(Val POV)
Setelah dari air terjun, gue kembali memacu kuda agar berlari kencang menuju ke sebuah taman bunga dimana di sana sedang dalam persiapan acara festival tahunan untuk merayakan bunga-bunga yang udah pada mekar semua. Beruntung Victor mau di ajak ke puncak kemarin, dengan begitu gue gak akan melewatkan acara spesial itu bareng sama dia.
Setelah begitu lama di perjalanan, akhirnya gue sampek di pinggiran taman bunga lalu gue bawak kuda gue ke tempat penitipan. Disini juga ada yang menyediakan jasa penggunaan kuda untuk berjalan-jalan di sekitar taman bunga yang luas. Setelah nyampek di penitipan, gue turun dari atas kuda kemudian gue ngebantuin Victor turun dengan pelan-pelan.
Setelah itu, gue titipin kuda gue agar di kasih makan dan dijaga selama gue keliling disini. Gue sama Victor kemudian jalan bareng sambil gandengan tangan menyusuri taman bunga yang luas banget ini. Bahkan dari keliatannya bisa sampek tiga hektaran dan di bagian pinggiran taman bunga, di kelilingi dengan banyak pedagang-pedagang yang buka stand disana.
Gue sama Victor pun berjalan di depan stand-stand pinggiran taman buat liat-liat kali aja ada yang menarik perhatian.
"Val, gue mau liat itu" kata Victor narik lengan gue sambil nunjuk ke salah satu stand yang menjual banyak sekali gantungan kunci.
Gue pun ngegandeng tangan Victor dan ngebawa dia ke tempat yang dia mau. Sampai di sana, Victor terlihat antusias banget milih-milih gantungan kunci dari berbagai bentuk.
"Ahahah.. yang ini lucu" kata Victor sambil ketawa-ketawa dan megangin sebuah gantungan kunci berbentuk tikus yang ketika di pegang langsung berbunyi.
"Pilih aja yang lo suka, kalau perlu gue bakal borong semuanya buat lo" sambung gue dan Victor langsung kaget denger ucapan gue.
"Lo serius?" tanya Victor dengan mata yang membulat lebar.
"Berapa kali harus gue bilang kalau gak ada yang gak bisa gue kasih buat My Princess tercinta" gue udah ngomong seromantis gini dan berharap dapat balasan yang juga romantis, tapi yang gue dapat malah sebuah cubitan di perut.
Biarpun di cubit, tapi rasanya gak sakit sama sekali, sebut aja itu cubitan bercanda dari Victor. Pas gue liat Victor, gue liat mukanya langsung berubah menjadi merah dan dia nundukin kepala malu-malu gitu. Kalau bukan di tempat yang ramai begini, udah gue makan si Victor saking dari gemesnya.
"Jadi lo mau yang mana?" tanya gue ke Victor yang sedari tadi cuman diam sambil nundukin kepala. Kalau diem-dieman terus kan jadi gak enak apalagi si penjualnya juga bengong liatin kita berdua yang romantisan di depannya sampek si penjual ini mangap dan gak kedip.
"Gue mau yang itu, itu, itu dan itu juga" kata Victor sambil nunjukin gantungan kunci yang dia mau satu persatu.
Si penjualnya kemudian bantu ngebungkusin gantungan kunci yang di pilih sama Victor. Victor milihnya semua yang unyu-unyu, mulai dari yang berbentuk kelinci dari warna orange, putih dan hitam, lalu yang berbentuk panda, koala, beruang dan terakhir belut. Dilihat dari manapun kalau yang terakhir itu gak ada unyu atau bagusnya, soalnya bentuknya memanjang dan meliuk serta warna item kayak ular.
"Yang ini pesanan Leo" kata Victor ngasih tau sambil nunjukin gantungan kunci berbentuk belut itu ke gue.
Victor sama Leo saudara kandung tapi kesukaannya ternyata beda, kalau Victor suka yang lucu-lucu kalau si Leo suka yang aneh-aneh. Setelah di bungkusin semua gantungan kunci sama penjualnya gue langsung bayar dan gue yang megangin paper bag dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan gue masih setia menggandeng tangan Victor buat menuju ke tempat selanjutnya.
"Liat kacamata yuk!" ajak gue karena gue ngerasa tertarik pas liat stand kacamata yang keren banget. Victor cuman ngangguk terus ngikutin gue ke stand kacamata. Gue mulai pilih-pilih kacamata yang menurut gue bagus dan sesekali gue cobain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Complicated
RomanceCerita ini tentang kisah cinta remaja dan berbau homosexual. Buat anda yang homophobic sebaiknya tidak membaca cerita ini. follow juga akunku yaa