Ch. 6

4.9K 269 1
                                    

Moly Pov

Seperti biasa aku bangun tengah malam untuk melakukan shalat. tapi sesudah aku melaksanakan shalat itu aku mendengar suara orang sedang bernyanyi. "Merdu sekali" kataku memuji. karna penasaran aku menuju sumber suara itu. Suara itu berasal dari kamar Fayla. "Aku tak tau kalau Fayla memiliki suara sebagus itu.." kataku. "Masuk atau tidak ya.." kataku bingung.

" DOOORR.. "

" AAAAAAAAA... " teriakku

"Hehehe.. kau sedang mendengar Fayla bernyanyi juga ya ?" ternyata yang mengagetkanku itu adalah Vani. "Huuhh.. kau membuatku kaget saja, iya." kataku .

"Apa yang kalian lakukan di depan kamarku?, teriak-teriakkan pula.." kata Fayla yang menyembulkan kepalanya keluar untuk melihat siapa yang di luar. "Kyaa.." teriak Vani. "Huuusshh.. kau ini, itu Fayla." kataku memberitahu Vani. "Ohh.. Fayla aku kira kau hantu kepala buntung tadi.. hehehe " kata Vani sambil nyengir. "Kau ini.." kataku . "Hei kalian belum jawab pertanyaanku tadi " kata Fayla mengingatkan .

"Oiya.. hehehe, kami mendengar kamu menyanyi tadi. suaramu itu bagus sekali." kataku sambil mengacungkan jempol pada Fayla. "Itu benar.." kata Vani semangat. "Ohh.. aku kira ada apa." kata Fayla tak peduli, "Oiya, kenapa kalian bangun jam segini ? nanti kalian tidak bisa latihan. kita akan latihan pagi-pagi sekali." kata Fayla. "Aku habis shalat." kata Moly. "Hah. ya sudah dadah.. aku mau balik lagi ke alam mimpiku bersama angel tampan yang mempunyai sayap dan topeng sama sepertiku ah.. OMG dia benar-benar TAMPAN" kata Vani meracau sendiri sambil berlalu menuju kamarnya. "Aku kira, kita harus periksa otaknya siapa tau dia stres." kata Fayla. "Aku setuju" kataku seraya memperhatikan kepergian Vani. "Ya, sudah aku juga mau balik ke kamar. selamat malam." kataku. "Malam.." kata Fayla sambil menutup pintu kamarnya.

Aku pun masuk kamar dan merebahkan tubuh di kasurku. "Hah.." aku menghela nafas lemah. hening. "Kapan aku bisa bertemu mateku?" tanyaku dalam hati. "Ah sudahlah, nanti juga pasti ketemu. PASTI " kataku meyakinkan diriku sendiri.

Akupun terlelap kedalam dunia mimpi yang sangat indah dan sepertinya itu nyata.

Fayla Pov

Untung mereka sudah pergi-batinku, "Apa mereka sudah tau semuanya?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul di balkon kamarku. "Sayangnya belum, tapi sepertinya Vani sudah mulai berhubungan dengan Revin" kataku. "Sekuat itu kah?" tanyanya. "Mungkin begitu" kataku.

"Kapan kalian akan menemui kami?" tanyaku padanya yang sekarang berada di sampingku. ya, kau tau malam itu selalu indah menurutku. karna bintang selalu setia menemani dan membantu bulan untuk menerangi negri ini, apa lagi jika kau mengamatinya sambil duduk di balkon kamarmu ditemani segelas susu coklat hangat apa lagi jika kalian sedang bersama pasangan kalian, hehehe.  "Aku tak tahu" jawabnya. "Hah, kalau kalian sudah siap kau bisa menghubungiku" kataku. "Baiklah" katanya. "Ingat, kita sudah tidak punya banyak waktu lagi. ratu kegelapan akan segera bergerak untuk menghancurkan kita. jika kita terus berpisah seperti ini,  itu sama saja dengan kau mau membunuh seluruh teman-temanmu dan berhianat pada mereka yang sudah memberimu kepercayaan" kataku. "Aku tak akan melakukan itu" katanya. "Baiklah, selamat malam" kataku seraya kembali masuk ke kamar.

"Huh.." aku menghela nafas berat dan berbaring di kasurku. tak lama kemudian aku sudah memasuki alam mimpiku.

-in dream-

"Aku tak akan pernah menyerahkan mereka kau tau!" bentakku pada seorang perempuan yang tak lain adalah Lilian. "Apa kau yakin ?" tanyanya dengan menunjukan muka yang sepertinya meragukanku. "Aku yakin" kataku tenang. "Kalau begitu apa kau akan yakin setelah tau apa yang telah aku ambil dari hidupmu hah ?" katanya dengan mata yang menyiratkan kesombongan. "Aku tak peduli" kataku dingin. "Kau berlaga tak peduli, padahal jika kau tau kau akan menangis disini sekarang juga" katanya dengan gaya angkuhnya. "Aku tak akan takut pada ancaman rendahan seperti itu" kataku yang melakukan ancang-ancang untuk mengeluarkan pedangku dari tempatnya. "Kau akan menyesal telah berkata begitu." katanya meremehkan. "Sayangg.." panggilnya pada seseorang. "Ada apa ?" kata seorang pria yang dia pangil sayang itu. "Kau lihat dia, dia ingin membunuhku sayang, aku takut..." kata Lilian seraya menggelayut manja pada tangan si pria itu yang tak lain adalah Zyko. Zyko ? dia kan mateku ? -batin ku. "APA!?" kataku tak percaya. "Bagaimana hah?, apa kau masih tak peduli ?" tanyanya padaku. "Fayla !?" kata Zyko sama kagetnya denganku. "Hah, tak kusanggka baru beberapa menit lalu kita bicara. sekarang kita bertemu lagi. tapi bukan sebagai mate tapi sebagai MUSUH dan orang yang sudah berkhianat pada negrinya sendiri !" bentakku "Hahahahahahaha.. bagaimana Fayla, kau sedih kau ingin menangis? menangis lah sepuasmu. hahaha.. bagaimana rasanya di kalahkan? tidak enak kan ?" kata Lilian meremehkan. "Aku tak akan pernah menangis di hadapan orang rendahan dan murah sepertimu" kataku dingin. sebenarnya aku juga sekarang sedang menahan air mataku agar tak keluar di saat seperti ini. aku harus fokus, fokus - batinku.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang