13. Kebangkitan

4.8K 422 11
                                    

"Jadi..."

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" ucap Vion angkat bicara.

"Menemukan tuan putri dan pangeran Crystallion. Lalu memerangi Darzie, mengembalikan lagi Crystallion yang dahulu" ucap Nelia. "Tapi sebelum itu, aku ingin Lya menceritakan latar belakangnya dahulu"

"Aku adalah anak tunggal... Ayah ibuku adalah orang yang sangat sibuk. Mereka sering keluar kota demi pekerjaannya. Entah bagaimana keadaan mereka setelah aku disini" ucap Lya melihat atas ruangan.

"Selain itu?" tanya peri Willyn.

"Selain itu, aku tak tahu asal usul nama ini. Yang jelas, aku merasa orangtuaku tak begitu peduli padaku setelah aku besar. Aku sempat mengalami depresi dulu, tapi berkat adanya Nelia yang menyamar menjadi Stevany. Aku jadi kuat menghadapi semua itu"

"Kejadian aneh apa yang kau temukan selama disini?" tanya Nelia lagi... Disusul anggukan peri Willyn.

"Tangkai dan bunga kristal warna-warni" jawab Lya.

"Dimana kau menemukannya? Aku tahu bunga itu, setahuku hanya mitos. Kecuali pada orang yang ditakdirkan untuk itu" tanya peri Willyn.

"Dihalaman depan asrama putri" jawab Lya mantap.

"Kau tau apa gunanya bunga itu?" tanya Nelia.

"Aku tak tau pasti. Tapi yang jelas keesokan harinya bunganya hilang, tinggal tangkainya saja" jawab Lya mengingat-ingat kejadian itu.

"Tangkainya masih kau simpan?" tanya peri Willyn.

"Oh... Ada, ini" ucap Lya menyerahkan tangkai bunga kristal itu pada peri Willyn. Ia terbelalak.

Ia terkejut dan berkata "tangkai ini bentuknya sama seperti dibuku ramalan kuno itu" lalu menatap Lya lagi. "Kalau kau memang yang ditakdirkan pada bunga ini. Bunga ini akan memberimu petunjuk, ia akan membantumu" ucap Peri Willyn.

Tangkai bunga itu ia serahkan pada Lya lagi. Lya masih bingung, apa yang bisa dilakukan oleh tangkai itu? Sedangkan kegunaannya saja Lya tak tahu.

"Jadi Nelia... Apa kesimpulanmu? Kau adalah saksi semua itu, bukan? Jadi kau seharusnya tahu" tanya master Olivia. Dia adalah pendengar yang baik, selalu mencari kesimpulan disetiap masalah.

"Aku belum berani memastikan, master Olivia. Tapi sesuai ciri-ciri tuan putri sangat mirip seperti Lya. Tapi manik matanya berwarna Nila." ucap Nelia dalam tubuh Anantia sambil melirik Lya.

"Ooh... Jadi begitu ya. Kita harus membuktikannya" celetuk Vion yang juga melirik Lya dan menyeringai. Itu membuat Lya semakin tak nyaman.

Erita hanya mendengarkan seisi ruangan itu berdiskusi masalah yang tak dia pahami.

"Aku... Harus bagaimana?" tanya Lya gugup.

"Munculkan mata nilamu" ucap peri Willyn.

Lya semakin bingung. Selama ini ia mengeluarkan kemampuannya karena ada yang harus dia tolong atau atasi. Saat ini tak ada yang harus ditolong.

"Kemampuan Lya masih dalam tahap refleks, peri" ucap master Steva berjalan mendekati Lya. "Tapi... Kurasa aku dapat membantunya" master Steva menatap lekat mata Lya.

"Master Ghia..." panggil master Steva yang mengerti apa yang harus dilakukan.

Master Ghia mengangguk. Ia sudah paham mengapa master Steva memanggil dirinya.

Master Ghia memanggil satu makhluk yang tak terlihat diruangan itu. Ya, makhluk gaib itu adalah teman master Ghia. Diruangan itu yang hanya bisa melihat seharusnya master Ghia, Nelia dan Lya sendiri.

"A... Ada yang datang" ucap Lya menoleh kekiri dan kanan. Ia mencari siapa yang menurutnya sedang datang kemari.

"Temukanlah, Lya. Jadikan ia temanmu! Jadikan ia juga bagian dari dirimu dan kemampuanmu. Seperti kau dibumi dulu!" ucap master Steva masih menatap mata Lya lekat.

Makhluk yang dipanggil master Ghia tadi berputar-putar mengelilingi Lya. Semakin mendekat. Lyapun semakin panik. Kepekaannya masih bertindak saat ini. Tapi penglihatannya belum.

"Aktifkan kemampuanmu Lya!" teriak Nelia.

Lya baru saja menyadari kemampuannya berkat Nelia. Ia memejamkan matanya. Lalu membukanya dan maniknya berwarna nila pudar.

"A.. Aku hanya melihat bayangan yang berputar disekelilingku!" seru Lya semakin panik. Pandangannya malah kabur karena ia merasa terlalu fokus dengan bayangan yang berputar mengelilinginya secepat itu.

"Lya, dengarkan aku, fokuslah pada dirimu. Jangan fokus pada apa yang kau lihat. Yang kau lihat itu bisa menipumu. Tapi tidak pada dirimu, didalam dirimulah semua kemampuan itu ada. Fokus pada dirimu!" ucap Master Steva masih melihat lekat pada Lya. Namun mulai mundur sedikit. Aura biru khasnya berkobar.

Lya mencoba fokus pada dirinya sendiri. Ia menghiraukan bayangan tadi untuk sekejap saja. Ia harus menemukan kekuatan dalam dirinya.

Ketika ia membuka matanya lagi. Semua terlihat jelas, lebih jelas dari sebuah bayangan buram. Manik matanya berwarna nila yang perlahan menjelas. Nelia tersenyum, master Steva tersenyum. Seisi ruangan kagum.

Bayangan itu berhenti. Tangkai yang digenggam Lya bercahaya. Lalu memanjang seperti sebuah tongkat yang berkilau. Berukir berlian emas nila yang indah. Dengan bentuk kepala singa diujung bawah tongkat dan diujung atas tongkat terdapat kristal nila membentuk kuncup bunga.

Aura nila memenuhi ruangan. Berpadu dengan kristal yang berkilauan.

"Selamat datang dan bangkit kembali, Tuan Putri Lya Indy Crystallion" ucap Nelia memberi hormat. Disusul semua orang yang ada diruangan itu.

.
.
.
.
.
Maaf ya cuma sedikit buat chapter ini... Sekolah dan pr mulai menyerbuku😆
Semoga terus bisa melanjutkan cerita ini. Mohon supportnya teman2. Saya juga baru belajar.

Buat yang koment, vote, read, dan nambahin ke reading list. Makasih ya. Terbaiklah pokonya😆

Semangat selalu kawans....

Salam

Ika F💎

Indigo Academy (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang