21

19.6K 728 86
                                    

"kau lihat tidak wajah Adrian sekarang?"
"Maksudmu jane?"
"Apa kamu tidak mengamati, semenjak dia kembali kemari, dia lebih banyak diam. Dan wajahnya datar tanpa ekspresi apapun."
"Bukannya dia dari dulu seperti itu. Wajahnya datar dan dingin. Mungkin itu hanya perasaanmu saja."
"Val, kita ini kan sudah terlatih. Mana mungkin kita ga bisa membaca mimik seseorang yang bukan sehari dua hari kita kenal?"
"Kita akan lihat nanti. Biarkan saja Adrian seperti itu, mungkin dia ada sesuatu hal pribadi. Kita ga perlu membahas itu. Lalu bagaimana dengan kita?"
"Bagaimana apanya?"
Valen mengecup singkat kening jane dan mengusap rambutnya. Dia tidak menjawab hanya melangkah menuju ruang tengah.
"Val.... Kamu belum jawab pertanyaanku."
Jane berteriak sambil berjalan mengejar valen.
Namun tiba-tiba valen berhenti dan berbalik hingga dirasakannya tubuh jane membentur badan nya. Valen memeluk tubuh jane, menatapnya dalam.
"Aku bertanya dan kau jawab dengan pertanyaan. Kamu ini cantik tapi bego."
"Val,, aku kan ga tahu maksud pertanyaan kamu."
"Udahlah kita masuk dulu, setelah masalah didalam selesai kita bahas tentang kita."
"Tap..." Tiba-tiba valen mencium singkat bibir jane. Jane yang terkejut memukul lengan valen.
"Aku anggap ini pukulan gemasmu" seraya tersenyum dan berjalan masuk.
"Kebiasaan otak mesum" ucap jane lirih.

Kini diruang tengah telah berkumpul, romi, adrian, valen, jane, mario dan john. Mereka sedang membahas apa yang akan mereka lakukan dengan marcel selanjutnya.
Mengingat mereka masih menunggu kedatangan anak marcel. Karena sampe saat inipun mereka belum mengetahui siapa anak marcel sebenarnya.
"Menurut kalian apa yang harus kita lakukan selanjutnya terhadap marcel" ucapan romi terdengar ditengah keheningan pikiran mereka masing-masing.
"Aku rasa kita harus menuggu bos, karena pasti anak nya mencari kemari." Kata mario.
"Tapi kemarin adrian meledakkan kastil, pasti mereka mengira marcel tewas?" Tambah valen.
"Tidak val, aku kemarin sengaja menyisakan satu orang, agar dia memberitahu pada anaknya. Aku ingin menghabiskan mereka semua" nampak seringai tajam adrian.
"Kalau begitu kita tidak boleh lengah. Perketat sistem keamanan. Karena mereka pasti datang dengan persiapan yang sangat matang." Perintah romi yang di iyakan semua orang yang berada diruangan.

Tiba-tiba seorang berbaju putih menghampiri mereka.
"Bos, nona muda sudah sadar. Beliau menanyakan bos dan adrian."
Semua orang menatap dokter yang merawat angel. Mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat semua orang tersenyum.
Tanpa berkata-kata adrian dan romi berjalan kearah ruangan dimana angel berada.

Disebuah ruangan yang seperti kamar dirumah sakit, nampak seorang gadis tersenyum menatap kearah dua orang pria didepan nya.
"Angel...." Romi memanggil angel dan memeluk erat tubuh angel.
"Dad, aku sangat merindukanmu"
Angel membalas erat tubuh daddy nya.
"Tidurlah sayang tubuhmu masih lemas."
Angel hanya duduk menatap kedua bola mata romi yang terlihat berkaca-kaca.
"Dad, aku baik-baik saja. Bahkan aku bisa berlari dan menendang. Aku kan kuat karena aku anak daddy." Angel tersenyum.

Adrian hanya berdiri mematung melihat adegan didepan nya. Tiba-tiba dia merasa nyeri di dada, melihat sebuah kasih sayang anak dan daddy. Dia teringat semua kenangan tentang daddy nya.

"Adrian.." sebuah suara membuyarkan lamunan nya.
"Kemarilah nak." Ucap romi kearahnya.
Adrian berjalan mendekati mereka.
Angel menatap sendu kearah adrian.
"Baiklah aku keluar dulu, aku beri waktu untuk kalian berdua."
Romi berjalan keluar, sambil menepuk pundak adrian.

Adrian tersenyum kearah angel.
"Apa kamu tidak merindukanku?" Ucap adrian disertai senyum menggodanya.
"Tidak, untuk apa aku merindukanmu?"
"Kalau begitu aku pergi saja."
"Jangan, kamu jangan pergi lagi" angel menarik tangan adrian.
"Kan kamu ga merindukan aku? Jadi aku pergi aj."
"Aku memang tidak merindukan kamu, tapi aku ingin kamu disini."
"Jadi kamu ingin aku disini tp kamu tidak merindukan aku???"
"Iya,,," angel tersenyum kearah adrian yang berdiri didepannya.
Namun adrian memajukan badan nya dan mengusap wajah angel. Tiba-tiba dengan gerakan cepat, adrian mengecup bibir angel. Bukan kecupan singakat. Adrian melumat bibir angel, bibir mereka saling mengesap.
Adrian melepas pagutan bibirnya.
"Maafkan aku angel"
"Maafkan aku adrian"
Keduanya kembali berciuman dengan hangatnya, mencurahkan rasa rindu dan sayang mereka.

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang