Diamond Flower

5.9K 409 3
                                    

"Apa ini!!!"

Sebuah bunga berlian berwarna warni. Namun tersusun menjadi 1 bunga. Sangat cantik, auranya pun positif. Bagian mahkotanya berwarna warni namun tengahnya berwarna bening.

"Apakah boleh kupetik?"

Lya menyentuh bunga itu. Namun sekarang ia memetiknya. Tangkainya besar dan kuat. Tapi Lya tak kesulitan untuk memetiknya.

"Bunga cantik! Aku mendapatkanmu!"

"Mengapa ada bunga secantik ini ditaman? Kenapa tak ada yang mengetahuinya ya?" gumamnya.
"Aku bawa saja, pasti bunga langka!"

Beberapa langkah Lya mundur...

"Gadis ungu!" ucap seseorang tidak terlalu keras tapi jelas.

Suara ini... Aku seperti mengenalnya?

"Ah, rupanya kau master Vion" ucapku. Merasakan energi seseorang, entah bagaimana aku bisa.

"Bagaimana kau tau itu aku?"

"Sudahlah, jangan panggil aku gadis ungu" ucapku yang masih membelakanginya.

"Lalu apa? Gadis yang keluar malam larut begini?" ucapnya.

"Memangnya kau tidak? Bahkan kau suka mencari informasiku diam diam" ucapku tak mau kalah.

"Bagaimana kau tau?"

"Aku membaca pikiranmu"

"Bagaimana mungkin! Kemampuanmu adalah telekinesis, Lya" bantahnya.

"Lihatlah aku!" ucapku lalu membalik badan.

"Mata putih!!!!" ucapnya kaget.

"Apa? Mata putih?" tanyaku tak percaya.

"Benar, putih seperti kristal" jawabnya.

Huh... Tenang Lya, tenang...
Lya memejamkan matanya dan..

"Hah! Biasa?" kagetnya.

"Syukurlah..." ucapku lega.

"Bagaimana bisa? Matamu berubah seiring kemampuanmu yang lebih dari satu itu.?" tanyanya.

"Tugasmu mencari tahu, ketua" ucapku malas.

"Huh, kuberi ilusi baru tahu rasa kamu!" ucapnya jengkel.

"Hah, aku bisa menggagalkannya!" ucapku tak mau kalah." seperti dulu, kau bahkan shock karena kalah!"

"Dasar!" ucapnya.

Suasana kemudian hening...

"Kau tidak mengantuk?" tanyanya.

"Tidak" jawabku. Dingin sekali.

"Apa perlu aku buat kau mengantuk?" ucapnya terkekeh.

"Memangnya bisa?" ucapku tak percaya.

"Ooh... Kau perlu bukti? Baiklah"

"Eeh jangan, bilang saja kau mau mengusirku, huh!"

"Siapa bilang! Aku hanya bertanya apakah kau tidak mengantuk?" bantahnya.

"Baiklah, aku jawab. Aku tak bisa tidur. Dan aku tertarik untuk keluar asrama. Lalu bertemu denganmu" ucapku malas.

"Ooh seperti itu"

Kemudian hening kembali....

"Baiklah, kalau seperti ini lebih baik aku kembali keasrama saja" ucapku malas.

"Kembalilah sana! Untung aku tak menskosrs murid yang keluar malam sepertimu itu!" ucap vion

"Dan untung aku tak terlalu menyadari sikapmu yang begitu angkuh itu, ketua" ucapku jengkel.

Indigo Academy (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang