Ch. 19

3.2K 225 9
                                    

Author Pov

Moly, Adam, Revin, Vani. Sudah sampai di gerbang selatan tempat para vampire yang tersisa bersembunyi.

"Dimana mereka?" bisik Vani sembari memperhatikan sekitar.

Sreek.. Sreek..

"Apa itu?" kata Moly mulai kaget. Sebuah bayangan hitam melesat keluar dari semak-semak.

Brug..

Tiba-tiba Vani jatuh dan di timpa oleh seseorang. "Mangsa" kata gadis yang menumpuk Vani.

Wuuss..

"Aargh" seketika gadis itu ambruk dengan bersimbah darah. Ada anak panah tepat di jantungnya dan menembus keluar. "Kau tidak apa-apa Vani?" tanya Moly khawatir. "Iya, sepertinya dia vampire yang tersisa" kata Vani. "Kau yang melakukan itu?" tanya Vani sembari menunjuk mayat vampire tersebut. "Iya, kita di serang" kata Moly. Mereka semua mengambil senjata masing-masing dan dalam keadaan siap menyerang.

"Wah wah wah. Ternyata cuma anak-anak ingusan saja" kata salah satu vampire pria yang akan menyerang. "Siapa yang kau katakan ingusan?" tanya Revin kesal. "Tentu saja kalian. Mana mungkin kami" kata vampire wanita yang lain. "Cih.. Kami bukan anak ingusan!" kata Revin mulai emosi.

Doorr.. Doorr..

Revin yang sudah emosi menembak tepat di jantung 2 vampire tadi. "Dasar anak kurang ajar. Ayo kita habisi mereka" teriak salah satu vampire yang memimpin penyerangan.

Door.. Door.. Door..

Wuus.. Wuus.. Wuus..

"Aaaarggh.." penyerangan dimulai banyak vampire yang mati, tapi tidak sedikit yang dapat menghindar dari serangan dari 4 Angel Elemen.

"Unggh.. Mereka terlalu banyak" teriak Vani yang menahan pendarahan di lengan kanannya. "Hahahaha.. Kalian sudah menggali kuburan kalian sendiri. Habisi saja mereka" teriak vampire wanita. "Aaarggh.." teriakan Moly membuat Vani menoleh kearahnya.

Moly sudah terluka parah, Adam juga. Revinku juga. Aku juga sudah mendapat luka cukup parah. Bagaimana ini apa yang harus aku lakukan? Andai saja ada Fayla, dia bisa menebas semua tubuh yang ada di sini dan membakarnya -batin Vani menyerah.

Tiba-tiba dari kalung dan cincin yang dipakai Vani dan Moly mengeluarkan cahaya berwarna merah yang membentuk sebuah kubah melindungi mereka berempat. "A-apa ini?" tanya Adam takut.

Tiba-tiba muncul Fayla dari balik kubah merah itu. "Kalian obati luka-luka kalian, mereka biar aku yang urus" kata Fayla sembari tersenyum. "Fa-Fayla" kata Vani tergagap. "Bukan, aku bukan Fayla yang sebenarnya. Aku hanya roh saja" kata Fayla. Memang kalau diamati dia terlihat tembus pandang.

Blaas.. Croott..

Fayla. Bukan, hantu Fayla membelah menjadi 2 bagian 6 vampire sekali dalam sekali tebas. "Lawan kalian adalah aku" kata hantu Fayla. Nada suaranya mengerikan. Tiba-tiba muncul api dari bawah tanah yang membakar habis seluruh vampire yang ada. "Daging panggang. Hmm.. Tapi sepertinya gosong. Ah tidak layak dimakan" kata hantu Fayla sembari mendekatkan hidungnya pada vampire yang sudah tidak berbentuk itu.

"Kalian kembalilah ke istana berikan laporannya. Setelah itu kembali kerumah bersihkan diri dan istirahat. Sepertinya kalian sedang shock" kata hantu Fayla sembari menghilang dengan kubah pelindungnya dari hadapan Moly dkk.

"Ta-tadi i-itu.." kata Revin tidak bisa meneruskan kata-katanya. "I-iya, i-itu ha-hantu Fayla" kata Adam sama-sama gagap. Mereka berempat memperhatikan sekitarnya. Tidak ada lagi vampire yang bergerak, hanya ada bau gosong dari tubuh-tubuh vampire yang dibakar oleh hantu Fayla tadi.

"Sepertinya sudah beres. Ayo kita kembali ke istana dan pulang ke rumah. Aku akan mengecek Fayla" kata Moly. Mereka berjalan ke istana masih dengan tampang shocknya tapi hanya Adam dan Revin saja. Moly bisa mengatur emosinya meski sebenarnya dia juga agak takut. Vani sesekali bergidig ngeri mengingat dia sudah bertemu hantu. Tidak ada yang mau membuka topik pembicaraan saat ke istana juga pulang kerumah. Semua langsung berhambur ke dalam kamar Fayla dan Zyko tanpa mengetuk pintu. "Kalian tidak sopan" kata Zyko tanpa melirik ke arah mereka berempat. Mereka melihat Fayla yang masih terbaring lemah dikasur dan Zyko sedang mengelap keringat yang ada di kening Fayla. "Tadi Fayla dimana?" tanya Vani cepat. "Tentu saja dikamar, dia belum sadar dari tadi. Cuma.." kata Zyko menggantung. "Cuma apa Zyko. Cuma apa?" tanya Revin penasaran. "Tadi gelang element yang di pakai Fayla bersinar. Dan tiba-tiba suhu tubuhnya meningkat drastis. Mirip dengan keadaan saat dia sedang melawan musuh" terang Zyko. Tidak ada jawaban. Vani, Moly, Adam, Revin hanya bisa membeku di tempat.

"Berarti yang kita lihat itu, benar-benar roh Fayla" bisik Moly. "Apa?" kata Zyko tidak mendengar. "Ah, tidak. Tidak apa-apa" kata Moly sembari mengibas-ngibaskan kedua tangannya. "Terimakasih Fayla" bisik Moly lagi sembari memberi senyum pada Fayla yang terbaring

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang