(Val POV)
Saat ini gue sedang berada di puncak, tepatnya di Villa gue. Rencananya gue mau ngajakin Victor jalan-jalan ke tempat lain biar dapat pengalaman liburan yang lain tapi ternyata si Victor malah gak mau dan maksa banget buat kesini dengan alasan mengenang kencan pertama pas pacaran dulu.
Saat ini gue lagi berbaring di atas tempat tidur sambil memandangi Victor yang lagi duduk di tepi tempat tidur yang berhimpit dengan dinding kaca. Victor saat sedang memandangi langit yang disana ada bulan dan bintang yang bertebaran.
Dia keliatan suka banget memandangi langit malam sampai-sampai gue berasa pengen jadi langit biar gue bisa di pandangi terus-menerus kayak gitu. Lalu kemudian Victor senyum-senyum sendiri dan detik berikutnya dia tertawa.
Gue pun bangkit dari tiduran gue lalu nyamperin Victor dengan duduk di belakangnya kemudian memeluk tubuh Victor dari belakang dan naruh dagu gue di atas bahunya.
"Kenapa ketawa?" gue nanyak dengan berbisik sengaja gue deketin mulut gue ke lehernya sehingga Victor langsung bergidik dan bulu kuduknya berdiri akibat hembusan nafas dari gue.
"Cuman inget sesuatu kok" balas Victor lalu dia kembali senyum-senyum dan ketawa kecil.
"Lo keinget waktu kita bercinta disini kan?" gue nanyak lebih tepatnya gue nebak.
Victor nundukin kepalanya gak ngejawab pertanyaan dari gue. Tapi reaksinya Victor sungguh menggemaskan soalnya pipi, telinga dan lehernya Victor sampek memerah begitu dia selesai denger pertanyaan dari gue. Kemudian gue sengaja ngegodain Victor lagi dengan menjilat bagian lehernya yang udah memerah kayak tomat masak.
"Ahh.." Victor ngedesah singkat saat gue udah selesai ngejilati lehernya. Gue senyum-senyum sendiri karena liat reaksi Victor yang gak pernah berubah setiap kali gue nyentuh dia. Gue kemudian makin mempererat pelukan gue di tubuhnya.
"Kalau lo udah lulus sekolah nanti, gue janji bakal nikahin lo" kata gue dan Victor pun langsung terkejut sampai-sampai dia noleh ke gue dan menatap gue dengan mata yang membulat karena terkejut.
"L-Lo serius?" Victor nanyak dengan gelagapan.
"Lo gak liat muka gue udah serius kayak begini" balas gue dan Victor pun kemudian balik badan dan meluk gue dengan erat. Tapi pelukannya cuman sebentar abis itu dia ngelepasin pelukannya dan duduk di hadapan gue sambil nundukin kepala memasang muka sedih.
"Kenapa sedih?" gue nanyak karena ekspresi Victor yang tadinya seneng langsung berubah jadi sedih kayak gini.
"Tapi pasangan kayak kita kan gak bisa nikah disini" kata Victor dengan raut wajah yang masih tetep sedih.
"Siapa bilang kita akan nikah disini? gue akan ngajak lo nikah di luar negri" kata gue dan wajah Victor yang tadinya sedih langsung berubah jadi seneng lagi kayak tadi.
"Sekarang lo pilih mau di negara mana kita akan nikah" kata gue lagi.
"Dimana aja asal nikahnya sama lo" balas Victor lalu dia kembali memeluk gue dengan erat.
Beberapa lama berpelukan, kita sama-sama ngelepasin pelukan dan beralih berciuman. Victor mendongakkan kepalanya dan gue harus menundukkan kepala buat bisa nempelin bibir gue di bibirnya Victor.
Saat bibir kita udah bersentuhan, gue melumat bibirnya Victor dengan pelan lalu makin lama makin cepat bergantian dari bibir bawah lalu bibir atas. Setelah itu gue juga melumat kedua bibirnya Victor dengan agresif.
Victor kemudian membuka mulutnya karena mulai kehabisan nafas dan baru dia dapat satu tarikan nafas, gue kembali menyumbat mulutnya dengan memasukkan lidah gue ke dalam rongga mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Complicated
Storie d'amoreCerita ini tentang kisah cinta remaja dan berbau homosexual. Buat anda yang homophobic sebaiknya tidak membaca cerita ini. follow juga akunku yaa