"sebenarnya putri Lya dilahirkan disini, dipenjara ini" ucap Saxles. Matanya tak berani menatap langsung pada Lya. Karena ia tahu bagaimana ekspresi Lya yang membuat bulu kuduknya merinding.
Lya terkesiap, namun ia tak menunjukkannya. Ia lebih memilih untuk pura-pura terkejut. "Ceritakan lagi padaku Saxles, aku ingin rahasia kecilku terbongkar dan aku bisa melanjutkan takdirku" ucapnya mantap. Walaupun belum ada bayangan yang ia dapatkan untuk masa depannya.
Nelia yang berada disamping Saxles hanya diam. Ia gugup oleh kewibawaan Lya saat ini. Juga ia gugup oleh Saxles yang hendak menceritakan masa lalu Lya.
Saxles menghembuskan nafas berat, lalu ia mulai bercerita. "Saat itu Ratu Dilia sedang mengandung anak kembar. Ketika hampir dekat dengan hari kelahirannya. Ratu Dilia meminta agar ia bisa melahirkan dengan tenang tanpa gangguan apapun. Apalagi saat itu keluarga kerajaan sedang diincar oleh Darzie."
Lya menatap kosong, "ibu?"
Melihat itu Nelia tersentuh, ia teringat saat menghabiskan waktu bersama sang putri dahulu. Bermain bersama, walaupun ia bukanlah orang bangsawan. Tapi putri sangat baik padanya. Ia rindu hal itu, tapi yang ia hadapi sekarang adalah putri Lya yang lain. Dilahirkan kembali untuk menumpas kejahatan dan mengembalikan kebenaran. Itulah Lya yang kini ia kenal.
"Raja Roariel mengusulkan untuk membawa ratu Dilia kedalam penjara ini. Saat itu aku menjadi penjaga ruangan ini. Aku telah bersumpah, untuk menjaga ratu Dilia agar tetap aman."
Lya menghela napas, "adakah hal yang terjadi diluar kerajaan?"
Saxles dan Nelia tersentak, mereka terkejut Lya bertanya hal itu. "Benar putri, saat kelahiran putri dan pengeran Lyan. Kerajaan diserang oleh Darzie. Saat keadaan genting itu, kau lahir. Lalu dinamailah putri Lya Indy Crystallion dan pangeran Lyanvera Roarichard Crystallion
Lya diam tanpa ekspresi. Ia melihat penjara tempat ia lahir kedunia. Entah mengapa hatinya menuntun untuk memasuki penjara itu. Kakinya melangkah pelan, ia mencoba tegar. Mengingat kembali masa lalunya. Jantungnya berdegup kencang. Tangannya menyentuh jeruji besi penjara itu.
"Dimulai dari jeruji ini, aku muncul didunia" renung Lya. Matanya menatap lekat pada besi yang terlihat lama tapi tak berkarat. "Lalu, aku masih tak menyangka kalau jeruji ini adalah titik mulaku"
Nelia menunduk, "titik mula putri memang benar disini" ucapnya mantap. Saxles juga ikut menunduk dalam mendengar ucapan Nelia.
Lya menghela nafas, ada gemuruh yang bergejolak dihatinya. Rasa penasaran menyelimuti perasaannya. "Bagaimana kalian bisa membuktikan padaku, kalau aku lahir dibalik jeruji?" Tanya Lya parau.
Nelia dan Saxles kembali menunduk. Merekapun tak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Lya. Lya hanya tersemyum pahit. Mengingat bagaimana sakitnya ia dibunuh pada masa lalu. Adar Rhei lah yang membuatnya tahu sedikit hal yang terkubur dalam masa lalunya.
"Putri, ibu Ratu Dilia pernah mengucapkan pada hamba sesuatu saat setelah melahirkan putri" ucap Saxles lirih, tapi berhasil terdengar oleh Lya.
Lya tertarik, ia menoleh pada Saxles dan mengangkat alisnya "apa itu, Saxles? Ibuku bicara apa?" Tanyanya.
Saxles menjawab "Ratu Dilia bicara pada hamba. Kalau kelak putra-putrinya bisa memiliki banyak kemampuan yang hebat. Disetiap peristiwa dan masalah yang dijalaninya. Ia akan mendapatkan hal baru" terangnya sambil mengingat-ingat persis ucapan Ratu Dilia.
Lya terlihat berfikir, rambut panjangnya berhembus pelan oleh angin yang datang entah darimana. "Hal baru?" Tanyanya lirih. Berusaha meresapi apa yang dimaksud ibundanya itu.
Saxles hanya mengangguk. Menunggu reaksi sang putri.
Lya teringat pada suatu masa saat ia bersama Adar Rhei. Rhei membuatnya melihat masalalunya. Entah bagaimana caranya tapi Lya yakin kalau dia juga bisa melakukan hal seperti Rhei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Academy (Proses Revisi)
Fiksi RemajaSedang dalam proses revisi! Lya's POV Aku datang di dunia yang asing bagiku. Aku melihat, semua orang yang ada di sini saling menunjukkan kemampuan luar biasa mereka. Mereka semua sama sepertiku, dalam label seorang anak indigo. Kita adalah anak-ana...