Martabak Dari Angkasa

4.8K 374 1
                                    

Angkasa masuk ke dalam rumah Ian yang tampak sepi, hanya suara gemericik air mancur mini yang berada di halaman belakang rumah Ian.

"Mama sama Papa ke Semarang sedangkan Dre ke Solo," ucap Ian seolah tahu atas pertanyaan Angkasa mengapa rumah terlihat sangat sepi saat ini.

"Jadi kita berdua aja, nih?" Angkasa bertanya jahil seraya menaik-turunkan alisnya jenaka. Ian sontak melemparkan plastik martabak tadi ke depan Angkasa.

"You wish! Ada Bik Ning, kok," Bik Ning yang merupakan asisten rumah tangga keluarga Ian. Angkasa ber-oh panjang sebagai jawabannya.

"Nonton apa, Yan?" tanya Angkasa ketika melihat tv yang sedang menyala dengan sebuah film yang sedang Ian jeda.

"500 Days of Summer," jawab Ian yang kini sudah membawa dua piring martabak yang telah ia pindahkan tempatnya. Martabak cokelat keju dan martabak telor. Kesukaan Ian dan Angkasa sudah hafal tentang kesukaan Ian.

Baik Ian maupun Angkasa keduanya sudah terduduk manis di depan tv untuk menonton film tersebut.

"Lo sudah pernah nonton film ini?" tanya Ian seraya mencomot martabak manisnya.

Angkasa menganggukan kepalanya, "for a couple times"

"Gue udah ratusan kali mungkin," ujar Ian yang membuat Angkasa melongo.

"Tapi tidak heran,sih, hampir semua teman perempuan gue pasti tergila-gila dengan film ini," kata Angkasa yang menbuat Ian mengangguk setuju.

"Tapi menurut lo, siapa yang salah?" tanya Ian pada Angkasa yang sekarang Ian mulai mencomot martabak telor. Angkasa yang melihat Ian tampak lahap menyantap martabak yang ia bawa membuat lelaki itu tertawa. Ian menoleh menatap Angkasa ketika dilihatnya Angkasa tertawa.

"Apa yang lucu, sih?" tanya Ian bingung.

"Kamu yang lucu," jawab Angkasa yang membuat Ian mengerucutkan bibirnya.

"Gue makannya banyak banget, ya?"

Angkasa langsung menggelengkan kepalanya kuat. "Gue suka lihat perempuan makan lahap,"

"Masa sih?" tanya Ian yang sanksi.

"Serius, makanya gue kecewa berat waktu tahu lo memutuskan untuk diet. Padahal kan lo menggemaskan," ujar Angkasa enteng yang justru membuat Ian menjadi salah tingkah.

Potongan terakhir martabak telornya ia urungkan untuk dimakan. Alhasil gadis itu memilih untuk mengambil minum di dapur.

"Lo mau minum apa?" tawar Ian pada Angkasa. Angkasa tampak berpikir sejenak tapi setelahnya lelaki itu menjawab, "apa saja deh," akhirnya Ian berjalan menuju dapur dan kembali membawakan Angkasa segelas jus jeruk kemasan dan air putih dingin.

"Thanks," kata Angkasa seraya menerima minuman yang Ian bawa.

Ian kembali terduduk di sebelah Angkasa dan kembali memusatkan fokusnya pada film yang mereka tonton. Tapi, pikirannya masih terngiang kata-kata Angkasa barusan.

"Sa,"

"Yan,"

Panggil mereka berbarengan.

"Lo duluan, deh," Ian memersilakan Angkasa untuk berbicara lebih dulu. Angkasa berdeham sejenak.

"Bukan bermaksud hati untuk menyinggung lo, ya." kata Angkasa pertama yang langsung direspon anggukan dari Ian.

"What is the relationship between you and Dimas? I mean real relationships. only close friends or..."

Ian terdiam sejenak.

"We are dating, as you know. we have a serious relationship" jawab Ian pada akhirnya.

Fat Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang