17

22.1K 545 38
                                    

Disebuah hunian sederhana terkesan etnik. Dilingkupi sawah-sawah terhampar hijau. Hunian yang hanya ditinggali dua orang perempuan. Rania seorang gadis asal jakarta namun memilih menepi ke bali. Dia seorang dokter muda. Kedua orang tua dan adiknya tewas ditangan rampok. Disini dia tinggal dengan Bu  Sumi, pengasuhnya yang sudah dia anggap sebagai pengganti ibunya.

Suara burung berkicau menyambut Sinar sang surya yang mulai menampakkan wajahnya.
Rania duduk di beranda belakang nampak membaca sebuah buku ditemani secangkir teh panas.
Nampak seorang wanita datang menghampirinya dengan membawa nampan berisi cemilan desa.
"Non... Ini cemilan nya."
"Bu Sumi, sudah ratusan kali saya bilang panggil Nia saja atau nak seperti ibu memanggil biasanya."

"Maaf Nak, ibu selalu kelepasan."
"Duduk sini Bu.. makasih buat cemilan nya."
"Iya Nak, kalau begitu harus dihabiskan."
"Bu, nanti kalau saya gendut bagaimana?"
"Biar saingan sama Ibu."

Kedua nya tertawa lepas.
Beberapa orang yang melihat keakraban mereka selalu mengira mereka Ibu dan anak. Rania pun menginginkan orang lain melihat dan menilai seperti itu.

"Nak, apa kamu hari ini tidak ke klinik?"
"Aku rasa hari ini aku dirumah saja Bu. Oh iya Bu, bagaimana keadaan dia?" Sambil mengangkat dagu nya seakan menunjukkan arah kamar seseorang.

"Dia masih terus mengigau. Apa tidak sebaiknya kita bawa kerumah sakit saja?"
"Tidak bu, itu permintaan dia sebelum tak sadar."
"Lalu apa kita harus menunggunya?"
"Iya bu, kita tunggu sampai beliau sadar."

"Kasihan yah, lelaki setampan itu harus menderita, bagaimana keluarganya mencari nya? Mungkin mereka akan mengira dia sudah meninggal."

"Iya bu, seandainya saja kita bisa menemukan identitasnya. Tapi aku salut bu. Dia bisa bertahan. Dia kuat melawan racun yang ada ditubuhnya."

"Bagaimana kalau dia orang jahat nak ? Apa kamu tidak takut?"

"Bu, mau dia jahat atau tidak, setidaknya dia berhutang kebaikan sama kita dan aku rasa kalau dia punya sisi kemanusiaan dia pasti tidak akan mencelakai kita."

"Nak, ibu mau kepasar dulu. Kamu mau makan apa nanti? Atau kamu mau pesan sesuatu?"

"Apapun masakan ibu aku pasti akan melahapnya. Tidak bu, aku tidak pesan apapun. Hanya cepatlah pulang, jangan lama-lama dipasar."

"Baiklah, kalau begitu ibu berangkat dulu."
"Hati-hati dijalan bu."

Bu Sumi beranjak dari tempatnya. Dia keluar dari rumah mengendarai sepeda motornya.
Rania kembali menyibukkan diri dengan membaca buku nya.





##########

"Lepaskan aku brengsek...!!!"
Gertak seorangg wanita yang terikat tangan nya.

"Lepaskan dia, dan kurung dia kedalam kamar samping. Berikan dia makanan yang baik dan pakaian ganti."
Ucap lelaki bertubuh gempal sambil meletakkan papperbag yang berisi pakaian wanita.

"Aku tidak sudi memakan dan memakai pakaian dari kalian."

"Diam kau.. bawa dia kekamarnya dan bawa makanan nya . Aku muak mendengar makian nya."

Guard membawa tubuh angel ke sebuah kamar dan melepas ikatan ditangan nya.

"Daddy pasti akan membunuh kalian semua"

"Sebaiknya kamu diam atau kami akan melecehkanmu nona cantik. Tidak akan ada yang datang menjemputmu. Kecuali daddy mu memberi tuan marcel palermo, maka kau akan bebas."

Angel beringsut masuk kedalam kesebuah kamar. Kamar yang rapi dan bersih. Tak lama suara pintu tertutup dan terkunci dari luar. Angel duduk ditepi tempat tidur.

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang