nyawa di bayar nyawa.

475 40 19
                                    

Kemana pun aku pergi,aku ingin kau kembali
Berapala lama pun kau pergi,aku ingin kau kembali.

Normal pov

Nadine tersenyum,mengusap bibirnya berkali-kali bersama tatapannya yang mengosong.

Membersihkan rumah? Sudah.
Menyimpan jasad pria brengsek itu? Juga sudah.
Kedua lengannya sangat gatal,hingga kembali membuka laci,barang itu tak pernah di lihat bahkan dinsentuhnya dengan langsung,namun hari ini dia beraksi dengan barang itu.

Jangan salahkan Nadine,karna Calumlah yang menyimpan barang itu dengan sangat semberono,kedua mata Nadine menyipit,memerhatikan benda tajam itu lagi,sangat mengkilap dan memiliki banyak ukuran.

"Apa yang kau lakukan?"

Nadine terkejut,wajahnya tiba-tiba memanas,memerhatikan Calum yang berdiri di ambang pintu.

"Aku tidak mendengar suara motor mu,"
Nadine menutup laci,sudut bibirnya tiba-tiba merekah memerhatikan pria itu.

"Aku kan terbang,mana mungkin kau dengar."

Nadine memerhatikan nya,saat pria itu melepas seragam sekolah,tiba-tiba kilasan perlakuan Deardo membuatnya gemetaran,sepasang kakinya hampir tak bisa menahan bobot tubuhnya.

"Hey? Ada apa dengan mu?"

Nadine menggeleng,rasa takut mulai mengendalikan dirinya.
"Memangnya aku kenapa?"

Calum mendekat,mengamati perubahan Nadine.
"Apa ini? Siapa yang memukul mu?"

Nadine menyembunyikan lengannya, bengkak dan sedikit memar memang masih benar-benar kontras diantara kulit pucatnya.
"Aku jatuh."

"Dimana?"
Calum maju selangkah,menyorot rupa curiga dihadapan Nadine.

"Di sekolah."

"Kau yakin tidak sedang membohongi ku?"

Nadine mengangguk, berusaha mengimbangi tatapan mengintimidasi yang pria itu berikan.

"Lalu mata mu,sembab karna menangis?"

"I-iya,"

"Kau gugup?"
Calum meletakan kedua lengannya di bahu Nadine,mengamati Nadine lebih jauh lagi.

"Aku lapar,"

Calum mundur,mendengus malas.
"Pantasan aku seperti mendengar jeritan,ternyata dari perut mu."
Pria itu berbalik,menarik kaos dari lemari.

"Kenapa melamun,apa aku salah?"

Nadine menggeleng kaku,sepasang kakinya berjalan mengikuti pria itu dari belakang.

Cicak cicak di dingding
Diam diam mencekik
Datang seekor nyamuk
Hap! Lalu di sekap!

Tubuh Nadine mengejang,menatap kepala ayam yang ada di hadapannya,rasa mual,jijik,sekaligus ngeri membuatnya tak selera sedikit pun.

"Kenapa hanya di lihat?"
Calum mengusap kepalanya sayang.

"Aku tidak makan kepala ayam,"

"Lalu,kepala manusia,begitu?"

"Calum..."

"Baiklah, kita ganti."
Calum mengangkat piringnya pada Nadine,memberi bagian sayap.
"Makanlah,aku tau kau butuh tenaga yang banyak,kau lelah kan?"

Nadine tersendak,mendengar perkataan Calum yang aneh, apa maksud pria itu?

"Kau baik-baik saja?"

Nadine mengangguk,kepalanya menunduk sangat dalam,menatap kaki telanjangnya,yang di penuhi darah tadinya.

Tak ada yang mereka perbincangkan.
Mereka diam dengan sesuatu yang mengganggu pemikiran keduanya sore ini.

Bad Cousin  |Selesai• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang