Penyusup

5.8K 440 11
                                    

"Aaahhh"

"Hylaa"

Aku melihat kearahnya, lengannya terkena api itu. Ia mengalami luka bakar karenanya.

"Beraninya kau melukai temanku!" ucapku marah.

"Siapa takut, heh! Serahkan dirimu dulu. Ikut aku pada tuan Darzie" ucap penyusup itu.

"Bilang sama tuannmu itu, aku Lya tak akan menyerahkan diri, sampai kapanpun! Ingat itu!"

Lya, belum pernah kulihat kau setegas ini. Batin Hyla.

"Bersiaplah! Hahaha!!!" ucap penyusup itu. Dia mengeluarkan bola hitam kecil lalu melemparnya ketanah. Muncullah asap hitam yang sangat tebal. Sehingga tak bisa melihat apapun.

Aku tak bisa melihat, bagaimana ini?

Lupakan! Aku akan memakai kepekaanku yang lain.

Dengan mata terpejam, Lya mencoba mengandalkan 'perasaannya' dan kepekaannya terhadap energi. Penyusup itu melemparkan api dari arah kanan Lya.

Tak terduga sama sekali Lya mengeluarkan es dari tangan kanannya kearah api tadi. Api itu menguap bersama hancurnya bongkahan es.

"Tak bisa diremehkan juga kau bocah!"

"Simpan kata katamu yang kasar itu!" ucap Lya mulai emosi.

"Tapi kau akan ikut denganku! Ke istana tuan Darzie! Hahaha"

Lya membalas menyerang. Kali ini ia mengeluarkan tombak es dari tangan kanannya. Penyusup itu berputar putar dengan maksud mempermainkan fokusnya Lya.

"Kena kau!" ucapnya sambil melemparkan tombak itu. Tombak itu mengenai kaki kanan penyusup dan tombak masuk ke luka pada kaki kanannya.

"Aahh!" teriak penyusup itu kesakitan.

Strategi Lya adalah melumpuhkan penyusup terlebih dahulu. Baru melenyapkannya(kalau dia tega) karena Lya tak tega bila ada pembunuhan.

Luka akibat tombak es itu menyebabkan luka yang cukup dalam dan menyilukan karena terbuat dari es yang tak biasa. Korban juga tak bisa bergerak karena efeknya akan membekukan juga.

Kabut tebal itu perlahan mulai menipis karena tak bisa bertahan terlalu lama.

"Tunggu sampai kawan kawanku kemari!" ucap Lya lalu melemparkan es nya dan menjadi kurungan bagi penyusup.

Penyusup mencoba melelehkan kurungan yang dibuat Lya. Tapi tak berhasil. Yang ada es nya makin tebal saja.

"Kau belum tahu, kemampuanku itu kristal. Es itu mengandung kristal. Jadi tak bisa mencair" ucap Lya.

Lya menghampiri Hyla yang terduduk jauh dibelakangnya. Ia melepas pelindung Hyla agar selama ia bertarung tadi Hyla tak ikut diserang oleh penyusup itu.

"Kau tak apa? Hyla?" tanya Lya.

"Aku tak apa. Hanya saja, kemampuanku tak bisa untuk meringankan lukaku sendiri" jawab Hyla lemah.

"Hyla, terkadang ada saatnya kita terluka dan tak bisa menyembuhkan luka kita sendiri. Tapi ada saatnya orang lain terluka kita dapat menolongnya. Itulah mengapa semua akan saling membutuhkan walaupun sehebat apapun orangnya" ucap Lya sambil mengeluarkan es berwarna hijau muda kebiruan. Lalu mengarahkannya pada luka Hyla.

Hyla tertegun dengan ucapan Lya. Benar juga katanya. Dia juga tertegun karena Lya bisa berubah mendadak menjadi selembut ini.

"Ngilu sekali" ucap Hyla meringis menahan ngilu.

"Maafkan aku, hanya ini yang kubisa. Walaupun aku tak berbakat healing sepertimu tapi kemampuan es kristal dengan herbal hijau bisa meringankan mungkin" ucap Lya. "Apalagi lukamu adalah luka bakar"

Indigo Academy (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang