My World

26

Malam semakin beranjak. Bintang malam bertaburan diatas langit. Udara terasa lebih dingin menjelang bulan purnama muncul.
"Apa kamu lapar"
"Tidak ad, aku masih kenyang dengan makan malam tadi."
"Kau mau menemaniku disini, atau kau mau tidur?"

"Aku disini saja. Menemanimu bekerja"
"Atau kau ingin, kita melanjutkan hal yang tertunda kemarin."

Angel memukul pelan lengan adrian. Adrian tertawa kecil melihat angel tersipu.
"Lihatlah wajahmu bersemu merah. Atau jangan-jangan kamu sangat berharap aku memasukimu sekarang?"
Adrian mengedipkan sebelah matanya.

"Ow.. tidak-tidak. Awas ya kalau kamu macam-macam lagi. Dasar otak mesum."
"Aku mesum?"
"Iya kamu mesum dan genit."
"Trus siapa yang dulu telanjang dipantai itu? "
Angel terdiam kaku seperti merasa berada dikutub. Dia sangat malu sekali.

"Kau kan dulu yang sering menggodaku. Tahu gitu dulu aku terusin dikamar kamu. Kita bisa bercinta dengan panas."

"Adriaaann... Stop hentikan otak mesum kamu. Dan sekarang sebaiknya kamu bekerja."
"Hahahaaaa.... Aku senang melihatmu seperti itu."
Adrian tertawa sangat puas. Dia mengacak rambut angel dan duduk didepannya. Adrian membuka laptopnya. Angel hanya duduk dan bermain game. Sementara adrian sambil memperhatikan laptopnya, sesekali dia mengamati angel.

Angel meletakkan ponselnya dan melihat kejendela. Menatap pemandangan diuar yang terihat kerlip lampu malam. Dihempasnya nafas panjang, dia terlihat bosan. Angel mulai membaca beberapa majalah, membolak balik beberapa halaman. Tak lama terdengan angel menguap pelan. Sepertinya dia mengantuk dan berusaha menahannya. Adrian yang mengetahui angel sepertinya berusaha untuk tidak mengantuk merasa kasihan dan menyuruhnya tidur.

"Tidurlah, perjalanan kita masih jauh."
Angel hanya mengangguk.
"Tapi kau tak apa, aku tinggal."
"Tenanglah aku baik-baik saja. Hanya saja aku akan merindukanmu."
"Mulaikan jurus rayuan nya."
Adrian tertawa lalu berdiri mencondongkan tubuhnya dan mengecup kening angel.
"Apa perlu aku antar, tapi aku pastikan besok kau pasti tidak akan bisa berjalan."
"Tidak... Tidak... Aku bisa sendiri Ad. Dasar mesum."
Angel lalu berdiri meninggalkan adrian yang masih menertawakan nya.

Dia melangkah kesebuah ruangan dimana terdapat sebuah kamar lengkap dengan tempat tidur mewah. Angel menuju bed empuk , menjatuhkan tubuhnya menikmati kenyamanan. Tak butuh waktu lama, angel yang sudah diserang rasa kantuk mulai memejamkan matanya dan hanyut ke alam mimpi.

Sementara adrian masih membaca berkas dokumen tentang profesor itu. Menatap layar laptop didepan nya dan masih saja belum menemukan informasi yang dia inginkan. Tak berapa lama ia bangkit menuju ruangan angel. Sejenak untuk menghilangkan kejenuhan dari berbagai pikiran diotaknya. Dibukanya pelan dan melihat angel tertidur dengan lelapnya. Dia berjalan menghampiri angel.

Adrian menatap wajah angel. Adrian mengusap pelan pipi angel. Dikecupnya pelan kening angel dengan berhati-hati takut membangunkan nya. Lalu dia mengambil selimut dan menyelimuti tubuh angel.

"Kalau tertidur seperti ini kau sangat terlihat cantik, tapi aku belum tahu pasti dengan apa yang aku rasakan dihatiku saat ini. Namun aku berjanji akan selalu membuatmu tersenyum. Karena setiap melihatmu tersenyum aku merasa sangat bahagia saat itu juga." Batin adrian.

Tak lama kemudian adrian berjalan keluar. Dia menuju ruangan pilot. Dua anak buahnya nampak masih terlihat segar.
"Apa semuanya aman?"
"Aman boss, kita terbang tak terlihat dan tidak akan ada radar yang bisa mendeteksi keberadaan kita."
"Bagus. Bangunkan aku bila ada sesuatu."
"Siap boss"

Adrian melangkah keluar dari ruangan pilot dan kembali ketempatnya.
Dia mendudukan pantatnya sambil membuka laptopnya. Mengambil koin dari sakunya. Dia masih penasaran dengan simbol dikoin itu. Adrian mulai menelusuri berharap ada jawaban dari rasa penasaran nya. Namun lama kelamaan adrian mulai diserang rasa kantuk.