Haiiiii
Rindu ga? Rindu lah yaw.
Btw, aku bakal tambahin part cerita iini kalian ga mau kan ceritanya bakal ngawur dan maksa. Jadi kutambah ssedikit kalo ga suka tinggalin saja, dan berhayal endingnya sesuai kemauan. Thankyou:')Selamat membaca...
●●●
Cia menggigit bibir bawahnya gugup, sial. Kenapa harus ketahuan sih? Erwin ini memang sangat gila, saiko, sama sih. Untuk apa juga dia menguntit cia dan angga, kalau ga suka tinggal datang menghampiri dan marah. Dari pada langsung tarik dan membawa cia kabur dengan kecepatan mobil sebelah kanan? Cia jantungan dibuat pria ini.
Mobil erwin berhenti disebuah rumah yang sangat cia kenali, ya rumah cia sendiri. Haha, mungkin erwin hanya akan mengacanginya nanti. Karena ada mamanya dirum- eh desi arisan ya? Damn it!
"Win, mau ngapain sih?"tanya cia mulai was-was.
Erwin menoleh dan tersenyum sinis, matanya menatap cia lama dan dalam, cia yang ditatap seperti itu semakin takut. Ini salah, erwin kembali. Suka menyiksa fisik cia.
"M-maaf"lirih cia, hey kemana hilangnya suara cia?
"Maaf? Aku ga butuh maaf kamu. Aku kangen tau ga? Kangen kasih kamu punishment"ucap erwin serak.
Cia menggeleng,
"Ga mau""Maaf nona permintaan maaf mu kutolak, ayo masuk"erwin menarik tangan cia kasar, dengan langkah terseok-seok cia mengikuti langkah lebar erwin. Erwin sudah kalap, bagi erwin cia sudah melewati zona amannya.
Mereka memasukki rumah cia, erwin menghempaskan tubuh cia disofa. Meski tidak kuat dan cia tidak merasa kesakitan tapi tubuh cia menegang takut. Mata cia mulai berair, dia menatap erwin dengan tatapan nanar.
"Erwin, maaf"lirih cia pelan.
"Gue ga butuh maaf lo, paham ga?"tanya erwin emosi, mulai mengubah gaya bahasanya.
"Win, aku bisa jelasin"lirih cia sambil meraih tangan erwin.
Erwin tersenyum sinis, tangannya yang bebas menyentuh lembut pucuk kepala cia. Erwin menunduk mensejajarkan wajahnya ke wajah cia. Lalu erwin mengecup lama pipi cia, bukan tenang cia semakin gemetar, ini salah. Ini adalah tingkah erwin yang menandakan dia akan bertingkah kasar.
Erwin menatap cia dengan jarak yang begitu dekat,
"Hukuman apa yang harus gue kasih ya?""Win, im scared"bisik cia nadanya bergetar.
Erwin menyelipkan rambut cia kebelakang telinga, jari besar erwin mengusap air mata cia.
"Did you love me?"tanya erwin, cia menggangguk.
Prank!
Erwin membanting vas bunga yang ada disebelahnya, cia memekik kaget. Sementara ekspresi erwin datar.
"Did you love me?"erwin kembali bertanya, mata cia menangkap erwin meraih serpihan kaca vas yang berada dilantai. Cia kembali mengangguk.
Dengan cepat tanpa aba-aba erwin mengiris lengannya menggunakan kaca ditangan kirinya, tak sadar air mata cia mengalir kembali. Dengan gemetaran cia meraih tangan erwin yang terluka mengeluarkan darah kental yang begitu banyak, cia mengusap lembut luka erwin memakai tissue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive
Novela Juvenil[akan direvisi besar-besaran, silahkan segera tamatkan novel ini, atau tunggu hasil revisinya, trims] Erwin Handika Putra, cowo ganteng yang memiliki sifat keras dan terkesan bossy. Benci di tolak dan selalu ingin nomor satu. Ia tak pernah mengenal...