36

10.2K 488 71
                                    

Allo!!
Kambek nih aing, oouo oouo(idol-BTS)
HAHAHA

Selamat membaca:)

•••

Quincy sudah sangat siap, malam ini pukul jam 8 malam Quincy memakai over sized t-shirt berwarna putih tulang yang dimakasukan ke dalam hot pants miliknya. Terlihat feminim namun tetap kasual, lagi pula Quincy ini kpopers pakaiannya kerap meniru trend korea selatan. Sementara rambut Quincy sendiri ia gerai rapi. Erwin sudah memesan pizza tadi dan pizza nya sudah sampai. Quincy tidak pandai masak, apa lagi erwin.

"Dika!"panggil Quincy, merasa terpanggil Erwin menoleh.

"How? "

Erwin tersenyum lebar, begitu lebar sehingga membuat Quincy tertawa ngakak sendiri. Lucu melihat wajah Erwin yang tersenyum lebar, lucu. Erwin meski tidak tau dimana letak lucu dari tingkahnya ikut tertawa.

Erwin berjalan menuju depan kamar, tangannya meraih punuk leher Quincy lalu mengecup kening Quincy lama. Biasanya Quincy akan senang diperlakukan begitu, namun ada rasa takut kali ini. Ia takut Erwin akan meninggalkannya dan berpaling dari nya. Krisia, satu nama yang begitu Quincy benci. Sangat benci. Quincy tau gadis itu tak salah, namun tetap saja Quincy benci.

"Im scared "lirih Quincy menatap lemah Erwin.

"Why? Someone hurt you? "tanya Erwin lembut dan lirih, sama seperti Quincy.

Quincy mengangguk,
"You "

"What if you leave me?"tanya Quincy lagi.

"What if you choose another girl?"

Erwin menggeram rendah, tangannya terkepal erat. Rasa ini begitu menyakitkan, melihat apa yang selama ini ia jaga tersakiti karena dirinya sendiri. Apa lagi jika cia sudah hadir disini, apa yang harus ia lakukan. Erwin meringis ketika merasakan jantungnya diremas kuat.

"I know you will believe me"

Quincy menggigit bibir bawahnya, ini bukan jawaban yang ingin ia dengar. Dia selalu mempercayai Erwin, karena hanya Erwin pria yang bukan keluarganya yang bisa ia percayai. Quincy dulu percaya ketika erwin mengatakan bahwa ia tetap akan setia dengan Quincy, tapi Erwin memiliki gadis lain. Quincy percaya Erwin tidak akan pernah mencintai Cia, namun Erwin mencintai Cia. Apakah Quincy harus tetap mempercayai pria ini? Atau berhenti dan mengikhlaskan Erwin bersama Cia?

"Its not the answer. I ask the other, What if you leave me? What should I do?"tanya Quincy tanpa emosi yang terlukis diwajahnya. Dia datar. Namun ini yang sangat ditakuti oleh Erwin, marah Quincy terasa lebih baik dibanding diam Quincy.

"I... dont know"Erwin meringis mendengar jawabannya sendiri, ia mengumpat dalam hati. Menyumpahi dirinya yang bodoh dan tidak memikirkan ucapannya terlebih dahulu.

Quincy mendorong bahu Erwin agar menjauh darinya,
"Fuck yourself, Jerk!"

Erwin terbahak mendengar makian kasar dari bibir Quincy, gadis itu terlihat sangat gondok. Quincy sangat cantik dan indah untuk ia tinggali, Quincy memiliki tubuh bagus, Quincy memiliki kecerdasan yang begitu luarbiasa, Quincy sempurna. Mari berfikir jernih, Quincy sempurna dan Cia? Dia cantik, baik, dan manis. Pintar? Tidak terlalu. Body goals? Tidak cia termasuk rata. Hey, Erwin pria! Dia ingin yang sempurna selagi masih ada. Ibu Erwin menyukai Cia bukan Quincy, meski ibunya tidak membenci Quincy. Quincy kembaran Toha, sahabatnya.

PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang