Sudah dua hari Lyla Kim tiba di Osaka dan sudah dua hari itu pula Angkasa tak ada niatan untuk menemuinya atau bahkan sekedar menanyakan kabarnya. Mengingat fakta menyakitkan itu membuat Lyla tersenyum masam.
Lyla duduk di ujung ranjang kamar hotelnya. Diratapi dirinya yang sangat kesepian ini. Luki yang awalnya ingin menemani Lyla harus mengurungkan niatnya karena ada beberapa pembatalan kontrak kerja yang harus ia urus sehubungan rencana pertunangan Lyla yang cukup mendadak.
Ketika sedang sibuk termenung tiba-tiba ponsel Lyla berdering tanda ada panggilan masuk. Disambarnya langsung ponselnya itu yang tak jauh dari jangkauannya.
Seutas senyum langsung tercetak di wajah cantiknya.
Incoming Call Barry
Tanpa babibu lagi Lyla langsung mengangkat telepon dari Barry.
"Hey," sapa Barry ceria.
"Lagi apa?" tanya Barry di sebrang sana.
"Tidak ada, lebih tepatnya nunggu telepon dari kamu," jawab Lyla seraya merebahkan tubuhnya. Barry terkekeh mendengar jawaban dari Lyla.
"Kamu akan segera bertunangan dan masih bisa-bisanya gombalin aku?" Ucapan Barry sukses mengembalikan kesadaran Lyla kalau dirinya akan segera bertunangan dengan Angkasa.
Seharusnya ia merasa senang karena bukankah ini tujuan dalam hidupnya untuk menjadi pasangan Angkasa. Akan tetapi entah kenapa ia merasa perasaanya berubah, ia merasa ia tak akan pernah bahagia jika tetap melanjutkan rencana pertunangannya ini.
"Halo... kok diam?" panggil Barry ketika tak ada sahutan dari Lyla.
"Sori, aku tiba-tiba ngantuk," kilah Lyla.
"Kamu mau tidur dulu?"
"No, aku cuma bosan karena tidak ada teman mengobrol,"
"Loh Angkasa ke mana, bukannya seharusnya kamu sudah bersama Angkasa?" tanya Barry heran.
"Tentu saja lelaki itu tidak peduli jika aku sudah sampai di sini. Menanyakan kabarku saja tidak," sungut Lyla.
Di sebrang sana Barry mendesahkan nafasnya pelan.
"I wish you were here, Bar, with me," ujar Lyla pelan yang nyaris tak terdengar tapi ternyata Barry bisa mendengarnya dengan jelas dan hal tersebut membuat Barry menjadi sedih.
"Seandainya aku tidak memintamu untuk melakukan hal bodoh, mungkin kamu masih berteman baik dengan Angkasa,"
"Not today Lyla. Sudahlah Lyl, lupakan masalah tersebut toh kami berempat sudah menemukan arah tujuan hidup masing-masing," kata Barry.
"Bar, you know i love you, right?"
Pertanyaan Lyla Kim berhasil membuat gemuruh di dada Barry. Dia ingin sekali membalas pertanyaan Lyla tapi mendadak lidahnya kelu.
"Sorry Lyl, gotta go now. Talk to you later," hanya itulah kalimat yang bisa Barry ucapkan kepada Lyla dan tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Barry sudah memutuskan sambungan telepon mereka.
Lyla menurunkan ponselnya dari kupingnya dan langsung menampilkan layar ponselnya yang menyala. Foto dirinya dengan Barry sewaktu mereka pergi jalan-jalan ke Swiss beberapa waktu lalu ia jadikan sebagai homescreen layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fat Love (COMPLETED)
RomanceMungkin disebagian orang mengatakan kalau kecantikkan itu dinilai tidak dari fisik melainkan dari hati yang tentu teori tersebut tidak valid bagi Ian. Hampir separuh hidupnya ia harus menelan pil pahit segala ejekkan dari teman-temannya atau bahkan...