32

9.1K 370 41
                                    

*******

Semburat orange mulai terlihat dari arah timur. Mentari sebentar lagi menampakkan diri. Seorang gadis duduk bersila menghadap kearah ufuk timur. Angin lembut menghembuskan helai rambut panjangnya. Matanya terpejam merasakan sentuhan alam.

Entah sudah berapa lama dia berada diposisi seperti itu. Hanya terdengar hembusan lembut nafasnya teratur. Dia terlihat begitu tenang dengan keanggunan paras cantiknya.

Mentari menampakkan wujudnya. Sinarnya mulai terasa menyentuh kulit cantiknya. Kelopak matanya mulai membuka. Melihat surya yang telah menyebul. Diambilnya nafas yang dalam dan menghembuskan pelan. Hingga sebuah suara membuatnya menghentikan aktifitasnya.
"Sarapan sudah siap nona"
"Aku segera menyusul "
Ucap gadis itu tanpa melihat sumber suara dibelakangnya karena telah hafal dengan suaranya.

"Nona, ini sudah waktunya. Sebentar lagi waktunya berlatih. Anda harus punya tenaga."

Gadis itu lalu berdiri dari tempatnya. Dia berjalan menuju hunian yang ditempatinya saat ini.
Aroma harum masakan mengusik indera penciuman nya.
Ketika gadis itu mendudukan pantatnya untuk memulai sarapan nya, tiba-tiba sebilah pisau melayang kearahnya. Dengan gesit seakan dunia melambat, gadis itu berhasil menghindar dari hujaman pisau yang menuju kearah kepalanya. Mata nya nyalang menatap kearah pelempar pisau.
"Kau ingin membunuhku?"
"Hanya sedikit tes. Dan ternyata nona sudah jauh lebih bagus. Saya berharap nona lebih giat berlatih lagi. Silahkan sarapan nona"
Gadis itu hanya tersenyum, kemarahannya menyusut.

"Dan aku berharap kamu mengajariku banyak hal, karena waktu ki tak banyak. Dan ini rahasia"
Gadis itu mengedipkan sebelah matanya. Dia mulai sesi sarapan dengan dibantu maid.


*******

Iringan mobil berhenti didepan mansion mewah. Memberikan tanda lalu pintu gerbang terbuka lebar. Mereka segera memasuki mansion mewah. Muka-muka penuh kecemasan menyambut rombongan adrian. Mereka turun dari mobil dan memapah setidaknya empat orang terluka cukup parah.
Tenaga medis segera menyiapkan ruang pengobatan. Mereka sangat miris melihat keadaan kawan nya. Rasa sedih, luka, marah berbaur diwajah mereka.

Romi yang tengah menyantap sarapan paginya mendapat kabar dari guard jika rombongan adrian sudah tiba. Dia setengah berlari mendatangi mereka, untuk melihat anak buahnya yang terluka.
"Apa yang terjadi?"
Anak buah adrian menjelaskan bagaimana semuanya terjadi sewaktu mereka menyelesaikan misi.
"Lalu dimana adrian? Apa dia terluka?"
Guard mengatakan kalau adrian berada diruang periksa.
Romi setengah berlari menuju ruang medis. Dilihatnya empat orang sedang menjalani perawatan medis.
Romi terlihat semakin pucat. Dia berharap adrian tidak terluka.

Romi keluar dan berpapasan dengan jane yang hendak menuju ruang medis. Dilihatnya romi terlihat pucat dan lemah.
"Apa yang terjadi bos?"
"Mereka benar-benar brengsek. Mereka berani bermain api denganku. Aku akan menyiksa tawanan kita, mereka akan ku buat menyesal telah berurusan denganku." Romi mengepalkan tangan nya, seakan kemarahan pada musuh-musuhnya semakin memuncak.
"Apa adrian terluka?"
"Aku belum bertemu adrian. Aku melihat mereka semua terluka. Tubuh mereka penuh dengan darah. Mereka sedang dalam perawatan medis. Sebaiknya kau tunggu diruang kontrol. Aku akan menemui zack dan membantunya."

Zac yang sedang duduk berhadapan dengan dokter cantik didepan nya sedang membahas mengenai sebuah formula. Mereka sudah menyiapkan beberapa bahan, namun mereka masih menunggu romi. Sebenarnya sudah lama zac dan romi berencana, namun keadaan belum memungkinkan.

Tak beberapa lama romi memasuki ruangan. Romi berharap zac tidak mengetahui kejadian saat ini karena dia kwatir zac akan terpengaruh dan mengganggu konsentrasinya.
Kini mereka bertiga berganti baju laborat. Mereka duduk disebuah meja melingkar, dengan rumus formula dan cairan kimia yang mengelilingi mereka. Mereka berdiskusi singkat dan mulai meramu sesuatu. Didepan mereka telah tersedia bahan yang akan mereka gunakan nantinya.

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang