(Val POV)
Gue benar-benar gak nyangka dan juga sedikit gak percaya dengan apa yang baru aja terjadi. Pertama gue diajak sama mama dan papa kalau kita akan pergi keluar karena acara keluarga. Lalu kedua, gue dibuat kesal karena ternyata acara keluarga ini adalah untuk ngejodohin gue. Ketiga, gue dibuat terkejut bukan main karena yang dateng adalah keluarganya Victor.
Victor duduk di sebelah gue dengan wajah yang berbinar ceria sedangkan gue jadi kebingungan dengan situasi saat ini. Papa dan mamanya Victor juga duduk di hadapan papa dan mama gue lalu Leo juga ada di tengah-tengah antara papa dan mamanya Victor.
"Maksud papa sebenarnya apaan sih?" gue nanyak kebingungan sedangkan papa cuman ketawa ringan.
"Kan papa sudah bilang kalau papa setuju sama hubungan kalian. Lalu papa dan juga papanya Victor berencana untuk mengatur pertunangan kalian. Karena itulah papa mengajak kamu kesini" gue langsung kaget denger penjelasan dari papa.
Gue gak nyangka kalau ternyata orang yang bakal di tunangin sama gue adalah Victor dan papa udah ngerencanain ini sejak awal. Gue jadi ngerasa bersalah karena gue udah marah-marah bahkan sampek mengumpat sama papa tadi.
"Kalau papa bilang dari awal kan Val gak perlu marah-marah" kata gue cemberut ke papa.
"Kalau papa bilang nanti gak jadi kejutan dong" kata papa gue.
Emang bener gak jadi kejutan tapi kejutan ini keterlaluan meski pada akhirnya menyenangkan. Setelah itu beberapa pelayan datang dengan membawa kereta dorong berisi banyak sekali makanan. Lalu pelayan itu menata semua makanan di atas meja. Dan akhirnya kita semua pun mulai makan malam bersama.
"Ngomong-ngomong Val, kamu jadi tidak yang katanya mau nonjok calon tunangan kamu?" papa nanyak ngegodain gue bikin gue yang denger langsung batuk karena keselek makanan yang gue sendok ke mulut.
"Papa apaan sih" balas gue kesel.
Disaat kita tengah makan begini papa malah bahas hal itu dan gue reflek menoleh ke arah Victor yang sekarang lagi berhenti makan sambil menatap gue dengan mata yang berkaca-kaca kayam orang mau nangis. Ini pasti karena omongannya papa yang bilang kayak gitu di hadapan Victor. Mana mungkin gue mau nonjok calon tunangan gue yang imut kayak gini.
"L-Lo mau nonjok gue? g-gue salah apa?" Victor nanyak dengan gelagapan bikin hati gue gak tenang karena liat Victor yang mau nangis.
Gue segera narik wajah Victor lalu memposisikan tangan gue di balik telinganya dan kemudian gue nempelin bibir gue di bibirnya begitu lama. Setelah cukup lama gue menghentikan ciuman gue dan menarik wajah gue lalu menatap Victor yang sekarang wajahnya langsung memerah merona dan matanya yang berkaca-kaca udah kembali normal lagi.
Setelah itu, gue nempelin bibir gue lagi di bibirnya Victor dengan singkat kemudian beralih mengecup keningnya. Abis itu gue memposisikan mulut gue di samping telinganya Victor.
"Gue bakal nonjok lo nanti di ranjang" bisik gue ke Victor.
"Aduh!!" gue berseru sakit sambil megangin perut gue karena baru aja di tonjok sama Victor begitu gue selesai berbisik.
Benar apa kata hukum alam, kalau lo berbuat hal yang buruk maka keburukan juga akan balik ke diri lo sendiri. Niat hati mau nonjok calon tunangan karena gue pikir dia bukan Victor, tapi belum ngelakuin niat aja gue udah di tonjok duluan.
"Val mesum!" ujar Victor lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain sedangkan gue hanya terkekeh melihat tingkah Victor yang menggemaskan.
Gue balik lagi ke acara makan malam yang belum kelar dan gue langsung di buat canggung karena melihat ekspresi papa dan papanya Victor yang sama-sama bengong menatap gue dan Victor.
"Kyaaa.. Romantisnya.." kata mamanya Victor kayak orang yang gemes liat kita berdua sedangkan gue sama Victor cuman nundukin wajah nyembunyiin malu.
"Jadi kapan tanggal pertunangannya" kata mama gue angkat bicara sehingga moment ini gak canggung lagi. Papa gue dan papanya Victor mengerjap beberapa kali lalu kembali melanjutkan makan mereka sambil mengobrol.
"Kalau saya terserah pada yang mau menjalani" papanya Victor ngejawab dan papa sama mama langsung menatap ke arah gue seolah meminta gue yang menanggapi perkataannya papanya Victor.
"Lebih cepat lebih baik, kalau perlu dinikahin aja sekalian" kata gue ngasih pendapat.
"Ukhuk!" Victor batuk karena keselek makanan yang dia suapin ke mulut sedangkan papanya Victor ketawa-ketawa denger perkataan gue dan papa gue cuman geleng-geleng kepala.
"Val bilang lebih cepat lebih baik, bagaimana kalau 10 hari lagi" kata papa gue ngasih usul.
"Tidak bisa om" kata Victor menanggapi bikin dahi gue berkerut karena Victor menolak.
"10 hari lagi itu berarti saat kita ujian semester pertama. Kita harus mempersiapkan ujian dulu, kalau tunangannya di hari ujian bisa-bisa nanti tidak fokus pada ujiannya" kata Victor ngasih penjelasan yang ada benernya juga. Papa gue dan papanya Victor setuju banget dengan penjelasan dari Victor.
"Kalian ujian berapa lama?" tanya mama gue.
"2 minggu untuk ujian tulis dan juga prakeknya, lalu 4 hari untuk class meeting dan kemudian penerimaan raport lalu penyerahan raport dan libur dua minggu" kata gue ngasih penjelasan.
"Kalau begitu minggu pertama liburan kalian, lalu minggu keduanya kalian bisa manfaatkan untuk liburan berdua sebagai pasangan tunangan" kata mamanya Victor ngasih usul dan ekspresi mama dan papa gue serta papanya Victor langsung manggut-manggut seolah setuju dengan usulan mamanya Victor.
"Menurut kalian bagaimana?" tanya papanya Victor.
"Kalau Victor boleh aja pa, asal papa dan mama serta om dan tante tidak merasa terbebani karena jadwalnya yang cepat" kata Victor setuju.
"Kita sama sekali tidak terbebani kok, malah kita seneng kalau acaranya makin cepet. Urusan tempat, dekorasi dan busana serahkan saja pada kami selaku orang tua. Kalian nikmati waktu kalian untuk belajar" papa gue ngejawab bikin Victor tersenyum senang.
Gue yang denger juga jadi ikutan senyum karena seneng akhirnya hubungan gue bisa ke tahap lebih lanjut dengan begitu, gue gak khawatir Victor akan direbut orang karena dia akan jadi resmi milik gue seorang. Setelah nentuin tanggal dan juga tempat dilaksanakannya dimana, akhirnya kita lanjutin makan malam sampek selesai.
Gue sama Victor pamit undur diri buat jalan-jalan di sekitar danau karena mengingat papa mendesain semua ini untuk acara gue dan Victor. Sementara para orang tua di tambah dengan Leo masih asyik ngobro-ngobrol di meja tadi.
Gue sama Victor kemudian berhenti di pinggiran danau sambil megang dua buah lampion yang di kasih oleh pelayan yang ngikutin kami berdua. Kemudian pelayan itu ngasih kami kertas dan juga pulpen sebagai alat tulis untuk menulis harapan-harapan di kertas sebelum lampion di terbangkan.
Victor kemudian nulis sesuatu lalu melipat kertasnya dan memasukkannya dalam lampion yang udah nyala. Gue pun melakukan hal yang sama dan kemudian bareng-bareng melepas lampion ke udara. Begitu lampionnya udah agak tinggi, tiba-tiba langit yang semula penuh dengan bintang-bintang di tambah penuh dengan meledaknya kembang api warna-warni.
Gue menoleh ke samping dan mendapati Victor yang sedang tersenyum dan menatap langit dengan takjub dan mata yang berseri-seri. Gue kemudian ikutan menatap ke langit tepatnya ke lampion gue sama Victor yang terbang bedampingan di antara kembang api.
"Gue berharap semoga kita selalu bersama dan semoga kita bisa selalu kuat meski banyak ujian yang mencoba untuk memisahkan kita" kata Victor yang kemudian noleh ke gue.
"Gue berharap semoga kita selalu hidup bahagia dan semoga kita bisa menjadi kuat meski cobaan apapun yang bikin hati kita sakit. Gue harap selalu bisa bersama lo sepanjang hidup gue" kata gue lalu gue memeluk Victor dengan erat.
Victor juga membalas pelukan gue dengan sama eratnya. Mulai sekarang, Victor lebih dari pada sekedar pacar gue tapi dia adalah pasangan hidup gue.
Dan gue akan selalu berusaha agar bisa ngebahagiain pasangan gue dan gak bikin dia sedih lagi. Gue harap kedepannya gue sama Victor bisa lebih bahagia lagi.
.
.
.
Jangan lupa Voment..
.
![](https://img.wattpad.com/cover/135424747-288-k220016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Complicated
RomanceCerita ini tentang kisah cinta remaja dan berbau homosexual. Buat anda yang homophobic sebaiknya tidak membaca cerita ini. follow juga akunku yaa