Chapter 16

1K 95 0
                                    

"Baru dua hari kamu pergi, tapi udah rindu"

"Aaa Kania.. yang benar saja haha"

"Hahaha, Saya bercanda Helina. Tapi saya kesepian disini"

"Insyaa Allah secepatnya saya selesaikan urusan saya disini. Oh iya Kan, bagaimana dengan komunitas sejauh ini?"

"Alhamdulillah semakin banyak ustadz dan ustadzah yang mau datang untuk mengisi kajian. Kami akan mengadakan kegiatan sosial beberapa hari kedepan, doakan semuanya lancar ya Hel"

"Aamiin.. Subhanallah, semoga Allah ridho dan dilancarkan segala urusan kita ya?"

"Aamiin"

"Kan, Ibu memanggil. Nanti aku telfon kamu lagi ya"

"Baiklah Hel. Jaga dirimu disana ya. Assalammualaikum"

"Kamu juga jaga diri baik-baik Kan, Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

Setelah menutup telfonnya dengan Kania Helina langsung menghampiri ibunya yang sedari tadi memanggilnya.

"Iya ibu, Helina datang"

Sampai dilantai bawah aku melihat ibu sedang mengaduk adonan kue. Aku pun duduk di kursi tepat dihadapannya.

"Bagaimana nak, kamu sudah menemukan toko untuk butik mu?"

"Belum bu, tapi nanti Helina bakalan nyari lagi" jawab ku sambil menopang kepalaku dikedua tangan

"Terus, design nya bagaimana?"

"Semua sudah selesai bu, hanya tinggal tempat yang strategis saja yang belum ketemu"

"Helina?" Suara panggilan dari arah ruang tamu

"Sepertinya Ayahmu memanggil" Ucap ibu sambil terus mengaduk adonan

"Iya bu, Helina ketempat Ayah dulu ya"

Aku menghampiri ayah yang sedang membaca koran sambil meminum segelas kopi panas.

Aku langsung duduk di samping ayah sambil menyenderkan kepala ku ke pundak ayah.

"Ayah rindu Helina ya?" Goda ku

"Tentu saja, dari kemarin kamu selalu sibuk"

"Maaf Ayah, tapi sekarang Helina gak sibuk kok" jawabku lalu tertawa kecil

"Bagaimana pria-pria di sana, mereka baik semua padamu kan?"

"Alhamdulillah banyak orang baik disana, Helina senang bisa mengenali mereka?"

"Alhamdulillah?? Helina, satu yang perlu kamu ingat nak, jangan terlalu gegabah dalam melakukan sesuatu. Dan jangan pula terlalu dipaksakan, jiwa muda itu sulit nak kalau kita tidak mengontrol nya."

"Iya ayah, Helina mengerti. Alhamdulillah untuk sekarang ini komunitas yang Helina jalani disana sangat positif. Semoga saja atas ridhonya Allah semua berjalan dengan lancar. Aamiin"

"Aamiin" Syukur ayahnya
"Jadi... kamu sudah dapat calon disana?" Goda Ayahnya

"Aayahhh.." Aku malu dan memukul pelan tangan Ayah

Jalur Hijrah Tak Pernah Salah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang