Chapter 1

15.4K 473 11
                                    

Fayla sedang melakukan aktifitas yang sudah menjadi rutinitas yang wajib.

Dia sedang lari pagi di sebuah taman. Taman itu tampak sepi, wajar saja karna cuaca pagi yang cenderung dingin membuat orang lebih memilih tidur di rumah dari pada beraktifitas di luar.

"huh.." Fayla menghempaskan tubuhnya pada sebuah kursi di taman itu. Tempat favoritnya. Di dekat air mancur yang indah dan besar.

"Kapan ya aku bisa menemukan mereka?" tanya Fayla pada dirinya sendiri. Tiba-tiba Fayla mendengar suara orang menangis. "Siapa ya yang menangis di pagi hari begini ? Kurang kerjaan sekali !" kata Fayla. Dia mendekati orang yang menangis itu "Ternyata seorang wanita. Tampaknya seumuran denganku" kata Fayla. Dia mendekati gadis itu dan menepuk pundaknya. Gadis itu menoleh pada Fayla dengan ekspresi yang bisa dibilang -sangat- kacau. "Kau kenapa ?" tanya Fayla. Gadis itu tetap diam tak menjawab. Fayla yang melihat wajah gadis itu dari jarak agak dekat serasa familiar. "Kau siapa ?" tanya gadis itu sambil menahan isakannya. "Eh.. , Aku.. aku Fayla. Kamu ?" tanya Fayla. "Aku.. " gadis itu memotong ucapannya "Aku Vani" jawabnya.

"Oh.. Vani. Oiya , Kenapa kamu nangis di sini ?" tanya Fayla. Vani terdiam.

Apa aku bisa percaya pada dia?. Tapi wajah nya seperti pernah ku lihat, tapi dimana ya ? -batin Vani.

"Hallo.." kata Fayla sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Vani. Vani yang tersadar dari lamunannya langsung kaget dan ingat kalau dia sedang bersama seseorang.

"Oh.. Eh.. Hmm.." gumamnya tak jelas. "Aku.. Aku baru putus dengan pacarku , karna aku melihat dia selingkuh dengan sahabatku sendiri" katanya sambil kembali terisak. Fayla yang tak tega melihat Vani menangis langsung mencari sapu tangannya dan memberikannya kepada Vani. Vani yang kaget akan sikap Fayla yang baik kembali menangis.

Bahkan sahabat dan pacarku pun tak pernah melakukan hal seperti yang dilakukan Fayla padaku ini -batin Vani.

Fayla hanya bisa diam dan bingung karna Vani malah menangis lebih keras saat ia memberi sapu tangannya. Apa yang harus aku lakukan ? Ko aku tidak tega melihat dia menangis seperti ini. Biasanya aku tidak akan peduli dengan orang-orang di sekitarku. Tapi, kenapa denganku sekarang ini?. jangan-jangan dia.. -batin Fayla.

"Hah.. Kau bisa menganggap aku teman baru mu jika kau mau. " kata Fayla. Vani yang terkejut atas ucapan Fayla tadi berhenti menangis secara tiba-tiba, sedangkan Fayla yang tadi mengucapkan kalimat itu sendiri pun malah sama kagetnya dengan Vani.

"Terima.. Kasih" kata Vani sambil menunduk. Entah kenapa ada perasaan yang amat senang dia mendapat teman seperti Fayla. Sedangkan Fayla sendiri hanya tersenyum, senyum yang jarang di lihat orang mengingat Fayla adalah seorang pendiam.

"Sebaiknya kau pulang cuaca disini masih dingin. Dari pada kau mati membeku di sini lebih baik kau pulang, dan berfikir masih banyak laki-laki di dunia ini" kata Fayla menasehati. "Baiklah, Terima kasih" kata Vani dengan senyum ceria dan pergi untuk pulang. Fayla yang melihat itu hanya menatap bingung pada gadis bernama Vani tersebut. "Bukankah tadi dia menangis dengan sangat histeris. Kenapa tadi dia bisa tersenyum seceria itu? Aneh.. " kata Fayla.

Dan akhirnya Fayla juga memilih untuk pulang. Karna hari sudah mulai siang.

"Aku harus cepat" kata Fayla seraya berlari.

"Sepertinya aku menemukan 1 di antara mereka" kata Fayla seraya berlari sambil terus tersenyum. Aku harus memberi kabar pada ratu -batin Fayla.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang