Rindu

1.9K 86 1
                                    

Nadine tidak tahu,seberapa lama dia tertidur,yang pasti,saat dia sudah bangun,cuaca di luar sudah gelap.

Dia menatap pemandangan kota dari balkon.
Memori kecil mulai menuntut untuk di keluarkan,kilasan kebahagiaan mulai muncul saat dia menerawang ke dalam kota yg perlahan menunjukan lampu lampu kecil di sudut kota.

Nadine menangis.
Memeluk tubuh nya sendiri.
Perasaan takut dan sedih bercampur aduk.
Dia tidak perduli lagi dengan keberadaan Calum,kini dia menangis sekuat tenaga.
Ya,karna yg dia butuhkan hanya meluapkan rasa sedih nya.

Pintu kamar terbuka,Nadine masih belum sadar kehadiran pria itu.
Tangis nya masih menggebu gebu.
Sesekali dia menjambak rambut nya.
Dia butuh ketenangan.

Pria itu mendekat.
Dan duduk di samping Nadine.
"Siapa yg membuat mu menangis?"
Tanya nya,namun sorot mata nya masih mengikuti kegelapan di luar itu.

Nadine menatap sebentar.
Ingin sekali dia mengatakan,bila pria itu yg membuat nya menangis,namun kali ini,rasa rindu lebih mendominan dari sakit nya,dia rindu keluarga,sahabat,dan kota nya.

Nadine tidak menjawab.
Dia kembali menangis,dia tidak perduli,sekalipun Calum memukul nya,dia akan tetap menangis.

"Bicaralah..."
Calum memeluk Nadine.
"Jangan membuat ku ingin membunuh mereka!! Siapa pun yg membuat mu menangis!!"
Calum mengusap punggung yg mulai bergetar itu.
"Bicara lah Nadine..."
Dia masih berusaha sabar.

"Aku--
Aku merindukan keluarga ku..."
Nadine menguatkan isakan nya,dalam dekapan itu.

"Ooh.
Mreka.
Harusnya,kau tidak memikirkan mereka,mreka saja tidak pernah memikirkan mu..
Berhenti lah menangis"

"Aku rindu ayah ku.."
Ucap Nadine lagi.

'si brengsek itu..
Dia tidak pantas kau rindukan!! Karna hanya ada uang dan jabatan saja yg ada di otak nya!!'
Batin Calum.
"Tenang lah.
Nanti aku akan menghubungi mereka."

Mendengar itu,Nadine mendongak.
"Sungguh?"

"Ya."
Calum menghapus air mata itu.
"Aku tidak suka,saat kau menangis karna ulah orang lain..
Berjanjilah tidak menangis lagi.."
Calum menatap kedua manik mata Nadine.

Nadine hanya mengangguk.
Dan Calum kembali memeluk sepupunya itu.

Hingga cukup lama di sana.
Angin yg tadinya berhembus secara pelan,kini mulai membuat kedua nya merasa dingin.
"Ayo masuk.."
Ajak Calum.

Nadine memilih menurut.
"Apa kau lapar?"
Tanya Calum di sela sela menutup pintu.

"Tidak..
Aku hanya ingin kembali istirahat."
Jawab Nadine sembari duduk di kasur..

"Baiklah..
Istirahat lah.
Besok kau akan sekolah.."
Sebelum Calum pergi dia masih sempat memasang selimut ke tubuh Nadine.
"Jangan pernah percaya siapa pun selain aku.."
Dia mencium rambut Nadine.
"Selamat malam."

Dia pergi tanpa mendengar jawaban dari Nadine.
.
.

.
.

Nadine melihat sebuat pesan di meja makan.
'Makan lah.
Kalau kau tidak makan, percayalah aku tidak akan pernah memberi mu makan,sekalipun kau hampir Mati!

Ingat,aku tau apa saja yg kau lakukan!!'

Nadine mendengus sebal.
Pria itu selalu menyelipkan kata kata yg menakutkan,di sela sela perhatian nya.

Nadine hanya duduk dan mulai menikmati makanan nya.
.
.
.

"Lain kali,saya tidak akan terlambat pak..."
Pinta Nadine pada seorang satpam.

Bad Cousin  |Selesai• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang