14. Dimana Lya?

5.3K 383 4
                                    

Seisi ruangan itu dipenuhi rasa takjub. Sebenarnya, Lya juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini. Lya juga belum siap menerima kenyataannya ini.

Pakaian Lya berganti menjadi gaun berwarna nila. Tiaranya nila-emas berbentuk kristal. Dikedua sisinya terukir kepala singa.

"Dia benar benar seorang puteri" ucap Peri Willyn tak percaya.

Cahaya yang berpendar tadi masuk ketubuh Lya. Semua perhatian terfokus padanya.

"Aku... Putri?" tanya Lya sambil melihat dirinya sendiri.

"Iya, putri" jawab Nelia hormat.

"Apakah benar?" tanya Lya masih tak percaya.

"Iya tuan putri" jawab seisi ruangan. Vion masih tak berkedip. Ia juga belum dapat menerima yang telah ia lihat.

Lya menghela nafas. Ia mencoba menyadarkan pikirannya yang mengira ini cuma mimpi. Ia melirik kearah Nelia.

Lya mengarahkan tangannya kearah tubuh Anantia. Tangannya mengeluarkan cahaya nila yang berkilau seperti kristal.

Tubuh Anantia kaku. Lalu ia sempoyongan. Lya berlari dan menangkap tubuhnya sebelum jatuh ketanah. Syukurlah, Lya tepat waktu menangkapnya. Disampingnya ada sosok Nelia.

"Nelia, lain kali jangan suka masuk raga orang sembarangan" ucap Lya melihat kondisi Anantia.

Diruangan itu yang seharusnya dapat melihat seperti Lya adalah master Ghia dan Peri Willyn. Namun mereka bersikap biasa saja.

Lya menoleh kearah master Steva. Ia bermaksud meminta tolong untuk menghilangkan ingatan Erita sembari tangannya menopang tubuh Anant.

Master Steva mengangguk. Ia mengeluarkan kemampuannya yang berbentuk seperti serbuk putih hampir transparan kearah Erita. Erita pingsan dan peri Willyn menangkapnya.

"Akan kubawa dulu Anantia dan Erita" ucap Lya.

"Biar aku saja yang bawa, Tuan putri" ucap Vion tak mau kalah. Namun Lya dengan tegas menolak.

"Tidak master Vion, biar aku saja yang bawa. Oh iya, tolong jangan panggil aku tuan puteri. Aku bukanlah putri!" ucap Lya tegas. Seisi ruangan diam.

Lya mengangkat tangan kanannya. Telapaknya mengeluarkan bias cahaya ungu kearah Anantia dan Erita. Matanya berubah jadi ungu kristal. Tubuh mereka berdua terangkat dengan sendirinya. Hal itu membuat peri Willyn tercengang.

"Aku akan membawa mereka. Tolong jangan beritahu hal ini pada siapapun, para master. Aku percaya pada kalian. Aku hanya tidak mau adanya perbedaan. Terlebih aku masih baru disini" ucap Lya lalu menghilang bersama 2 tubuh itu.

"Aku khawatir padanya" ucap Vion dengan tatapan kosong.

"Wew.. Sejak kapan kau khawatir padanya?" celetuk master Luna.

"Ingatlah master Vion. Dia seorang putri" tambah master Steva sambil melirik Vion. Vion hanya menghela nafas.

"Apakah menurutmu putri Lya bisa menerima takdirnya?" tanya peri Willyn.

"Tidak secepat dan semudah itu, ini akan memakan proses yang lama. Aku mengerti apa yang dia rasakan sekarang" ucap Steva mendung. "Terlebih ia sudah menganggapku sebagai sahabatnya sejak kecil" ia melirik berharap menemukan Nelia.

Semua diam dengan seribu harapan pada Lya.

***

Keesokan harinya...

"Kau tau dimana Lya? Ia tak ada dikamarnya sejak semalam" tanya Master Steva panik. Terlihat jelas dari gerak-geriknya yang tak karuan.

"Yang tenang master. Aku punya firasat ia sedang menyendiri" ucap Master Olivia seperti menerawang.

"Aku tak bisa tenang, master. Aku khawatir dengannya. Terlebih kondisinya yang belum stabil benar" master Steva makin panik.

"Ssstt... Jangan sampai master Vion tau tentang hal ini, aku tak ingin menambah bebannya lagi" master Olivia menghimbau.

"Aku tak peduli Lya masuk kelas atau bukan, aku hanya ingin ia tenang. Karena kemampuannya yang luar biasa" ucap master Steva "aku yakin kejadian semalam itu membuatnya terpukul. Aku harus mencarinya"

"Aku setuju, master Steva. Aku akan ikut mencarinya juga" tambah Olivia.

Bagaimanapun keinginan seorang master. Mereka tetap tidak bisa meninggalkan kewajibannya sebagai guru di akademi. Ya, mereka harus tetap mengajar.

Dimanakah Lya??

***

Lya's POV

Manakala kutahu kalau ini adalah garis hidupku. Sejak awal aku hanya menerka-nerka. Tak sama sekali menduga, takdir bisa sebesar ini.

Masih teringat walau tak sebanyak kenangan dibumi. Sebenarnya apa yang ada disini? Adakah misteri yang belum terpecahkan?

Apakah aku seorang puteri? Lalu dimana ayah ibuku yang sebenarnya?
Aku ini apa?
Katanya aku punya kakak kandung yang kembar denganku. Dimana ia sekarang?
Apakah ia juga bahagia?

Seribu pertanyaan ini membuatku pusing... Siapakah yang bisa menjawab pertanyaanku?

***
Langit begitu cerah hari ini. Menyinari dengan kehangatannya di akademi yang penuh misteri. Siapa yang bisa menduga takdir? Ia bisa datang kapan saja..

Seorang putri sedang duduk menepi dan merenung ditepi sungai yang jernih. Senandung duka menyelimuti dengan syahdu. Gaunnya yang indah namun tak seindah perasaannya.

Sang putri sedang kalut.

Angin berhembus perlahan dalam keheningan yang menembus jiwa. Siapapun pasti akan tenang bersamanya. Namun sulit bagi hati yang gundah.

Rambut panjangnya mengikuti gerakan angin lewat. Bagaikan daun pohon kelapa yang melambai lembut tertiup angin. Batu dan pohon besar menemani suasana hatinya

Manik mata nilanya belum berubah. Ia belum bisa menenangkan pikirannya. Ia bisa bercermin dalam aliran air sungai yang sedikit tenang. Melihat dirinya dengan seribu pertanyaan.

Aliran mengalirkan sesuatu yang aneh. Seperti bulu namun seperti daun. Warnanya putih dan perlahan menepi mendekatinya. Ia bisa melihatnya dengan jelas benda itu diantara beningnya air.

"Benda apa ini?" ucapnya ketika benda itu tersangkut dikakinya. Benda itu adalah bulu yang berwarna putih. Bentuknya mirip seperti daun. Seperti bulu merak putih.

"Apakah ada merak putih disini?" tanyanya tanpa tahu ada yang menjawab. Ia merasa bodoh karena berbicara sendiri.

Hatinya menuntutnya untuk mengikuti lawan arus sungai itu. Ya, ia penasaran dengan bulu merak putih indah itu. Mungkin memang ada hewan merak disini. Kalau tidak, milik siapa bulu itu?

Kakinya terus berjalan menyusuri sungai. Mata nilanya bergerak kekiri dan kanan mencari sesuatu dengan harapan menemukannya.

Tiba-tiba angin berhembus kencang. Ia menyipitkan matanya dan sesuatu yang lembut mengenai mukanya.

"Bulu lagi?" ucapnya setelah meraih benda yang menghalangi mukanya. Sekarang ia semakin yakin ada merak putih disini.

Ia melangkahkan kakinya lagi. Berharap menemukan apa yang dia mau. Semoga saja...

.
.
.
.
.
Terimakasih... Terimakasih😊🙇
Maaf karena hanya bisa berapa ratus kata saja... Wkwkw...

Lya itu seorang putri gaess😅
Btw... Saudaranya mana??
Sabar ya, sedang proses😁

Ikuti terus petualangan Lya... Author selalu ingin memberikan kejutan pada readers yang author sayangi😘😍... Iya kamu😊

Makasih buat yang udah vote, koment, dan nambah ke reading list... Terimakasih😊

Salam

Ika F💎

Indigo Academy (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang