua sampai di sini.
Calum mengingat kembali, malam ini akan ada pesta atas kelulusan yang sekolahnya selenggarakan.
Jam 8malam,Calum coba ingat-ingat kembali apa pesan Ashton pada dirinya.
"Kau harus ikut"Sesuatu memenuhi pengelihatan Calum beberapa gadis berbondong-bondong menghampiri dirinya.
"Kami bisa berfoto?""Bisa menandatangani baju ku?"
"Bisa aku memeluk mu?"
"Bisa kau melengkungkan sedikit sudut bibir mu untuk ku?"
Baiklah,untuk hari ini semua gratis Calum berikan,beberapa gadis tersenyum riang,bisa memeluk dan di peluk Calum,sekalipun tidak seerat yang mereka bayangkan.
Mereka berterimakasih dan berlari pergi,sebelum mood swing yang di miliki pria itu berada pada mode on.
Calum membawa langkahnya menjauh,semakin lama di sekolah akan membuat beban di punggungnya semakin berat saja,pria itu menuju parkiran mobil dan mengendarai mobil hitam itu dengan gerakan santai, dia perlu beberapa peralatan untuk mengubah sosok di seberang sana.
Hingga saat dirinya telah berada di pusat kota, pemandangan indah memenuhi pengelihatannya.
Ada banyak jenis gaun di toko ini,hitam,putih, merah,coklat,bahkan biru warna yang tak pernah di sukainya."Anda ingin seperti apa,tuan?"
Calum begitu enggan menatap pelayan toko itu,dia sibuk membayangkan tubuh gadis yang ada di fikirannya,hingga sesaat dia menatap gadis yang sibuk mengulang kalimat yang sama.
Calum melihatnya dengan tatapan datar,dari atas ke bawah,mencoba mencocokkan ukuran gadis ini dengan sosok yang memenuhi otaknya.
"Aku ingin gaun putih yang menjuntai hingga kelantai."
"Modelnya yang seperti apa?"
Gadis itu sedikit salah tingkah,saat mendapati Calum yang tak henti menatapnya."Menurutmu,model apa yang paling di sukai seorang gadis yang ukuran tingginya seperti diri mu."
Kedua pipi gadis itu menghangat,dan Calum tidak sedang memintanya terbawa perasaan.
"Ikut lah dengan ku."Calum membawa langkah ringannya,mengikuti gadis itu dari belakang,hingga sampai lah mereka di tumpukan gaun putih panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Cousin |Selesai•
FanfictionPanggil dia Psikopat! Bijak lah dalam membaca. 5sos area. Calum hood. Tahap revisi