Lyla Kim

6.9K 535 10
                                    

Hari senin berikutnya setelah kejadian di Menteng, Ian tidak pernah lagi melihat Angkasa. Pada dasarnya juga intensitas bertemunya Ian dan Angkasapun jarang sekali lebih sering kearah kebetulan saja.

"Kamu ikut saya meeting ya Yan." seru Mbak Anita ketika ia baru saja datang ke kantor pagi ini, Ian yang juga baru sampai di kubikelnya terkejut tapi segera ia iyakan perintah bosnya tersebut.

"Eh guys katanya kali ini Paras Ayu pake model pendatang baru itu ya sebagai BA?" celetuk Sasa yang sudah tiba di kubikelnya sejak sepuluh menit yang lalu, Dimas dan Mas Kukuh saling pandang penasaran juga dengan brand ambassador Paras Ayu yang baru.

"Lo gak punya kisi-kisi siapa, Mas? Biasanya kan lo kepo dulu buat tau personality si model yang bakal lo foto." ujar Dimas pada Mas Kukuh yang sedang di depan Imac-nya entah sedang apa. Ian yang duduk tepat di sebelah Mas Kukuh sedikit tertarik dengan topik bahasan ketiga temannya.

"Lyla Kim, model blasteran Sunda, Jerman, dan Korea yang lagi naik daun itu lho." jawab Mas Kukuh yang kini sudah mengalihkan pandangannya dari Imac-nya. Sasa melongokkan wajahnya lalu mendekati Mas Kukuh.

"Serius Mas? Aku gak nyangka lho Mbak Anita bakal milih Lyla."

Mendengar perkataan Sasa barusan membuat Ian penasaran lalu bertanya, "kenapa emang, Sa?"

"Mbak Anita itu kalau milih BA pasti yang wajahnya asli orang Indonesia. Seperti model-model sebelumnya, makanya aku kaget banget waktu denger nama Lyla yang bakal jadi the next BA." terang Sasa yang membuat Ian mengangguk paham.

"Seinget gue nih dan sekeponya gue. Sepupu Mbak Anita pacarnya si Lyla. Tapi itu gosip setahun yang lalu dan gue gak tau apa mereka masih jadian atau enggak." jelas Mas Kukuh lagi yang kini membuat trio Ian, Sasa, dan Dimas terkejut.

"Gue jadi penasaran siapa sepupu Mbak Anita itu." kata Dimas sambil mengusap-usap dagunya dan memasang wajah sok mikir.

"Kenapa lo pengen tahu?" tanya Sasa.

"Seganteng apa sih dia sampe bisa ngegaet Lylya."

"Yeuuu yang pasti gantengan dia jauhlah daripada lo." tukas Sasa sambil menggeplak ubun-ubun Dimas yang disambut gelak tawa Ian dan Mas Kukuh sedangkan Dimas dia hanya bisa memanyunkan bibirnya sok imut.

"Eh! Tapi ya gue punya gosip yang lebih hot!" seru Dimas yang kini sudah bangkit dari singgah sananya. Ian yang akan mulai melanjutkan pekerjaannya sontak harus kembali memfokuskan dirinya pada sosok lelaki sableng di depannya ini yang sukses membuat kencannya di hari sabtu kemarin kacau balau.

"Emang gue sama Angkasa kemarin kencan ya?"

Dimas melirik Ian sebentar seraya mengangkat alisnya berulang kali.

"Ada apaan sih Dim? Gue banyak kerjaan tahu!" protes Sasa.

"Sabar dong! Jadi, malem minggu kemarin-" Dimas sengaja memotong sedikit-sedikit perkatannya masih sesekali melirik Ian jahil.

"Yah bocor deh ini laki buaya satu."

"Ian ngedate loh!!!" Dimas merangkul gemas Ian sambil mengacak-acak rambut Ian.

"Dimas! Berantakan dong rambut gue!!!!" protes Ian kesal sambil berusaha melepaskan diri dari Dimas.

"Sama siapa?!" Sasa berjalan mendekati Ian dan Dimas.

"Paling sama saingannya Dimas." celetuk Mas Kukuh yang sudah kembali memfokuskan dirinya pada pekerjaannya. Mendengar fakta itu membuat ekspresi Dimas berubah.

"Saingan Dimas?" tanya Sasa bingung.

"Duh Sasa, itu loh anak OP yang kapan hari ngapelin Ian sambil bawa kue segede gaban." jelas Mas Kukuh yang disambut koor ooh panjang dari Sasa.

Fat Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang