Hai hai hai
Jennie blackpink here!!
Hehehe
Maap kan ketelatan aku up gais:)
Entah kenapa makin dekat epilog makin malas nulis:( huft.Ywda lah ya, selamat membaca...
•••
Gadis dengan dress selutut berwarna peach baru saja keluar dari toilet, rambut panjangnya terurai begitu indah dan rapi, dengan wadges coklat muda polos yang membuat dirinya begitu terlihat anggun, matanya yang berwarna grey yang tentu saja tidak asli, ia sengaja memakai lensa kontak. Tangan kanannya menenteng koper mini berwarna putih tulang miliknya, sebelah tangannya lagi memegang ponsel. Dengan telinga tersumbat earphone, lagu Jungkook euphoria (aku lagi dengerin lagu ini, wajib denger. Lagunya asik). Meski sibuk dengan ponselnya gadis itu sangat peka bahwa dirinya menjadi pusat perhatian dari beberapa orang di pelabuhan. Pelabuhan? Ya bagaimana? Di kota ini memang seperti itu. Ia tadi Take off di Batam, dan langsung naik kapal. Menuju ke Tanjungpinang.
Dika.
Liat hp trus, liat depan!
Seutas senyum terlukis diwajah indah Quincy, dia mendongak lalu menangkap sesosok pria dengan kemeja Maroon berdiri sambil tersenyum manis. Quincy berjalan mendekat Erwin, sampainya dihadapan Erwin, tangan Erwin menarik lembut tangan halus Quincy membuat posisi mereka menjadi berpelukan.
Erwin merengkuh erat tubuh langsing Quincy, mengirup wangi buah-buahan dari tubuh Quincy. Tangan Erwin mengelus-elus lembut punggung Quincy, rindu.
"I miss you"bisik Erwin dengan suara beratnya.
"Pakai bahasa korea dong"pinta Quincy diiringi kekehannya. Tentu dengan suara yang agak aneh, tidak begitu jelas memang. Tapi ya tetap saja semua orang tau bahwa Quincy baru bisa bahasa Indonesia.
"Bogoshipda"
Lalu Quincy membalas pelukan Erwin, Erwin yang merasakan hal tersebut tersenyum dan menenggelamkan wajahnya pada bahu Quincy. Quincy tersenyum dibalik dada bidang Erwin, Lagu yang terputar adalah lagu Ed-Sheraan photograph. Entah karena lagu atau memang perasaan Quincy yang absurd Quincy terisak kecil. Meski kecil dan halus Erwin dapat mendengarnya. Erwin semakin mengeratkan pelukannya, sesekali mengecup lama pucuk kepala Quincy.
"Baby, dont cry"bisik Erwin.
Quincy melepas pelukan mereka, padahal Erwin masih ingin memeluk Quincy, rindu. Quincy meraih tisu dari tas kecilnya dan menghapus air matanya sendiri. Erwin tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive
Novela Juvenil[akan direvisi besar-besaran, silahkan segera tamatkan novel ini, atau tunggu hasil revisinya, trims] Erwin Handika Putra, cowo ganteng yang memiliki sifat keras dan terkesan bossy. Benci di tolak dan selalu ingin nomor satu. Ia tak pernah mengenal...