Setelah bergelut dengan hatinya, pagi ini rania mantap memutuskan apa yang akan dilakukannya. Terlihat rania sudah lebih awal duduk dimeja makan paling awal. Dia menata meja makan untuk sarapan pagi dengan penuh semangat, meskipun dibantu maid.
Tak perlu waktu lama sarapan sudah terhidang dimeja makan. Selesai menata sajian sarapan, rania kembali keruangannya untuk mengganti bajunya.Satu persatu penghuni rumah berdatangan menuju meja makan. Mereka nampak kaget dengan hidangan yang beraneka ragam, tidak seperti biasanya. Mereka mengira sarah akan memberikan kejutan pagi itu.
"Wow, tumben mom sarapan hari ini menunya komplit sekali." Sapa devon pada sarah yang datang terlebih dahulu sebelum devo, brad dan marcel.
"Ini semua rania yang membuat dan menatanya. Tadi maid mengatakannya padaku. Dia bangun paling pagi lalu kedapur."
"Sepertinya gadis itu sangat bersemangat hari ini." Tambah marcel
"Apa dia akan meracuni kita?"
Devon mulai curiga. Devon berpikir bisa jadi rania meracuni mereka semua karena mereka terlalu menekan rania untuk menyelamatkan marcel dan sarah."Sebaiknya kita duduk sambil menunggu rania." Suruh brad.
Semua orang menuruti brad untuk duduk dan menunggu rania. Tak lama rania datang dan tersenyum pada mereka. Senyuman yang sangat manis yang selalu membuat brad salah tingkah.
"Maaf sudah membuat kalian menunggu."
"Tidak dokter, kami justru sangat berterima kasih kau telah repot-repot menyiapkan ini semua." Sambut sarah.
Brad menyiapkan tempat rania untuk duduk disebelahnya. Rania sepertinya mulai beradaptasi dengan keluarga brad. Tidak ada ketakutan dan kecanggungan lagi di diri rania.
Mereka mulai menyantap hidangan yang sudah disiapkan rania. Marcel, sarah, devon maupun brad sangat menyukai apa yang di hidangkan rania bahkan mereka terang-terangan memuji masakan rania.
Setelah selesai sarapan nampak mereka duduk santai sambil ngobrol diruang tengah. Wajah rania jauh dari kata tegang. Sementara marcel dan lainnya masih penasaran dengan perubahan di diri rania.
Marcel mulai membuka pembicaraan mengenai bisnis mereka. Dia canggung untuk menanyakan pertanyaan pada rania mengenai keputusannya. Namun justru rania sendiri yang dengan berani menyela pembicaraan mereka."Jadi aku sudah mengambil keputusan."
Semua mata tertuju pada rania. Mereka tegang dengan apa yang akan keluar dari bibir mungilnya.
"Aku akan pulang hari ini. Aku sudah menyiapkan rencana dengan matang. Kalian tidak perlu khawatir. Aku sudah mempertimbangkannya."
"Maksudmu apa nak?"
Marcel menyela"Kau akan ke mansion? Bukankah itu sangat membahayakan dirimu nak? Lebih baik kami menunggu, tinggallah disini. Atau kalau kamu kangen bu sumi biar brad mengantarmu menemuinya. "
"Tidak tuan. Saya sudah memikirkan semuanya. Saat ini juga saya akan berangkat pulang menemui bu sumi. Saya hanya ingin sedikit bersantai disana, baru setelahnya saya akan memutuskan untuk ke mansion atau ke sini. Saya harap kalian semua mengerti."
"Bagaimana ini brad?"
Tanya marcel yang masih mencemaskan kepitusan rania."Aku serahkan semua keputusan pada rania. Kita harus memberi ruang untuknya bersantai sejenak. Baiklah ran, aku akan bersiap mengantarmu."
"Sebaiknya aku juga bersiap."
Keduanya meninggalkan ruang tengah.
"Apa kalian pikir dia tidak akan kabur? Sia-sia saja kita menangkapnya "

KAMU SEDANG MEMBACA
My World
RomanceCerita khusus dewasa (18+) Private acak, jadi follow dulu ya !!! Kalau ga mau ketinggalan alur crita yang bikin panas dan penasaran. Ceritanya komplit, ada romance, action, sex, drama, saints yang dituangkan dalam sebuah cerita yang sangat menarik.