PART 50

4K 210 5
                                    

(Val POV)

Gue bangun pagi-pagi dalam keadaan memeluk Victor yang tidurnya miring membelakangi gue. Gue bangkit dari dari tidur dan melirik ke arah jam weker yang menunjukkan pukul 5:00 pagi. Gue membalikkan badan Victor agar dia telentang lalu menatap wajah Victor dari atas yang terlihat sangat manis dan juga keliatan cantik.

Terlebih lagi mulutnya yang sedikit terbuka bikin gue jadi bernafsu untuk mengecup bibirnya. Gue sampek gak tahan liat mukanya si Victor yang menggoda. Gue menundukkan kepala lalu menempelkan bibir gue di bibirnya Victor dan memberikan lumatan-lumatan kecil di bibirnya.

"Eeumhh.." Victor melenguh saat gue memainkan bibirnya dengan bibir gue.

Gue pun berhenti melumat bibirnya lalu beralih menjilat bibir berwarna merah delima itu hingga bibirnya mengkilat karena basah. Setelah gue kembali duduk tegap sambil menatap ke arah Victor yang masih terlelap. Pasti si Victor capek banget karena kita begituan tengah malam.

Gue turun dari tempat tidur dalam keadaan telanjang bulat karena seragam gue yang udah berserakan di lantai. Lalu gue membetulkan selimut yang hanya menutupi setengah badannya Victor sehingga menutup sampai ke bagian lehernya biar Victor gak kedinginan.

Kemudian gue mengambil handuk yang tergantung di samping lemari pakaian dan melilitkannya di pinggang. Setelahnya, gue buka lemarinya Victor buat nyariin kunci kamar mandi karena gue masih inget kalau tuh kamar mandi kekunci. Gue nyari di tumpukan bajunya si Victor tapi gak ketemu juga.

Lalu gue buka-buka pintu-pintu bagian dari lemari ternyata juga gak ketemu. Sampai akhirnya hanya tersisa satu lagi pintu yang gak gue buka dan gue yakin tuh kunci pasti ada disana. Pas gue buka tuh pintu yang ukurannya kecil, ternyata di dalam berisi celana dalamnya si Victor.

Celana dalamnya Victor bikin gue ketawa karena semua celana dalamnya berwarna cerah. Merah cabe, biru langit, kuning, putih, orange dan banyak lagi. Gak ada yang berwarna gelap sama sekali. Dan ternyata tuh kunci berada dibawah tumpukan celana dalam Victor yang dilipat dengan rapi.

Gue ngambil tuh kunci lalu pergi ke kamar mandi. Selesai mandi gue balik lagi ke kamar lalu gue duduk didepan meja riasnya Victor dan ngerapiin rambut gue yang acak-acakan karena abis keramas. Kemudian gue merapikan seragam gue dan bajunya si Victor yang berserakan di lantai.

Setelah itu gue ngecek HP gue takutnya ada panggilan atau pesan. Dan ternyata beneran ada, 4 panggilan tak terjawab dan 1 pesan semuanya dari mama. Gue liat waktunya ternyata udah dari tadi malem jam 7. Semalem gue mensilent HP gue jadi gue gak tau kalau mama nelponin gue terus.

Abis itu gue buka pesan dari mama yang ternyata mama ngasih tau gue kalau akan pergi ke Bandung buat nyusul papa. Baru beberapa hari doang di rumah gak sepi karena ada mama tapi sekarang udah tinggal gue seorang lagi. Tapi biarlah, kalau rumah gue sepi, gue bisa sering-sering ajakin Victor ke rumah.

Gue sampek ketawa-ketawa sendiri karena ngebayangin apa aja yang bisa gue lakuin berdua di rumah bareng sama Victor pas lagi sepi begitu. Gue melirik ke arah Victor yang masih begitu nyenyak tidurnya, gue jadi gak tega buat bangunin dia sepagi ini buat mandi.

Karena itulah gue keluar kamar untuk bikin sarapan buat si Leo dan juga Victor. Gue langsung pergi ke dapur dan membuka kulkas berukuran sedang lalu mengeluarkan bahan masakannya dan mulai memasak. Selesai memasak, gue menata semuanya diatas meja makan.

Saat gue menata makanan di meja makan, tiba-tiba Leo datang menghampiri gue dengan membawa kresek hitam di tangannya. Leo udah berseragam lengkap dengan tas sekolahnya. Leo menatap gue sampek mangap dan gak berkedip entah apa yang bikin dia jadi bengong begitu.

"Leo!" pas gue panggil baru tuh anak nutup mulutnya dan nelen ludah.

"Elo malah bengong, duduk sini!" kata gue nyuruh si Leo duduk di meja makan.

Love Is ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang