"Sudah 1 bulan lebih ini Helina belum sadar, apa kau tidak akan menghubungi keluarganya?"
Tanya Jin"Tidak akan"
Jawab Yoon-gi sambil memperhatikan Helina dari luar jendela kaca"Kenapa? Bagaimana jika terjadi se...
"Tidak akan!"
Yoon-gi memotong kalimat Jin"Tapi ba....
"Sudah ku katakan, tidak akan tidak akan.. aku percaya padanya"
Ucap Yoon-gi menatap dalam Helina yang sedang tertidur di ruang icuJin menepuk pelan bahu kiri Yoon-gi dan pergi duduk di sofa,
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Aku datang Helina.."
Kania saat itu mengenakan pakaian safety berada diruang icu berdiri tepat di sebelah kasur Helina.
Memegang erat tangan Helina memandang Helina dengan menahan air mata yang sudah mulai berkaca-kaca di mata indah Kania
Perlahan Kania melilitkan sebuah tasbih ditangan kanan Helina,
"Kau pernah bilang padaku saat kita jalan-jalan di sekitar kota seoul, kalau kau ingin sekali memiliki tasbih berwarna hitam dan berkilau, jika kau mendapatkannya maka kau akan melilitkan tasbih itu ditangan kananmu dan membawanya kemanapun kau pergi"
Kania mengelus punggung tangan Helina sambil menahan tangisnya"Aku sangat ingat itu.."
Kania mencoba tertawa sambil menyingkirkan air mata yang akan jatuh di pipi nya"Sekarang kau tidak perlu mencarinya lagi, karena itu sudah ada tanganmu"
Kania mengelus pelan kepala Helina yang di balut hijab berwarna biru pastel saat itu"Permisi nona?"
Suster datang"I iya Sus?"
Kania menghapus air matanya seketika"Maaf, kami harus memeriksa Ny. Helina"
"Baiklah Sus"
Kania pun keluar dari ruang IcuBegitu keluar Kania melihat Jin sedang berdiri tepat di jendela kaca ruang icu, mungkin dia memperhatikan Kania dan Helina sedari tadi
Kania menundukkan kepala nya berjalan kearah Jin dan berdiri disamping Jin sama sama melihat Helina yang sedang di periksa dari jendela kaca.
"Sungguh sayangnya Allah dengan Helina, semoga Helina bisa melewati ini semua"
Tatapan sendu melihat Helina dari luar kaca"Aamiin"
Tidak lama terlihat Yoon-gi memasuki ruang icu, berbicara sebentar dengan dokter lalu berdiri sambil membungkukkan dirinya di samping kepala Helina, mengehelus kepalanya dan sesekali Yoon-gi mengecup lembut kening dan kepala Helina sambil terus mengenggam tangan Helina.
Sedangkan dokter masih sibuk dengan tugasnya mengatur alat-alat yang dipakai Helina"Syukur alhamdulillah, dibalik ujian ini,
Kak Yoon-gi selalu setia menemani Helina. Aku semakin yakin kak Yoon-gi adalah jawaban terindah dari Allah untuk Helina."
Mata Kania mulai berlinang air mata dan sesekali Kania menarik dan membuat nafasnya perlahan agar air mata itu tidak terjatuh"Keadilan Allah benar benar kita rasakan saat ini"
"Kau benar, cintanya benar benar kita rasakan saat ini"
Ucap Jin tanpa melihat Kania"Melihat mereka, seakan akan aku melihat Ayah dan Ibuku. Saat aku berumur 10 tahun Ibuku mengalami kecelakaan dan membuatnya sampai koma selama 6 bulan. Setiap kali aku pulang sekolah Ayah selalu menjemput ku dan membawa ku bersama Ibu. Aku duduk diam di sofa atau berdiri di posisi ini melihat cinta dan kasih sayang Ayah pada Ibu. Saat itu aku berjanji pada Ayah, aku akan mendapatkan suami seperti Ayah yang mencintai Ibu.
(Kania tertawa kecil)
Aneh sekali bukan, anak 10 tahun sudah memikirkan hal semacam itu."
Kania kembali tertawa kecil sambil menundukkan kepalanya."Itu hal yang wajar, bahkan seorang ayah akan mengatakan itu kepada putrinya disaat mereka berumur 1 tahun"
Kania melihat wajah Jin dengan bingung
"Jangan melihat ku seperti itu"
Kania langsung memaling kan wajahnya sambil merapikan hijabnya.
Begitu akan melihat Jin kembali, pria berbahu lebar ini hendak pergi meninggalkannya."Tunggu!"
Kania menghentikan langkah JinJin langsung membalikkan tubuhnya kearah Kania dengan wajah yang menunggu Kania untuk bicara.
"Apa kau baru saja membaca novel atau mendengar sebuah cerita?"
Tanya Kania dengan wajah penasarannya"Aku tidak membaca apapun hari ini, tapi hari ini ada seorang pria paruh bayah yang banyak sekali menceritakan kisah kisah konyol padaku"
Wajah Helina semakin bingung dan penasaran dengan sosok pria paruh bayah yang dikatakan Jin.
"Aku kira kau akan menanyakan sesuatu tentang pria itu"
Ucap Jin"Ha?"
Heran Kania dengan mimik wajah yang mengerut"Aku tau kau respect dengan gadis yang berumur 1 tahun itu, dan itu sangat erat hubungan nya denganmu"
"Tanpa kau mengatakan sesuatu, aku sudah tahu bahwa kau adalah gadis itu. Kau adalah gadis yang berfikir dewasa saat berumur 1 tahun"
Wajah Kania seketika memerah dan mimik wajahnya terkejut akan pernyataan Jin padanya.
"Kau bertemu dengan Ayahku?"
Tanya Kania dengan perlahan"Lebih tepatnya dengan Ibu mu juga"
"Ha!!
Untuk apa kau menemui orang tuaku?"
Panik Kania"Bersilaturahmi"
"Apa!!
Maksudku adalah tujuan mu, dan.. dan bagaimana bisa orang tua ku menceritakan masa kecilku padamu?""Tenanglah.. jangan panik seperti itu"
"A.. a.. ti.. tidak!
Aku tidak seperti itu, tapi kenapa kau dan orang tuaku bisa bertemu"
Gugup Kania"Itu rencanaku"
"Rencanamu?"
Kania semakin bingung"Apa maksudmu!!"
"Aku..
NEXT>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalur Hijrah Tak Pernah Salah [TAMAT]
CasualeATTENTION Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh readers.. Ini cerita pertama ku Insyaa Allah, cerita ini masih di dunia k'pop, dengan menuangkan hasil imajinasi diri sendiri disini. dimana perjalanan seorang gadis dalam hijrahnya dan memperta...