ingin hilang ingatan

623 35 5
                                    

Kau lupa, siapa yang merubah ku menjadi monster? Berhentilah bersikap seolah kau tak tau apa-apa.

.
.
Seragam sekolah yang lusuh,bahkan seram itu tak benar-benar masuk ke dalam rok yang seharusnya di selaraskan,Nadine mendorong pagar dengan kesal,mengabaikan decitan-decitan yang mengilukan pendengaran,sedikit-demi sedikit tatapannya mengarah pada garasi.

Pria itu telah kembali.

Nadine mendorong pintu,namun sunyi yang pertama kali di temukannya,menjalar bergerak menuju ruang tamu,hingga tatapannya mengarah pada dapur yang mengunggah bau wangi yang tak dapat Nadine elak,ingat kapan terakhir pria itu meracik bumbu,menimbulkan wangi yang mengerogoti penciumannya dan meninggalkan siksa bagi perut nya.

Nadine berlalu, melorotkan rok sekolah yang tampak lusuh,tak segan segan dia membuang rok itu,apalagi saat gemircik darah itu memenuhi pengelihatannya.

Nadine bernafas dengan sesak,saat wangi itu semakin dekat,mengintrupsinya untuk jaga jarak. Bukan untuk mengabaikan,namun dia takut saat sudah menginginkan,pria itu justru tak memberinya.

Dengan malas,Nadine menarik jeans hitam selutut,namun belum juga melepaskan seram sekolah dengan beberapa bercak kotor di sekitar kemeja putih itu.
"Kau,habis menggembel dimana?"

Nadine tak menoleh,dia memilih duduk di meja rias,dengan pandangan lelahnya.
"Kau kehabisan suara, usai memulung?"

Masih dengan keterdiamannya,Nadine mengamati Calum yabg sibuk menikmati pastanya,ahhh wanginya benar-benar membuat sesuatu di sana bersorak sedih,kala pria itu menyendokkan pasta ke mulut nya sendiri.
Nadine bangkit,menarik kaos biru navi miliknya,menyisakan tantop hitam yang begitu kontras di kulit pucatnya,tanpa enggan dia melepas kemeja dan menggantikan kaos biru itu.

"Apa masih ada untuk ku?"
Nadine mengambil posisi duduk di sebelah Calum,mengamati pria itu yang sibuk dengan pastanya.

"Tentu,buka mulut mu."

Nadine menurut,membiarkan setiap sendokan memenuhi kunyahannya,sangat nikmat hingga dia kehabisan kata-kata.
"Enak kan?"

Nadine mengangguk,membiarkan Calum menempelkan gelas pada bibirnya,hingga air dingin itu memenuhi tenggorokannya.
"Kau sudah ada tenaga untuk bicara?"

"Aku hanya tidak mood."

"Sungguh? Si bodoh itu menarik sebagian dari dunia mu? Luar biasa!"

"Apa yang kau maksud? "
Nadine bersikap seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Ini kenapa kau menjadi sangat bodoh! Berhenti membodohi diri sendiri!"

Nadine akan bangkit,lama-lama dia merasa menjadi orang yang paling bodoh,jika lingkungannya hanya di penuhi Calum! Ya pria itu takan pernah bosan mengatainya bodoh! Dan akhirnya dia pun menjadi bodoh, persis seperti yang pria itu katakan.
"Tetap di sini!"
Calum meraih lengannya,memaksanya kembali duduk,namun kali ini berbeda,Nadine duduk di pangkuannya.

"Lepaskan aku!"

"Aku tidak mau!"

"Ku bilang lepas,ya lepas! Apa kau tuli?"
Nadine sedikit berteriak,namun teriakannya tak membuat pria itu bergeming.

"Aku tak tuli,hanya tak mendengar saja,"

"Semoga kau benar-benar tak mendengarkan lagi!!!"

"Kau mendoakan ku?"

"Enyahlah,aku ingin tidur!"

"Tidurlah dalam pelukan ku,ini gratis untuk mu!"

Nadine mencerca,dia cukup kesal dengan pria ini,bukan dengan alasan,entah atas dasar apa dia mulai bosan di permainkan,dia juga ingin mempermainkan,agar dia tau bagaimana rasanya menang dan mengalahkan.
"Apa yang kau tau?"

Bad Cousin  |Selesai• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang