Jangan menggenggam cinta terlalu erat, nanti ia akan pergi bila merasa terkekang.
-After Rain : 10 Years Later
...
Manusia itu sederhana hanya saja pikirannya yang selalu membuatnya rumit, membiarkan ego lebih mengambil alih kendali, dan membiarkan rasa sakit itu bertumpuk di dalam hati.
Ketika rindu harusnya mengatakan rindu, ketika ingin kembali ke sebuah suasana dengan penuh kasih sayang, harusnya kembali, bukan menghindar, mengingkari kata hati, dan akhirnya menjadi sakit sendiri.
Namun yang namanya manusia... entah memang sifat yang dibawa sedari lahir, atau mungkin lingkunganlah yang begitu hobi menciptakan masayarakat yang dingin dan cenderung tidak peduli. Yang pasti membuatnya menjadi rumit.
Padahal ketika kecil diasuh dengan baik, namun ketika dewasa kenapa mereka seolah-olah melupakan itu semua? Mengapa mereka memikirkan suatu hal yang tidak seharusnya perlu dipikirkan? Dan parahnya, kenapa mereka senang memperumit masalah sementara masalah itu dapat diselesaikan?
Sekali lagi ego yang tidak terkendali, dapat mengakibatkan rasa sakit dari pihak lawan, dan tanpa sadar, rasa sakit itu dapat mematikan diri sendiri.
Tok... tok...
Suara ketukan pintu terdengar jelas. Radin, cowok yang setengah jam berada di dalam perusahaannya itu hanya menerawang, memutar kursi, memerhatikan para pekerja yang tampak sibuk di pabrik batanya.
Gila. Ingin rasanya Radin menjadi gila dan tidak lagi berada di dunia ini.
Entah sudah berapa hari dirinya seolah merasa terancam seperti ini, diancam oleh rasa sakit, takut, dan kalut di dalam waktu yang bersamaan.
Meskipun sudah berulangkali ia ingin menepis rasa seperti itu namun entah kenapa baginya semakin terasa saja. Kenangan yang coba ia lupakan, entah kenapa terasa semakin teringat sekarang.
Mungkin kenangan itu seperti ketika dirinya mencoba menenggelamkan pelampung di sebuah lautan. Tampak kecil memang, namun sungguh membuatnya kewalahan, berusaha apapun ia mencoba menenggelamkannya, pelampung itu seolah-olah tidak menyerah, dan malah semakin kuat melawannya.
Bodoh, perlahan Radin mengutuki diri, seru dengan pikirannya hingga tidak terdengar suara apapun yang berasa di sekeliling.
Entah kenapa dirinya seperti kekanakkan sekarang, sungguh sulit menerima fakta bahwa yang datang pasti akan pergi, entah itu bisa kembali lagi ataukah tidak, yabg pasti kalimat ittulah yang Radin benci.
Terlalu cepat, memhuat waktu yang dilalui sebelumnya seolah menjadi kenangan dan mendominasi sebagian mimpinya. Orang-orang oerlahan pergi tanpa kita sadari ataukah tidak, tanpa kita sempat mengucapkan selamat tinggal ataukah tidak yang pasti nereka akan pergi.
Dan satu-satunya cara menyelamatkannya hanyalah menutup diri. Menganggap semua orang biasa saja, seperti tidak ada orang yang spesial di dalam hidupnya.
Dan sayang, cara yang dianggap baik oleh si mata bundar itu sebenarnya hanya melarikan diri dari masalah sejenak. Tak cukup dengan dirinya tersakiti, mungkin tanpa sadar mmebuat irang lain mengernyit, seolah memrhatikan dengan pandnagan bertanya namun secepat mungkin berjalan tidak peduli kembali
Ya, bagi Radin, seperti kehidupan sosial. Dimana dipenuhi masyarakat dingin, tidak peduli, dan berfokus pada diri masing-masing.
Karena pada intinya, manusia tidak pernah peduli dengan apa masalah yabg kita punya, mereka hanya peduli seberapa banyak masalah yang mampu kita hadapi.
Semakin banyak masalah yang dapat diselesaikan maka semakin dewasa lah seseorang. Meskipun dihantui oleh kenangan 10 tahun lalu itu menjadi sbeuah maslaah besar baginya.
Begitu besar sedari dulu, masih terasa begitu berat, dan bahkan hingga diusia ini ia belum bisa menyelesaikannya dengan baik.
Tok... tok...
Suara ketukan terdengar lebih kuat lagi, Radin tersentak, secepat mungkin laki-laki itu mengusap wajah dengan sebelah tangannya, lalu memutar arah kursi hitam kembali. "Masuk."
Seorang laki-laki, dengan umur yang berapa tahun jauh lebih muda dibandingkan Radin membuka pintu. Seraya membawa berkas di tangannya, anak itu berdiri di hadapan Radin. Tampa begitu senang, apalagi dengan senym yang terukir cerah di bibirnya.
"Silahkan duduk," suruh Radin.
Laki-laki itu duduk, meletakkan berkas, sejenak, lalu menyodorkan salah satu kertas ke arah Radin. "Ini Pak, data calon karyawan yang ingin masuk ke dalam perusahaan kita."
Radin mengernyit, bola mata cokelat itu naik turun, memerhatikan setiap lembar, dan membaca tulisan yang berada di sana.
"Saya yakin, Pasti Pak Radin enggak bakal nolak yang ini Pak. Udah cantik Pak, seumuran sama Pak Radin, terus berkompeten Pak."
"Hmm..." gumam Radin, setengah bersandar ke arah kursi, ia membalikkan lembar kertas itu. Mendadak, ia menahan napas, begitu memerhatikan nama dan foto biodata yang tertera di sana.
T-tunggu! Orang ini?!
Radin mengangkat kepala nemerhatikan karyawannya sejenak. Laki-laki itu bangkit terlebih dahulu, seolah tengah memanggil seseorang yang berada di luar ruangannya.
Cantik, seumuran dengannya, dan berkompeten.
Dua hal diawal memang alasan yang tabu bagi Radin untuk menerima orang ini di perusahaannya. Tapi jika melihat pengalaman dan berbagai riwayat pendidikannya...
Radin memejamkan mata, meletakkan cv di meja yang sedari tadi digenggamannya. Mengembus napas pasrah.
Mungkin ia akan berpikir dua kali, meskipun sejujurnya ia sama sekali tidak ingin menerima orang ini dalam perushaannya. Bukan hanya ke dalam perusahaan, tapi bisa jadi ia tidak ingin orang ini masuk ke dalam hidupnya lagi.
Cukup Dimas yang di bawah sana, berhasil mengacaukan hidupnya, dan tidak perlu penambahan lagi.
Pintu ruangan terbuka kembali, bersamaan dengan mata bundar Radin yang terbuka dengan perlahan, mengembus napas panjang.
Karena yang ia tahu hanyalah satu...
Ya, seseorang itu adalah gadis peneduhnya, seorang gadis yang tak pernah ia harapkan lagi kedatangannya.
Seorang Yashiaka Rein
🌂🌂🌂
Thank's for reading! I hope you enjoy it!
Update : 22 sept 2019
Next : liat aja entar ya...Btw, aku ultah wkwkwkwkwkwkw makin muda astagfirullah :')
Radin : thor, sehat?
Author : alhamdulillah sehat :'
Dhei : Muda darimananya :v
Author : si Bambang ngajak gelud
Rein : HBD thor 😊
Author : makasih Reinnn😙
Dimas : traktiran traktiran :v
Author : traktiran aja yang diingat ini 😴
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN : 10 YEARS LATER [☑]
Ficção Geral[SEQUEL BOY UNDER THE RAIN] "Love you no matter what." Rein, gadis penulis novel yang masih saja menaruh hatinya kepada Radin mungkin percaya pada kalimat itu. Masih ada cinta dan ketulusan di dunia ini. Hanya saja begitu berbeda dengan Radin, seaka...