siapa yang salah?

483 33 2
                                    

Aku tau,kau pun tau,aku tak akan pernah melupakan mu.

Bisikan mulai mengalun pelan.
Air mata perlahan membanjiri wajahnya.
Dia berusaha menggapai sesuatu,namun tak ada yang dia dapat.
Beberapa kali nafasnya tercekat,seolah terbang dengan kebebasan,namun sesuatu menahan nya. Cinta.

Nadine mengerjap,merasakan nafasnya naik-turun di ikuti senggukan kecil,tidak ada calum,Luke,atau Ashton. Namun pakaiannya? Kenapa rumah ini tampak porak-poranda? Seperti habis kemalingan saja.

Nadine menyibak selimut,hanya tanktop hitam dan celana kain selutut yang membalut tubuhnya,pantas saja dia sedikit menggigil.

Nadine menuruni kasur,berusaha mencari keberadaan pria itu,hingga langkahnya bergerak menuju ruang tamu,pantulan api lah yang pertama kali dia lihat, kebun belakang,ada banyak kepulan asap di sana.

Nadine mencarinya,seperti seseorang yang kian lama tidak bertemu,berusaha sekuat tenaga Nadine memanggilnya,mencari sosok di balik tiang api yang begitu tinggi.

"Ada apa?"
Nadine tercekat,memutari tubuh hingga tatapannya bertemu dengan calum yang hanya mengenakan celana panjang semata kaki.

"Kau kemana saja?"
Nadine tak kuasa menahan air mata,memeluk pria itu erat.

"Itu lebih baik,semalam kau mabuk berat,aku tidak ingin menjadi monster yang menghancurkan mu."

Nadine terdiam, mabuk? Apa dia meminum sesuatu yang membuatnya kehilangan kesadaran? Jika memang ia,pantas saja sampai sekarang kepalanya begitu berat.

"Kau tidak tau,betapa buasnya Calum semalam."

Nadine menoleh sebentar,melihat Ashton yang ikut bertelanjang dada,hey ini masih pukul 3pagi,apa ini semua terlihat wajar?
Kedua pria ini sama-sama bertelanjang dada.

"Dimana Luke?"
Suara Nadine tercekat saat melihat pria itu sudah terbaring dengan darah dingin di sekitar pipinya.

"Dia hampir melukai mu,"
Bisikan Calum membuat Nadine menegang,spontan dia memeluk erat pria itu.

"Tidur lah,kami masih harus menyalakan api,jika tidak, angin kencangnya datang lagi,"

Nadine menggeleng,bisa-bisanya pria ini memintanya tidur lagi,saat beberapa mimpi buruk bergilir menghujaminya.

"Aku takut,tidak bisa,seseorang mengejar ku!"

"Itu hanya ilusi mu,tidurlah Nadine,"
Ashton ikut menimpali,namun Nadine tak kunjung mengiakan.

"Apa aku harus menghisap darah mu lagi? Atau menggores luka di punggung mu?"
Nadine merasa sendinya mulai nyeri,tatapannya tertuju pada Calum,pria itu menatapnya sedatar mungkin.

"Temani aku sebentar,"
Pinta Nadine pelan,kedua lengannya begitu enggan untuk memeluk pria itu lagi,nyalinya menciut dengan perlahan.

"Huh,cepat lah."

Nadine berjalan lebih dulu,sedangkan Ashton dan Calum hanya saling memberi kode untuk menjaga Luke dan tak henti menyiramkan sesuatu pada api yang berkobar.

"Apa lagi yang mengganggu mu?"
Calum menutup pintu,di ikuti tutupan pada gorden kamar yang entah sejak kapan terbuka.

"Aku tidak tau,mimpinya terasa nyata."
Nadine menarik selimut hingga sebatas leher,sedangkan Calum berbaring di sebelahnya.

"Mau dengar cerita ku?"
Perlahan lengannya mengusap lembut rambut Nadine,membelai di ikuti cerita-cerita aneh yang keluar dari bibirnya.

Nadine hanya mengangguk saja,membiarkan pria itu memulai ceritanya.

Bad Cousin  |Selesai• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang