Ch. 36

3.2K 202 8
                                    

Triingg..

"Cih, sialan" kata Fayla kesal. salah satu pedangnya terpental karna ada sebuah panah dan peluru yang menyerangnya. "Lu-lucy, Zhira" kata Lilian lemah. "Kau Iblis, apa yang kau lakukan pada teman kami?" bentak Lucy marah. "Kenapa kau tidak tanya saja padanya"  kata Fayla sembari berjalan santai kearah pedangnya yang terjatuh dan membungkuk untuk mengambilnya. tapi sebelum Fayla mengambil pedangnya itu

Dooorrr...

Hening. tidak ada suara lagi setelah terdengar suara tembakan dari pistol Zhira. "Dasar iblis gila" kata Zhira marah setelah menembakan pelurunya ke perut Fayla. Fayla yang terluka berdiri tegak lagi sembari mengelus perutnya lembut. darah mengalir dari perut Fayla. "Kalian mengincar ini?" tanya Fayla sembari memperlihatkan tangannya yang penuh dengan darahnya sendiri. Lucy da Zhira hanya bisa membelalakan matanya kaget saat Fayla menjilati tangannya yang penuh oleh darahnya sendiri. "Ka-kau.." kata Zhira mulai ketakutan. "Ke-kenapa kau tidak merasakan sakit?" tanya Zhira takut. "Aku tidak pernah merasakan yang namanya sakit lagi selama ini, aku sudah mati rasa atau lebih tepatnya tidak punya perasaan lagi" kata Fayla dingin. "Mustahil, itu tidak mungkin?" kata Lucy tidak percaya. "Kalian ini sama saja ya. berani menantang MAUT" kata Fayla sembari mengambil pedangnya yang terjatuh dan berjalan mendekati Zhira, Lucy dan Lilian. "Se-sebenarnya ka-kau ini ap-apa?" tanya Lucy tergagap karena takut. "Aku? hm.. kau bisa tanyakan pada teman kalian" kata Fayla sembari melirik Lilian. "Lilian, sebenarnya dia itu apa?" tanya Lucy panik. Lilian hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu. "Di-dia malaikat maut" kata Lilian dengan suara kecilnya. Lucy dan Zhira hanya bisa berjalan mundur sembari memapah Lilian karena ketakutan. "Kenapa kalian mundur? apa kita tidak ingin bermain dulu?" tanya Fayla dengan nada kecewa. "Kami tidak mau bermain dengan Iblis sepertimu" kata Lucy bergetar. "Tadi teman kalian sudah mengatakan aku ini apa bukan? aku ini bukan iblis, aku hanya malaikat maut saja" kata Fayla sembari memberikan seulas senyum manis pada mereka bertiga. "Senyummu begitu mengerikan" kata Zhira. "Oiya? apa semengerikan itu?" tanya Fayla seraya berjalan makin cepat kearah Lilian dkk. tidak ada yang menjawab. "Apa menurutmu senyum yang bisa membuat seseorang serasa terbang itu mengerikan?" tanya Fayla sembari tersenyum simpul saat melihat reaksi tiga makhluk yang ada di depannya.

wuuusss..

Fayla berlari dengan kecepatan yang melebihi normal lagi dan sudah berada di depan ketiga makhluk itu. "Ba-bagaimana-" kata Lucy tidak meneruskan kata-katanya setelah melihat mata Fayla yang sudah menjadi semerah darah. "Aku adalah malaikat maut bagi kalian" kata Fayla sembari mengayunkan pedangnya ke arah tiga makhluk di depannya.

braakkk.. bruukk..

meleset tebasan Fayla meleset karna Lucy sudah membawa Lilian terbang keatas dan Zhira sudah lari agak jauh dari tempat Fayla. Fayla melihat pohon yang ambruk karna tebasannya tadi. Fayla hanya diam di sana mengatur emosinya, karna Lilian, Lucy dan Zhira sudah pergi jadi tidak ada lagi mainan bagiknya. "Kenapa?" tanya Fayla pada dirinya sendiri. "Kenapa kau selalu keluar disaat yang tidak dibutuhkan" teriak Fayla sedih.

Buugg..

Fayla meninju pohon yang tadi sudah tumbang karna ulahnya. "Karna kau tidak bisa mengendalikanku" kata Fayla. bukan, bukan itu adalah Fayla yang bermata merah darah. "Kau selalu menimbulkan banyak korban, berhentilah mengendalikanku!" teriak Fayla murka. seketika itu juga dari tubuh Fayla keluar sebuah gumpalan awan hitam, dan dari balik awan hitam itu muncul seorang gadis yang benar-benar mirip dengan Fayla. dari mulai pakaian, senjata, bakan muka semua mirip, kecuali warna mata mereka. Fayla yang asli memiliki manik mata berwarna coklat tua sedangkan Fayla yang keluar dari awan hitam itu memiliki manik mata berwarna merah darah. "Tidak bisa Fayla, kita itu satu. aku adalah kamu, kamu adalah aku" kata Fayla yang bermata merah. "Tidak, kita berbeda. kau adalah kau aku adalah aku. kau hanya emosiku saja. kau tidak memiliki tubuh asli, kau hanya emosi yang tidak kuinginkan" bentak Fayla kesal. "Fayla, kau harus ingat siapa dirimu yang sebenarnya. meskipun kau Angel Element tapi kau harus ingat, aku akan terus hidup di dalam dirimu hingga maut menjemputmu. aku adalah kehidupan aslimu, kenapa kau tidak mau mengakui itu. Apa karna kau takut semua orang tidak mau menerimamu?" tanya Fayla bermata merah lagi dengan nada sedih. "Tidak, hentikan" kata Fayla sembari menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya erat-erat tidak membiarkan suara sekecil apapun masuk. "Apa kau lupa, apa yang telah kita lakukan bersama Fayla. apa kau telah lupa dengan semua orang yang telah kita bunuh. apa kau lupa dengan apa yang telah dilakukan semua orang terhadap kita Fayla. kita itu mesin pembunuh Fayla. kita hanya ditugaskan untuk membunuh dan mencari mangsa. apa kau sudah melupakan segalanya Fayla" kata Fayla bermata merah itu lagi. "Tidak, itu bukan aku. ITU BUKAN AKU!" teriak Fayla histeris saat sekelebat bayangan masa lalu yang sudah lama ingin dia lupakan kembali terlihat jelas. dari mulai mayat-mayat yang tidak bersalah tergeletak tak berdaya di lantai yang awalnya berwarna coklat muda itu, darah segar yang masih mengalir deras dari para mayat, dan Fayla melihat dirinya yang sedang tertawa di atas tumpukan mayat-mayat itu. "Hentikan, aku mohon hentikan" mohon Fayla sedih. "Apa kau sudah lupa siapa dirimu yang sebenarnya Fayla" kata Fayla bermata merah itu lagi. "Pergi, pergi. Hentikan" kata Fayla lirih sembari meneteskan air matanya. "Fayla, kau harus ingat siapa kau sebenarnya" kata Fayla bermata merah sembari menghilang dibalik awan hitam yang juga ikut menghilang. "HENTIKAAAAANNN!!!" teriak Fayla histeris dan jatuh terduduk dengan air mata yang sudah teidak terbendung lagi. "Bukan, itu bukan aku. itu bukan aku" kata Fayla lirih sembari mengacak rambutnya frustasi.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang