Chapter 22

817 81 0
                                    

HELINA POV

Indonesia, Bandung

"Assalammualaikum Ayah Ibu, Helina pulang"

Tidak lama aku melihat Ibu dan Ayah menuruni tangga hingga sampai di bawah.
Aku menghampiri mereka lalu menyungkemnya.

"Alhamdulillah kamu sudah sampai nak, kenapa tidak telfon kami. Supaya supir bisa menjemput" Ucap Ibunya setelah mengecup kening Helina

"Tidak apa bu, Helina tidak mau merepotkan"

Mereka pun duduk diruang tamu.

"Ayah mau mengatakan sesuatu pada Helina?"
Tanya ku penasaran

"Ini sudah malam nak, sebaiknya kamu istirahat. Besok kita bicarakan ya?"

"Baik Ayah"
Aku langsung masuk ke kamar untuk istirahat

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pagi ini kota Bandung kembali di guyur hujan.
Helina yang berada di balkon menikmati tetesan air hujan yang mengenai tangannya.

Seketika terdengar panggilan dari bawah, Helina segera menghampiri asal suara itu. Ternyata ibu Helina memanggil untuk sarapan bersama

Setelah sarapan Helina, Ibu dan Ayah nya duduk bersama menonton acara tv pagi.

Seketika tv itu mati,

"Ada apa Helina?"
Heran Ayahnya saat mengetahui Helina mematikan tv dari remote

Helina pun diam sambil memasang wajah kesalnya.

"Helina sedang menunggu cerita dari Ayah" Kesalku karena Ayah membuat ku menunggu

Ayah Helina tertawa,
"Lihat anakmu ini, pasti semalam tidurnya tidak tenang karena ini"
Ledek Ayahnya pada Helina namun berbicara pada Ibunya Helina

"Ayolah yah, Helina tidak suka dibuat penasaran seperti ini"

"Lihat lagi anakmu ini, dia tidak mau dibuat penasaran tapi sangat suka membuat penasaran orang lain"
Lagi-lagi Ayah Helina meledeknya

Ibu Helina tertawa melihat sepasang Ayah dan anak sedang bertengkar lucu.

"Ayahhhh..."

"Baiklah-baiklah, Ayah akan mengatakannya"

Mendengar Ayahnya akan menceritakan sesuatu yang membuatnya penasaran, membuat Helina memasang wajah serius pada Ayahnya

"Begini nak,
Beberapa hari lalu ada seorang pria menelfon Ayah. Setelah dia mengetahui bahwa Ayah ini Ayahnya Helina, dia langsung menceritakan biodatanya pada Ayah dan dia langsung melamar mu dari Ayah"

Sentak Helina memasang wajah tidak percaya pada Ayahnya.
Menganggap Ayahnya sedang bercanda

"Sebentar Yah, Ayah sedang bercanda kan?"
Tidak percaya dengan perkataan Ayah yang diluar pemikiran ku

"Kali ini Ayahmu serius Helina, tidak mungkin masalah ini kami main-main"
Ucap Ibunya Helina

"Lalu Ayah jawab apa dengan pria itu?"
Tanyaku penasaran

Jalur Hijrah Tak Pernah Salah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang