Part 30

2.5K 318 59
                                    

.
.
WARNING!!!!

Mulai part ini mengandung adegan mengharu biru yang akan (mungkin) mengoyak emosi para pembaca.

Sekedar saran, kalian boleh membaca sambil mendengarkan musik atau lagu2 yg melankolis dan diharapkan kalian menyiapkan tissue sebelum mulai membaca.

Selamat membaca!

.
.

*****

Kedua kaki Jieun terasa berat untuk melangkah. Di sini, ia tak menyangka akan kembali ke kampung halamannya lagi. Namun, tempat yang pertama kali ditujunya bukanlah rumahnya terdahulu, melainkan rumah sakit, tepatnya Busan St Mary's Hospital.

Perlahan, Jieun membuka pintu kamar 705. Di sana ia melihat bibi, paman, dan sepupunya tengah terisak mengelilingi pria yang tengah terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit. Ya, ayahnya lah yang terbaring di sana. Melihat kedatangan Jieun, Youngja, bibinya yang tadi menghubungi Jieun, beranjak menghampiri Jieun dan memeluknya.

"Jieun-ah. Huhuhu... Akhirnya kau datang juga. Appamu....appamu telah pergi untuk selamanya" ujar Youngja seraya terisak.

appamu telah pergi untuk selamanya" ujar Youngja seraya terisak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Jieun sulit terbaca. Ia hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.
"Sejak kapan? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya datar.

"Tak lama setelah aku menghubungimu, kondisinya semakin memburuk dan ia tak bisa bertahan lagi. Mianhae. Mianhae aku tidak memberitahumu lebih cepat mengenai kondisi appamu" jawab Youngja. Ia kini telah melepaskan pelukannya. Ia menatap Jieun dan menggenggam kedua tangan keponakannya itu.

Sesungguhnya banyak sekali pertanyaan yang ingin disampaikan Jieun pada bibinya. Kenapa ayahnya bisa meninggal? Kenapa bibinya tak pernah memberitahunya tentang kondisi ayahnya? Bahkan, kenapa ayahnya tak pernah mengatakan apapun padanya?
Tetapi pertanyaan itu hanya terus berputar di kepalanya. Ia terlalu shock. Haruskah ia tak peduli? Toh ayahnya sudah menelantarkan ia dan ibunya demi wanita lain. Tapi hati Jieun berkata lain. Sesungguhnya ia merasa sangat terpukul dan kehilangan saat ini.

Dalam keheningan itu, tiba-tiba pintu kamar itu terbuka kembali. Seorang wanita dan seorang pria memasuki ruangan itu. Jieun mengenali wanita itu. Wanita itu bernama Kang Hanna, ialah yang membuat ayahnya meninggalkan Jieun dan ibunya.

Jieun menatap wanita itu dengan penuh kebencian. Terlebih melihat perut wanita itu membuncit. Apa ia tengah mengandung anak dari ayahnya? Pikiran itu membuat rasa kehilangan Jieun berubah kembali menjadi kebencian.
"Apa yang wanita ini lakukan di sini?" tanyanya dingin.

I Hate [Love] You [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang