Part 2

5.1K 500 34
                                    

*****

"Jieun-ah! Mau sampai kapan kau di kamar? Bangunlah! Kau harus segera ke sekolah!" seru ibu Jieun seraya mengetuk pintu kamar Jieun berulang kali.

"Eomma, aku tak mau ke sekolah lagi!" sahut Jieun dari dalam kamarnya. Ia masih membungkus badannya dengan selimut di kasurnya.

"Apa maksudmu? Jangan bercanda!" seru ibunya kembali.

"Apa maksudmu? Jangan bercanda!" seru ibunya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jieun lalu membuka pintu kamarnya. Matanya terlihat sembab. Ia menatap ibunya dengan tatapan memelas.
"Eomma, aku mohon. Aku tak mau bersekolah di sana lagi. Kita pindah saja. Aku ingin pergi dari kota ini" ujar Jieun lirih.

Ibu Jieun nampak luluh melihat Jieun yang nampak kalut itu. Ia lalu memegang pundak Jieun.
"Katakan pada eomma, apa alasannya".

Jieun memang selama ini tak pernah menceritakan pada ibunya perihal perlakuan yang didapatnya di sekolah. Namun, hari ini ia baru berani menceritakan semuanya.

"Astaga Jieun-ah, kenapa kau tak pernah menceritakannya pada eomma sebelumnya?" tanya ibunya.

"Aku pikir aku bisa melaluinya. Ternyata tidak" ucap Jieun lirih. Terutama saat mengingat kembali kejadian kemarin.

"Baiklah, eomma akan mengurus kepindahanmu dari sekolah. Tapi kita akan tetap tinggal di Busan" ujar ibunya.

"Eomma. Itu akan sama saja. Aku bisa saja bertemu kembali dengan mereka" sahut Jieun.

"Jieun-ah, kita tidak mungkin meninggalkan Busan begitu saja. Bagaimana dengan pekerjaan appamu?" bujuk ibunya.

"Kalau begitu aku tak usah sekolah saja, eomma" pinta Jieun.

"Hhhh... Begini saja, bagaimana dengan home schooling? Kau bisa belajar di rumah dengan guru tanpa harus ke sekolah" usul ibunya.

Jieun nampak berpikir sejenak.
"Baiklah. Kurasa itu solusi terbaik saat ini" ujarnya.

"Selain itu, kau mulailah berdiet dan berolahraga. Eomma juga prihatin melihatmu seperti ini" ujar ibunya.

"Eomma, apa kau juga meledekku?" ujar Jieun kesal.

Ibunya tersenyum seraya membelai rambut Jieun.
"Bukan begitu sayang. Eomma hanya mengkhawatirkan kesehatanmu. Eomma juga tidak ingin putri kesayangan eomma ini diejek terus menerus".

Jieun mengangguk pelan.
"Aku mengerti. Akan kubuktikan pada mereka kalau aku tidak seburuk yang mereka katakan" sahut Jieun.

I Hate [Love] You [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang