Hai gays!!
Gue mau kasih tau kalau possesive bakal tamat sekitaran 2 bab lagi:( gatau kenapa gue sedih banget anjir.
Hiks.Tapi gpp, gue juga seneng akhirnya cerita ini tamat. Karena artinya gue bakal istirahat sebentar. Ga dikejar2 jadwal juga.
Jangan lupa vomment!
•••
"Maksudnya?"tanya Cia bingung. Ia bingung dengan apa yang Quincy katakan. Quincy menatap Cia lama, kemudian menghembuskan nafasnya gusar.
"Aku kasih tau kamu fakta, dan kamu harus bayar itu"jawab Quincy lalu meneguk latte nya.
Cia mengerutkan keningnya,
"Uang?"Quincy menggeleng cepat,
"Bukan, bukan uang"Cia berfikir sejenak, ia menatap Quincy penuh selidik. Lalu beralih ketangannya, rasa penasaran dan enggan menjadi satu. Cia sangat sangat penasaran fakta apa yang akan Quincy katakan, sementara disisi lain ia takut Quincy meminta yang tidak-tidak. Dengan gerakan lambat Cia mengangguk sebagai jawaban. Quincy tersenyum pahit melihat anggukan Cia.
Selanjutnya adalah membuat Cia menangis pilu dipelukan Quincy.
"Erwin, aku mau jumpain kamu sayang..."batin Cia memejamkan matanya erat.
•••
H
ari ini hari Jumat, hari pengumuman kelulusan. Cia dan teman sekelasnya sedang berkumpul dikelas mereka. Membahas kisah manis yang terjalin selama setahun. Cia tersenyum berada ditengah-tengah teman seperjuangannya. Sungguh benar, tiada masa paling indah, masa-masa di Sekolah. Cia merasa sangat sedih harus melepas seragam putih abu-abunya.
Pengumuman kelulusan belum disebar, jadi kelas Cia memutuskan untuk bernostalgia di 'rumah' mereka. Cia duduk diantara Shella dan Shireen, tertawa bersama teman-temannya. Sesekali ikut nimbrung, meski ia banyak diamnya. Berbeda dengan Shireen yang super berisik dan heboh. Dan ya, Shireen resmi putus dengan Toha, padahal hubungan mereka masih sangat baru.
Mereka berdua putus karena sepele, Shireen yang terus-terus saja nyinyir dengan Quincy. Ia mengomeli Quincy ke Toha dan Toha tidak terima. Jadilah seperti itu. Sementara Raka dan Shella, mereka masih awet saja.
"Ingat ga sih pas Shireen ga bawa dasi terus nyuri dasi Wati. Tapi ketauan"celetuk Gio dengan senyum kearah Shireen. Mendengar itu tawa teman sekelas pecah, kecuali Shireen yang cemberut.
"Iya anjay, gue panik dasi gue ilang pas mau upacara. Upacara gue dihukum. Lah dia enak-enakan"ikut Wati, sipemilik dasi yang pernah Shireen curi.
Shella menyikut lengan Shireen,
"Malu ga lo?"Shireen mengibas tangannya diudara dan menggeleng songong.
"Engga tuh"
"Ketauannya depan Dhito lagi"celetuk Sena semakin membuat tawa meledak. Dhito dulu adalah mantan ecek-ecek Shireen.
"Halah lo, apa kabar yang dijemur satu harian gara-gara alarm bunyi pas google-ing ujian Kimia?"balas Shireen tak mau kalah."Kebayang ga tuh paniknya gimana?"celetuk Cia lalu tertawa.
"Hahaha anjay gue ingat muka Sena gimana pas itu, KICEP TOTAL!"
"Ahahahahahaha"
Cia menggeleng-geleng melihat kelakuan para sahabatnya, ia heran kenapa mereka bisa se absurd ini. Namun yang pasti Cia akan merindukan mereka semua nanti. Tak lama terdengar kabar kalau kertas kelulusan sudah tertempel dimading, dengan segera teman sekelas Cia langsung bergerombolan kemading. Jujur saja, jantung serasa mau copot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive
Teen Fiction[akan direvisi besar-besaran, silahkan segera tamatkan novel ini, atau tunggu hasil revisinya, trims] Erwin Handika Putra, cowo ganteng yang memiliki sifat keras dan terkesan bossy. Benci di tolak dan selalu ingin nomor satu. Ia tak pernah mengenal...