Ch. 35

3K 192 10
                                    

Treng.. Treng.. Treng..
"Semua... Sarapan siap....." teriakan Fayla dan pukulan antara sendok dan panci dari arah dapur, sukses membuat semua orang yang ada di rumah itu terbangun.
"Ada apa sih? berisik sekali" kata Revin sembari duduk di salah satu kursi diikuti Vani, Adam, dan Moly. "Loh, mana Zyko?" tanya Adam. "Dia sedang lari pagi" kata Fayla sembari menaruh sayur sop di atas meja. "Kamu tidak lari pagi Fayla?" tanya Vani. "Sudah" jawab Fayla singkat sembari mengambil 1 sendok sayus sop dan ditaruh di piringnya. "Hah? Kapan?" tanya Adam. "Tadi jam 4 pagi" jawab Fayla enteng. "JAM 4 PAGI?" teriak ke 4 orang bersamaan. dan dijawab anggukkan oleh Fayla.

"Huh. sudah pagi rupanya" kata Zyko yang baru pulang dari lari paginya. "Hey Zyko, kau mau sarapan tidak?" kata Fayla dari arah ruang makan. "Oh, iya. aku mau mandi dulu" kata ZYko sembari berjalan kearah kamar. "Jangan lama-lama" teriak Fayla.

3 menit kemudian

"Lama" kata Vani kesal. "Maaf" kata Zyko sembari duduk di bangku sebelah Fayla. "Selamat makan" kata mereka semua kompak. mereka melalui acara makan hanya dengan diam. (berarti ga makan dong #Plakk..) tidak ada yang mau memulai pembicaraan. setelah selesai mereka melakukan aktivitas rutin masing-masing.

kenapa jadi begini? -batin Fayla bingung

saat semua yang biasanya tertawa bersama kini hanya kesunyian yang ada. "Ada apa sebenarnya?" tanya Fayla pada Zyko yang sedang duduk-duduk santai sembari membersihkan pedangnya di ruang tamu. "Ada apa apanya?" tanya Zyko bingung. "Jangan pura-pura bodoh, kenapa semuanya jadi saling diam-mendiamkan?" tanya Fayla. "Aku tidak tahu" kata Zyko kembali fokus pada pedangnya. "Ya sudah" kata Fayla tidak peduli.

aku tanya Moly saja -pikir Fayla.

"Moly, ada apa?" tanya Fayla pada Moly yang sedang berlatih memanah. "Apanya yang ada apa?" tanya Moly ikut bingung dan menghentikan aktivitasnya. "Hah.. kenapa semua jadi saling mendiamkan?" tanya Fayla. "Aku tidak tahu" jawab Moly lalu kembali serius berlatih.

Ada apa sebenarnya? ya sudahlah lebih baik aku pergi ke hutan saja - batin Fayla.

"Aku pergi ke hutan Handswears dulu" teriak Fayla dari arah pintu depan setelah mengambil beberapa senjatanya. "Mau ngapain?" tanya Zyko. "Mau ngapain aja. emang kenapa mau ikut?" tanya Fayla. "Tidak" kata Zyko sembari pergi ke taman belakang. "tahu ah" kata Fayla kemudian terbang menuju hutan Handswear yang terletak di sebelah utara Angel's World. sesampainya di  perbatasan utara dia bertemu dengan para penjaga perbatasan. "Selamat pagi semua" sapa Fayla ramah sembari tersenyum lembut. "Eh, nona Fayla. selamat pagi juga nona. nona mau ke hutan Handswears?" kata salah satu penjaga yang lebih tua dari Fayla. "Iya pak, saya ingin bersantai di sana sebentar" kata Fayla sopan. "Oh, nona harus berhati-hati saat sendirian. mau saya temani" kata seorang angel pria yang mungkin seumuran dengan Fayla. "Tidak, terimakasih atas tawarannya. tapi saya bisa menjaga diri. lagipula apa senjata sebanyak ini belum cukup untuk menjaga diri saya?" tanya Fayla sembari memperlihatkan ikat pinggang yang di penuhi oleh pisau, juga sepatu yang diisi oleh 10 pisau. dan dua pedang dengan ukuran lumayan besar yang ada di sebelah kiri dan kanan ikat pinggang Fayla. "Sudah cukup nona" kata pria yang lebih tua tadi. "Baiklah, saya pergi dulu. selamat bertugas" kata Fayla sembari melambaikan tangannya dan terbang menuju hutan Handswears.

"Akhirnya sampai juga" kata Fayla seraya merebahkan tubuhnya di sebuah pohon besar yang berada tepat di jantung hutan itu. "Ternyata ada Fayla sang Fire Freeze ya di sini" kata seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pohon. "Cih.. dunia itu memang sempit ya. Lilian" kata Fayla sinis. "Hahahaha.. justru karna dunia sempitlah aku jadi lebih leluasa untuk menemukan dan membunuhmu" kata Lilian sembari berlari dengan kecepatan vampirenya.

Triingg..

"Aku paling tidak suka kalau waktu santaiku diganggu orang tidak penting sepertimu" kata Fayla tepat saat mata mereka berdua beradu. "Hahahaha.. kau bilang aku tidak penting. aku adalah malaikat mautmu Fayla" kata Lilian sombong.

Tringg..

"Hahahahaha... Malaikat? Maut?. aku selalu tertawa diatas kematian" kata Fayla dingin.

Triiingg... Blaasss..

"Aaaaaa.." teriak Lilian saat kedua tangannya tertebas pedang Fayla dan mengeluarkan banyak darah berwarna hitam. "Kau tahu kenapa?" tanya Fayla berjalan mendekati Lilian. Lilian yang mulai lemah terus berjalan mundur. "Karna aku...." jeda Fayla.

Wuss..

Fayla sudah berada di depan Lilian berlari dengan kecepatan yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang angel biasa. "Adalah seorang malaikat maut" bisik Fayla di telinga Lilian. Lilian yang ketakutan hanya bisa membeku di tempat. "Jadi apa kau tadi menyebutkan kau adalah malaikat mautku?" tanya Fayla sembari mengelilingi tubuh Lilian. Lilian hanya diam tidak menjawab. "Kenapa kau tidak menjawab?" tanya Fayla.

Croot...

"AAaaa...." teriak Lilian kesakitan. Fayla menusuk paha kanan Lilian dengan pisau yang dia bawa. "Siapa malaikat maut yang sebenarnya, kau sudah tahu bukan. tapi kenapa kau malah ingin sekali bermain dengan yang namanya MAUT" kata Fayla dingin. "Aaaa.." teriak Lilian saat pisau yang tadi menusuknya kini diilipas secara kasar membuat darah keluar lebih banyak lagi. "Sekarang bukan jadwalnya kau mati. tapi karna aku sedang bosan, sepertinya kau bisa menjadi mainanku untuk sementara waktu" bisik Fayla. "Tapi kau membosankan. lagipula aku sudah muak melihat wajah ini" kata Fayla sembari mengangkat wajah Lilian dan mendekatkan pisau di pipi kanan Lilian dan menekannya agar pisau itu masuk kedalam daging Lilian.

Srreet..

"Aaaa... hiks... hiks.." isak Lilian menahan sakit di pipinya yang sekarang mengalir darah berwarna hitam kental. "Kenapa kamu menagis? bukannya kamu ingin membunuhku? kenapa kamu takut sekali?" tanya Fayla dengan wajah polos tanpa dosa itu. "Ka-kau benar-benar iblis" kata Lilian di sela-sela isakkannya. "Aku bukan Iblis Lilian. aku ini hanya malaikat maut saja" kata Fayla sembari menjilat darah Lilian yang ada di pisaunya. "Darahmu pahit ya. sudah berapa orang yang kau bunuh?" kata Fayla setelah pisaunya bersih dari darah Lilian. "Ka-kau meminum darah?" tanya Lilian mulai ketakutan. "Hahahaha.. sayang sekali, tapi itu hanya rahasia kecilku saja" kata Fayla. "Tapi mungkin aku bisa meminum darahmu ini" bisik Fayla yang kemudian disusul oleh angin yang membuat pepohonan manjatuhkan daun-daun yang memang sudah di takdirkan untuk gugur. "Ah. aku bosan. waktumu sudah tiba Lilian. berdoalah" kata Fayla sembari mengeluarkan Pedangnya yang akan membelah tubuh Lilian menjadi dua.

Triing..

"Cih, sialan"

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang