39. Menguji Ingatan

1.1K 109 37
                                    



Hari telah berganti malam. Mereka membangun tenda-tenda untuk bermalam seperti biasanya. Suasana sedikit mencekam dan gelisah karena beberapa orang sibuk mengkhawatirkan teman-temannya.

Di sebuah tenda yang berukuran sedikit lebih besar, seorang lelaki terlihat gelisah keluar masuk tenda. Nelia melihat gelagat pria itu dengan seksama. Terlihat jelas ekspresi wajahnya yang tampak begitu khawatir.

Sementara ditenda lain, Master Hyla terlihat sangat sibuk. Tak dipungkiri insiden hari ini sungguh sangat berbahaya. Nyawa seseorang mungkin bisa melayang jika tidak ada sedikit keberuntungan bagi mereka.

Nelia berdiri dari tempat duduknya didekat api unggun. Ia menghampiri tenda yang paling besar milik Putri Lya. Karena mendapati seorang pria berada didalamnya, Nelia memberi salam dari luar terlebih dahulu.

"Pangeran Rhei, bolehkah Nelia masuk?" Tanya Nelia sopan. Tak lama terdengar suara dari dalam, "silahkan"

Nelia melihat Rhei duduk disamping tempat tidur Lya yang sederhana. Sejak kejadian tadi, Nelia belum melihat Rhei tenang. "Pangeran Rhei, bagaimana kondisi putri?" Tanyanya memecah keheningan.

"Sudah lebih baik." Jawab Rhei, kemudian ia melihat wajah Lya yang belum membuka mata, "Nelia, aku ingin bertanya sesuatu padamu." Ucap Rhei tiba-tiba.

Mendengar itu Nelia sedikit terhenyak. Sangat jarang Pangeran Rhei berbicara dengannya, apalagi bertanya. "Silahkan, Pangeran Rhei."

"Apakah akhir-akhir ini, kau melihat sesuatu yang aneh dengannya?" Tanya Rhei memulai perbincangan. Matanya masih tak lepas memandangi wajah Lya yang pucat.

"Jika kujawab tidak, Pangeran Rhei tentu tidak akan percaya, bukan?" Jawab Nelia. Sebenarnya dalam hatinya ia tidak ingin mengungkap kebenaran yang ia lihat sebelumnya. "Beberapa hari terakhir ini Putri Lya sering melamun. Terkadang juga merasa terganggu oleh entah apa itu. Tapi melihat dikehidupannya sebelumnya, ia tak pernah seperti ini." Jelas Nelia.

"Maksudmu? Hal aneh ini dimulai ketika kita masuk ke daerah ini?" Tebak Rhei memastikan. Nelia menggangguk, "menurut Nelia sendiri begitu, Pangeran Rhei." Jawabnya.

"Kalau begitu, kau sudah tahu apa penyebabnya?" Tanya Rhei kemudian. Tapi Nelia menggeleng, "Nelia tak tahu soal ini. Hanya merasa saja..."

"Steva... Stevany..." ucapan Nelia terpotong saat Nelia ingin melanjutkan pembicaarannya. Tiba-tiba Lya menggumam memanggil nama Master Steva. Namun Lya masih belum sadar, melihat itu Rhei mengguncang tubuh Lya pelan untuk menyadarkannya.

"Lya... Lya bangunlah" ucap Rhei. Butuh beberapa saat untuk membuat Lya terbangun dari kondisinya. Akhirnya Lya membuka matanya, nampak butir-butir keringat didahinya. Rhei menduga, Lya mengalami mimpi buruk.

"Syukurlah, kau sudah siuman." Ucap Rhei tersenyum. Lya melihat sekeliling, sekarang ia berada disebuah tenda miliknya. "Ada apa?" Tanya Lya kemudian.

"Kau pingsan. Master Hyla berkata, kau terlalu menguras energimu. Ditambah kondisi fisikmu yang lemah." Jelas Rhei. Saat Lya mencoba untuk bangun dari posisi tidurnya, ia sempat merasa pusing yang sangat. Melihat itu Rhei langsung membantunya bangkit.

Nelia tersenyum melihat perhatian Pangeran Rhei kepada Putri Lya. Ia juga tak menyangka, saat ia ingin memberitahu sesuatu kepada Rhei, Putri Lya tanpa sadar menyelanya. Tapi baginya itu juga bagus, biarlah waktu yang akan memberitahu mereka.

"Didalam lubang, sebenarnya apa yang terjadi? Dan juga dijalan itu, apakah kau telah mengetahuinya sebelumnya?" Ucap Rhei lanjut bertanya.

Lya menunduk menghindari tatapan Rhei. Kemudian ia melihat tangan kanannya yang dibalut dengan kain. Ia lalu merabanya pelan. Melihat luka ditangannya masih baru saja diobati, seharusnya ia telah pingsan dengan waktu yang tidak cukup lama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Indigo Academy (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang