Lya sejenak melirik kepada Rhei dan Lya mendapatinya sedang tersenyum kecil. Ia lalu memalingkan mukanya. Dasar Rhei! Jika lamunanku benar adanya, akan kubuat perhitungan denganmu! Batin Lya kesal.
***
Rhei tersenyum-senyum melihat ekspresi Lya yang terlihat kesal. Mungkin bagi Rhei, Lya telah menduga kejadian semalam adalah ulahnya. Sekarang yang ia pikirkan adalah membuat ekspresi kesal itu hilang dari wajah Lya.
"Kau kesal?" Tanya Rhei. Lya tak menjawab, ia hanya memalingkan muka dengan acuh.
Rhei menghela nafas, "berhenti!" Serunya. Semua orang ikut berhenti termasuk Lya. Lya melihat Rhei dengan tatapan yang masih sama. "Mengapa berhenti? Perjalanan kita masih panjang, ayo jalan!" Ucap Lya dengan ketus dan mulai melangkah.
Rhei meraih tangan Lya dan menahannya. Lya terkejut dan menatap Rhei semakin kesal, ia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Rhei. "Lepaskan!" Bentaknya garang.
Rhei diam tanpa ekspresi. Beberapa detik kemudian ia melihat sekeliling dan berbicara, "kalian tetap disini sementara sambil beristirahat. Aku akan segera kembali." Ucap Rhei lalu menarik Lya pergi.
Lya memberontak, "kenapa kau menyeretku? Lepaskan, lepas!" Teriak Lya namun tak berdaya karena genggaman tangan Rhei lebih kuat darinya.
Rhei membawa Lya beberapa meter dari ketiga wanita itu. Tempat yang dipijak mereka berdua semakin meninggi. Mereka naik ke sebuah bukit kecil yang rimbun oleh pohon bambu. Lya sempat kesulitan karena Rhei terus menyeretnya dan ia harus mengangkat pakaiannya sedikit agar tidak terinjak-injak.
"Pelanlah sedikit!" Ucap Lya kesal. Entah apa yang ada dipikiran laki-laki aneh ini, batinnya. Namun sedetik kemudian Rhei berhenti dan menatapnya.
"Kesulitan?" Tanya Rhei tanpa ekspresi. Lya tak menjawab, ia memalingkan mukanya acuh. Rhei menghela nafas dan melepas genggaman tangan Lya. Lya dengan cepat menarik tangannya dan mengusapnya. Tangannya memerah.
Rhei ikut melihat tangan Lya yang memerah, "kenapa kau memberontak? Lihat, kalau kau patuh aku tidak akan mengenggam tanganmu terlalu kuat." Ucap Rhei datar.
Lya membelalak, "kau menyalahkanku? Jelas-jelas kau sendiri yang menyeretku tanpa ampun. Dasar laki-laki aneh!" Umpat Lya tak terima. Beberapa detik kemudian, Rhei mendekati Lya dengan eskpresi super datarnya.
"Eh, apa yang kau lakukan?" Rhei menggendong Lya ditangannya. Lya terkejut dan memberontak lagi, "turunkan aku, turunkan!" Teriaknya.
Rhei menatap Lya yang berada dalam pelukannya, "semalam aku membawamu dengan cara seperti ini ketika kau tertidur, apa kau tak menyadarinya?" Ucap Rhei tenang. Lya terdiam dan mengingat cerita Nelia tentang kejadian semalam. Beberapa detik kemudian Lya tak menjawab dan tenang dalam gendongan Rhei.
Rhei terus melangkah dan hampir sampai dipuncak bukit kecil. Setelah sampai, Rhei menurunkan Lya dan kemudian Lya menjauh beberapa langkah darinya. "Kenapa kau membawaku kesini?" Tanyanya ketus.
Rhei menatap lurus kedepan, "ini adalah tempat spiritual. Disinilah tersimpan banyak sejarah yang telah berlalu. Beberapa diantaranya berkaitan dengamu." Jelas Rhei tenang.
Mendengar itu, Lya mulai tertarik. Tanpa sadar ia sudah kembali mendekati Rhei. "Berkaitan denganku? Seperti apa ceritanya?" Tanya Lya ikut melihat lurus kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Academy (Proses Revisi)
Подростковая литератураSedang dalam proses revisi! Lya's POV Aku datang di dunia yang asing bagiku. Aku melihat, semua orang yang ada di sini saling menunjukkan kemampuan luar biasa mereka. Mereka semua sama sepertiku, dalam label seorang anak indigo. Kita adalah anak-ana...