9. First Class (2)

5.5K 409 3
                                    

"Selamat datang dikelas kami, Lya Indy Crystallion" sapa Master Steva.

Lya sedikit terkejut, biasanya ia akan memperkenalkan dirinya didepan kelas seperti biasanya. Namun kali ini malah dia sendiri dikenalkan oleh master Steva.

Banyak anak laki-laki bersiul siul dan bertepuk tangan. Seperti habis memenangkan apa saja. Lya tau itu ditujukan untuknya. Karena yang lain bersikap biasa saja.

"Sudah cukup murid-murid" ucap master Steva kesal. "Hari ini kita akan belajar tentang mind tahap 2"

Semua murid-murid melongo. Lya yang tak mengerti apapun tak bereaksi apa-apa. Yah, walaupun ia ketinggalan materi mind tahap 1.

Seorang anak hendak mengangkat tangannya protes. Tapi didahului master steva. "Murid-murid, saya rasa materi mind tahap 1 sudah dapat kalian pahami. Lagipula kurasa sudah waktunya kita beranjak kemateri mind tahap 2". Sukses menjawab anak tersebut menurunkan tangannya.

Master Steva melanjutkan penjelasannya "mind tahap 2 ini terdiri dari mengendalikan pikiran dan mencuri ingatan" semua anak terlihat lemas mendengar penuturannya. Lya hanya diam mendengarkan, tak asing dalam ingatannya.

Lya POV

Mengendalikan pikiran dan mencuri ingatan? Berarti bisa jadi materi mind tahap 1 adalah membaca pikiran?

"Tepat sekali Lya, kau sudah pernah mempelajarinya bukan?" ucap master steva mendadak.

Aku terkejut sekali. Bingung menjawab apa. "I.. Iya master" jawabku gugup.

"Jangan gugup begitu, sudah biasa master Steva begitu" ucap perempuan yang duduk dibelakangku. "Namaku Anantia Rielth, senang berkenalan denganmu Lya"

Aku tertegun, ia ramah sekali. "Senang berkenalan denganmu juga Anantia" ucapku dengan senyum.

"Kalau kepanjangan, panggil saja Anantia atau Rielth. Keluargaku memanggilku Rielth. Oh iya, sepertinya nama panjangmu itu punya makna yang tersimpan, Lya"

"Aku tak tau Anant, mungkin benar katamu." jawabku. Entah kenapa aku jadi berpikir tentang nama lengkapku itu. Selama ini jarang kupikirkan.

"Ehm, ehm. Kalian berdua jangan ngobrol dikelas saya!" ucap master Steva mengagetkan aku dan Anantia. Sontak kami diam.

"Ssst... Nanti kita lanjutin ya" ucap Anantia bersemangat.

Aku mengangguk. Sedikit kesal dengan master yang satu ini. Steva, tak dikamar tak dikelas sama saja!

"Mengendalikan pikiran adalah kemampuan yang fleksibel. Kalian bisa mengaturnya sesuka hati. Tapi kemampuan ini juga berefek jika kalian tak bisa mengendalikan pikiran kalian." jelasnya.

Tentu saja, jika penggunanya tak bisa mengendalikan pikirannya, bagaimana mungkin mengendalikan pikiran orang lain?

"Kita akan mencoba praktek. Saya tau dikelas ini ada yang sudah bisa melakukannya." Ucap master Steva. Dengan penekanan pada kata 'melakukannya'. Ooh tidak, perasaanku mulai tak enak.

Aku yakin, master Steva sangat berpengalaman. Apalagi diriku yang sekamar dengannya. Haduh, gawat!

"Lya Indy Crystallion dan Erita Miaorie, maju kedepan." ucap Master Steva yang langsung membuatku pucat pasi. Pasti dia memilihku untuk praktek.

"Lya, kau harus mengendalikan pikiran Erita. Nanti master akan memberi nilai plus untukmu" ucap master Steva santai.  Ingin sekali aku berteriak, memang semudah itu!. Huh, kalau dia bukan teman sekamarku, awas nanti!.

Master Steva hanya tersenyum mengetahui pikiranku.

Author POV

Mendadak suasana kelas menjadi tegang. Semua murid menunggu apa yang akan terjadi. Apakah Lya bisa menaklukkan pikiran Erita?.

Indigo Academy (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang