"Yan, Mama mau tanya sesuatu dong." tanya Dona yang ketika melihat Ian yang baru sampai rumah.
"Tanya apa Ma?"
"Anaknya baru pulang bukannya ditawarin makan dulu malah langsung diinterogasi." celetuk Harris dari ruang tv disela dirinya tengah menonton berita. Dona berdecak.
"Yang suka anterin kamu malam-malam pake Civic siapa sih?" tembak Dona yang membuat Ian nyaris gelagapan. Memang, sih, Ian belum sempat bercerita kepada kedua orang tuanya kalau ia sudah memiliki kekasih. Mungkin saat ini waktu ya g tepat untuk mengatakannya.
"Dimas, Ma. Pacar Ian." jawab Ian mantap.
"APA?!" tanya Dona dan Harris nyaris bersamaan.
"Kok kamu tidak cerita-cerita sih, Yan. Kapan mau kenalin ke Papa?" kali ini Harris yang angkat bicara yang langsung disetujui oleh Dona.
"Aku bukannya tidak mau cerita. Tapi beberapa hari belakangan ini kan aku lembur dan ketika aku pulang mama dan papa sudah tidur."
"Secepatnya aku kenalin." kata Ian pada akhirnya.
"Ya sudah, kamu istirahat deh." setelah mendengar penjelasan Ian, Dona mempersilakan putri bungsunya untuk beristirahat. Ian pamit kepada kedua orang tuanya dan berlalu menuju kamarnya.
"Ian punya pacar, Pa!!!" seru tertahan Dona kepada suaminya. Harris hanya mengerlingkan matanya seolah tak peduli sambil sibuk memindah-mindahlan saluran tv.
"Papa kok gak asik, sih?" protes Dona yang tidak dapat respon dari suaminya ini.
"Ya, aku harus jawab apa?" Harris mematikan tv lalu beranjak menuju teras belakang. Dona memerhatikan punggung suaminya yang mulai menua. Di usia pernikahan yang ke 30 tahun, Dona sangat teramat menganal suaminya ini. Dan malam ini Dona juga mengetahui kalau Harris merasakan ketidak relaannya dalam 'membagi' putrinya dengan yang lain dan hal ini bukanlah hal yang baru dialami Dona. Sebelumnya Harris demikian juga ketika Aji calon suami Dre meminta doa restu untuk
menikahi Dre. Siang dan malam Harris merasa gelisah tapi setelahnya ia merestui hubungan keduanya dengan syarat jika nanti ketika mereka sudah menikah, mereka harus tinggal dekat dengan Harris dan hal itu langsung diamini oleh Dre dan Aji.***
Sesuai janji Ian jika ia akan memperkanalkan Dimas kepada kedua orang tuanya sebagai kekasihnya. Dan hari ini selepas pulang kantor Ian mengajak kedua orang tuanya untuk makan malam di Seribu Rasa Menteng. Harris dan Dona sudah datang terlebih dahulu disusul Ian dan Dimas yang terpaksa harus telat akibat jalanan Jakarta yang tak pernah bisa diprediksi.
Dona melambaikan tangannya semangat ketika melihat Ian serta Dimas muncul di ambang pintu. Ian membalas lambaian tangan Dona dan ia segera menggamit tangan Dimas menuju meja di mana Dona dan Harris duduk.
"Ma, Pa, kenalin ini Dimas." Ian memperkenalkan Dimas kepada kedua orang tuanya. Dimas tampak
canggung namun tak khayal ia menyalami kedua orang tua Ian satu persatu dengan sopan dan ramah. Dona tampak tertarik dengan Dimas yang justru berbanding terbalik dengan Harris. Harris menatap
Dimas dengan matanya seolah memindai lelaki muda di hadapannya ini. Dimas yang tersadar sontak tersenyum kikuk."Ayo, ayo, silakan duduk." kata Dona. Ian tersenyum manis kepada kedua orang tuanya.
"Mama sudah pesankan makanan favorit kamu, kita langsung makan saja, ya?"
"Iya, aku juga sudah lapar sekali." jawab Ian. Dan mereka mulai makan.
"Sudah berapa lama kalian pacaran?" tanya Harris disela suapannya.
"Belum lama om." jawab Dimas sopan.
"Kok bisa suka sama Ian?" tanya Harris lagi yang membuat Dimas nyaris tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fat Love (COMPLETED)
RomanceMungkin disebagian orang mengatakan kalau kecantikkan itu dinilai tidak dari fisik melainkan dari hati yang tentu teori tersebut tidak valid bagi Ian. Hampir separuh hidupnya ia harus menelan pil pahit segala ejekkan dari teman-temannya atau bahkan...