Ch. 34

2.9K 196 13
                                    

Vani dan Revin sudah pasrah dengan ajal mereka. "Selamat tinggal teman-teman" bisik Vani sembari tersenyum dan meneteskan air mata masih dalam keadaan mata terpejam. Kalung Vani kembali mengeluarkan cahaya.

Triingg..

"Kalian licik sekali beraninya keroyokan" terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga Vani dan Revin. Keduanya membuka mata dan membelalak kaget melihat Fayla, Moly dan Adam sudah ada di sekitar mereka. "Kalian.." kata Vani lirih dan tiba-tiba menangis. "Sudah jangan menangis" kata Moly. "Mrs. Fire Freeze" kata seorang demon dengan nada takut. "Hallo semuanya, siapa yang ingin bermain duluan denganku? Ah.. Bagaimana kalau kau duluan Lilian" kata Fayla sembari menyeringai melihat Lilian yang berada di depannya.

Triingg..

"Kau iblis gila. Kau IBLIS!" teriak Lilian. "HAHAHAHAHAHAHA..." tawa mengerikan Fayla membahana di seluruh ruangan.

Blaaas... Croot..

Seketika 2 kepala vampire, 1 kepala demon, 2 kepala werewolf, 1 kepala black wich menggelinding menjauh dari tubuh mereka masing-masing. Semuanya hanya bisa tercengang melihat apa yang baru saja Fayla lakukan. "Dimana calon pengantinnya. Aku ingin memberi ucapan selamat pada mereka" kata Fayla sembari tersenyum manis pada semua yang ada di ruangan itu. Tapi mereka semua hanya bergidik ngeri melihat senyum itu. "CEPAT PERGI DARI SINI" teriak seorang demon sembari terbang menjauh diikuti vampire dan werewolf yang lari menjauh termasuk Lilian, Zhira dan Lucy.

"Kenapa mereka kabur?" tanya Fayla bingung dengan wajah polosnya yang sudah ternodai oleh banyak darah berwarna gelap. "Jangan pasang wajah polosmu saat kau sudah melakukan hal mengerikan seperti tadi" kata Adam sembari membantu Revin berdiri. "Hehehe.. Obati dulu mereka disini, baru setelah itu kita pulang" kata Fayla sembari berjalan ke kumpulan gelas yang masih berisi minuman. Fayla mengambil salah satu dari gelas tersebut. "Fayla, jangan diminum, itu darah angel" kata Vani dengan suaranya yang masih lemah. Fayla menghirup aroma darah yang ada di dalam gelas itu, lalu meneguknya sedikit. "Fayla.." teriak Vani, Adam, Revin, dan Moly. "Apa? Aku hanya mencicipinya saja" kata Fayla polos. "Ih.. Bagaimana rasanya?" tanya Moly dengan nada jijiknya. "Darah biasa, amis" kata Fayla. "Sudah selesaikan? Ayo kita pulang" kata Fayla. "Sudah ayo" kata Moly."Bagaimana dengan Zyko?" tanya Vani dengan nada ketus. "Hahahaha.. Dia bukan anak kecil lagi. Nanti juga pulang sendiri" kata Fayla sembari membuat blackhole.

Vani dan Revin berjalan dengan dibantu Adam dan Moly. "Kalian ini tadikan sudah kubilang tetap berhubungan melalui telepati. Kenapa pada saat penyerangan dimulai kalian tidak menghubungi salah satu dari kami" kata Fayla kesal. "Sudah Fayla, biarkan mereka istirahat dulu. Tenaga mereka sudah tinggal sedikit. Beruntung mereka masih bisa hidup" kata Adam. "Yasudah. Istirahatlah yang cukup" kata Fayla sesampainya di rumah mereka. "Ada peperangan dimana?" tanya Zyko yang tiba-tiba ada di belakang Fayla. "Dimana-mana" jawab Fayla sembari masuk ke kamar. "Kenapa kau tidak membantu Revin dan Vani?" tanya Moly setelah kembali dari kamar Revin dan Vani diikuti Adam yang ada di belakangnya. "Aku.." kata Zyko bingung.

Bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan -batin Zyko.

"Aku apa hah? Aku apa?" tanya Moly mulai kesal dengan semua kelakuan Zyko yang seperti penghianat. "Aku sudah kesal padamu sejak kau memukuli Fayla, saat kau mengaku kau adalah mate Lilian bukan mate Fayla, aku kesal saat kau tidak menganggap Fayla sebagai matemu yang sebenarnya, kau pergi ke pesta pertunangan tadi dengan Lilian, kau bahkan tidak membantu Vani dan Revin saat mereka diserang oleh segerombolan makhluk yang haus darah mereka. Kau hampir membunuh Fayla, dan kau membiarkan Revin dan Vani hampir terbunuh tadi!" bentak Moly kesal. "Aku sudah pernah memberimu kesempatan, tapi apa yang kau lakukan? Kau memang benar-benar penghianat" kata Moly sembari mengarahkan panahnya ke kepala Zyko. "Moly, tenanglah. Jangan biarkan emosi menguasaimu" kata Adam sembari menahan tangan Moly. "Biarkan aku membunuhnya Adam. Dia tidak pantas hidup" kata Moly. "Kita masih membutuhkan dia Moly. Lagipula jika kamu membunuhnya, apa yang akan terjadi pada Fayla nanti" kata Adam. "HAH.. Aku lelah" kata Moly sembari berjalan masuk ke kamarnya. "Kau masih beruntung sobat" kata Adam sembari menepuk pundak Zyko dan berlalu masuk menuju kamarnya.

Hah.. Maaf semuanya, tapi aku harus melakukan ini pada kalian. Maafkan aku Fayla -batin Zyko.

Zyko pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan diri di kasur tanpa mengganti pakaiannya dulu. Tanpa terasa dia sudah memasuki alam mimpinya.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang