29

9.7K 396 57
                                    


*********

Seorang lelaki terbaring lemah. Selang infus dan alat medis lain nya berada ditubuh yang terlihat tak berdaya. Dua hari sudah dia terbaring lemah diruang bernuansa putih. Kulit putihnya masih terlihat pucat. Deru nafas pelan terdengar.

Langkah kaki terdengar memasuki ruangan dimana seorang lelaki terlelap dalam alam tak sadarnya. Seorang pria berjas putih berdiri didepan tubuh tak berdaya. Dia menyentuh tubuh itu mengecek semuanya.

Dan sebuah suara membuat dokter menengok kebelakang.
"Bagaimana keadaannya dok?"
"Bos, kau mengagetkan aku. Dia belum sadar. Sesungguhnya masa kritisnya sudah terlalui."
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Hanya menunggu. Namun harusnya dia sudah tersadar. Entahlah, aku sendiri bingung kenapa dia belum merespon."
"Coba kau periksa ulang lagi dok."
"Baik boss"

Romi keluar meninggalkan mereka diruang periksa. Sementara paramedis kembali memeriksa ulang.
Romi berjalan menuju ke ruang tengah.
Valent menyapanya terlebih dahulu.
"Kenapa wajahmu muram bos?"
"Dia belum juga sadar, waktu kita tinggal sedikit."
"Apa kita bawa kerumah sakit bos?"
"Rasanya tidak perlu, terlalu berbahaya. Dan mereka pasti bertanya dengan luka bekas peluru. Lagi pula kita punya dokter terbaik dan peralatan disini lebih baik daripada rumah sakit paling bagus disini."

"Betul juga bos. Lalu bagaimana dengan tawanan kita bos?"

"Biarkan mereka tertidur dan bermimpi.  Apa sudah ada kabar dengan devon?"

"Belum ada perkembangan bos. "

"Mario dan John kenapa mereka kerjanya lamban sekali. Mencari anak marcel lamban. "

"Ini mungkin karena mereka sangat susah ditemukan. Mereka mungkin sedang menyusun rencana."

Tiba-tiba ada suara dari belakang mereka.
"Apa aku melewatkan sesuatu?"

"Kemarilah son"

Adrian berjalan mendekati romi dan duduk disebelahnya. Sementara valen didepan mereka berdua dengan menatap layar tab ditangan nya.

"Proyektil peluru ditubuh professor mengandung virus, itu akan memperburuk kondisinya."

"Apa ?" Romi nampak terkejut. Seketika wajahnya menjadi muram kembali.

"Barusan, Aku sudah memberikan penawarnya pada dokter. Mungkin besok professor akan sadar. Tapi jika penawarnya bagus, dalam berapa jam lagi dia akan sadar, namun mungkin beberapa bagian tubuhnya sulit digerakkan"

"Syukurlah, sebenarnya siapa mereka?"

"Mereka suruhan devon. Dia juga menyadap mansion yang di london. Tapi aku sudah mengatasinya."

Raut wajah romi berubah mendengar penjelasan adrian. Dia berpikir kalau mansion dalam pengawasan professor namun kenapa adrian berkata bahwa itu disadap devon.
Melihat perubahan diwajah romi adrian melanjutkan perkataannya.
"Pasti ada orang hebat dibelakang devon sehingga dia mampu meretas kecanggihan keamanan yang dibuat professor. Tenanglah Dad, kita pasti akan menemukan nya"

"Pantas saja mereka bisa menyerang kalian. Dan tahu penjemputan kemarin"

"Ini sebuah peringatan buat kita dad"

"Ad, apa tidak sebaiknya kamu menjemput angel sekarang?"

"Dia ditempat yang jauh lebih aman daripada disini. Mereka pasti akan mengincar kemari."
"Tapi sekarang mereka sangat pintar ad. Dan setidaknya kita tahu devon tidak sendiri."

"Tenanglah dad. Kita bereskan semua ini. Aku akan keruang kontrol. Jane menungguku disana. Val kamu ikut denganku. Dad sebaiknya kau tarik mario dan john."

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang