"Lo ngapain sih harus mesti kudu banget dateng ke kantor dimana lo seharusnya bisa ongkang-ongkang kaki aja di rumah?" tanya Abdul pada Angkasa ketika baru masuk ke dalam ruangan kerja Angkasa. Angkasa hanya nyengir lebar tanpa mengalihkan fokusnya kepada game online di ponselnya.
Abdul mengitari ruangan kerja Angksa yang sama sekali tidak seperti ruangan kerja seorang general manager pada umumunya. Sebuah rak-rak buku tinggi yang berisikan beberapa komik serta action figure lalu ada sebuah smart tv besar lengkap dengan game konsol dan tak lupa speaker besar sebagai pelengkap bagi Angkasa, Abdul dan Reza ketika ingin menghabiskan waktu istirahat mereka menonton film atau bermain game.
Membahas perkataan Abdul barusan yang mengatakan seharusnya Angkasa bisa ongkang-ongkang saja dirinya di rumah bukanlah bualan belaka. Fakta tersebut sudah menjadi rahasia umum di Oil Pacific. Dwija Nasution slash Ayah Angkasa merupakan salah satu investor yang paling berpengaruh dalam kemajuan OP. Sepak terjang Dwija Nasution didalam bidang usaha sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, sudah berapa banyak pabrik-pabrik dalam bidang konveksi, bijih plastik, dan tentunya minyak sawit di seantero negeri ini. Belum lagi resort-resort sekelas bintang lima bahkan lebih yang berada di beberapa daerah wisata di Indonesia seperti; Ubud, Gili Trawangan, Kepulauan Seribu, Bunaken dan masih banyak lainnya. Oh iya, jangan lupa juga beberapa asetnya lagi di Jepang, Manila dan Singapura.
Sudah terbukti kan seberapa tajirnya keluarga Dwija Nasution ini. Uangnya sudah tak berseri dan tak perlu dihitung karena pasti pusing.
Sebenarnya Dwija Nasution memiliki tiga orang anak, dua anak perempuan dan satu anak lelaki. Anak sulungnya sekarang tinggal di Amerika mengikuti suaminya yang sedang mengambil doktor di salah satu universitas ternama di New York sedangkanAubrey anak kedua Dwija ia mendirikan dengan sukses sebuah majalah kecantikkan yang pasti kalian tahu, yaitu Paras Ayu. Aubrey memang sengaja tidak terjun langsung untuk menangani Paras Ayu, ia lebih suka di balik layar saja sehingg ia memberi mandat kepada sepupunya untuk menangani 'printilan' di Paras Ayu. Kalau anak bungsu Dwija, Angkasa. Ia bukannya tidak mau menjalankan bisnis ayahnya di bidang lain, ia butuh sesuatu yang 'berbeda' dan akhirnya ia memutuskan untuk terjun langsung di OP meskipun masih bisa dihitung dengan jari berapa kali Angkasa ikut meeting.
"Denger-denger Lyla Kim jadi BA Paras Ayu?" Abdul sudah terduduk santai di salah satu arm chair berwarna khaki yang berada di sisi kiri ruangan kerja Angkasa. Angkasa meletakkan ponselnya, ia mulai bosan dan matanya mulai panas dan perih.
"Iya."
"Kok bisa?" tanya Abdul heran.
"Lo tanya aja sama Mbak Anita. Lo kan naksir berat sama dia tuh." kata Angkasa yang membuat Abdul mendelik keki.
Mendengar ledekkan Angkasa membuat kenangan kedua lelaki itu terlempar kebeberapa tahun silam. Dimana keduanya masih seorang cowok culun yang masih belum tahu apa artinya hidup. Sebenarnya selain Angksa dan Abdul ada dua orang sahabatnya lainnya yaitu, Reza dan Barry. Mereka berempat sahabat kental yang tak bisa dipisahkan kala itu. Sebenarnya Angkasa lebih dahulu bersahabat dengan Reza karena mereka berdua satu sekolah semenjak sekolah dasar hingga SMA dan ketika SMA Angkasa bertemu dengan Barry ketika ia menjadi anggota ekskul band. Angkasa yang memang memiliki hobi bermain gitar sontak langsung merasa klop dengan Barry yang juga mempunyai hobi yang sama dengan Angkasa yang terlebih lagi mereka berdua sama-sama menyukai The Beatles, Nirvana, dan The Cranberries. Lalu akhirnya terbentuklah trio Angksa, Reza dan Barry yang terkenal seantero sekolah.
Ketiganya dikenal oleh seluruh angkatan karena mereka semua memiliki tampang yang rupawan dan juga cerdas terlebih lagi Reza yang tidak pernah absen dalam mengikuti olimpiade MIPA dari tingkat nasional hingga internasional dan sudah pasti ia selalu membawa pulang piala yang tentunya membuat nama sekolah bangga serta membuat kedua orang tuanya turut juga bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fat Love (COMPLETED)
RomanceMungkin disebagian orang mengatakan kalau kecantikkan itu dinilai tidak dari fisik melainkan dari hati yang tentu teori tersebut tidak valid bagi Ian. Hampir separuh hidupnya ia harus menelan pil pahit segala ejekkan dari teman-temannya atau bahkan...