"Siapa yang melakukan ini?" tanya Moly dengan ekspresi yang tidak bersahabat. Tidak ada yang menjawab pertanyaan dari Moly. "AKU TANYA! SIAPA YANG MELAKUKAN INI!?" bentak Moly marah. Semua yang berada di kamar Fayla dan Zyko kaget dibuatnya. Semua hanya diam membeku, tidak tahu dan tidak ingin memberitahu siapa yang telah membunuh Fayla.
Bruk..
Tinju Moly mendarat tepat di pipi kanan Zyko. "Apa yang kau lakukan?" kata Zyko marah. "Aku tahu. Kau pasti tahu siapa yang membunuh Fayla" kata Moly dingin sembari berjalan mendekati Zyko yang jatuh terduduk di lantai kamar. "A.. Aku, aku tidak tahu" kata Zyko sembari memalingkan mukanya kearah lain.
"Dia berbohong" kata Vani dengan pandangan mata yang kosong. "Apa maksudmu Vaniku?" tanya Revin sembari menggoyangkan bahu Vani. "Dia berbohong, dia tahu siapa yang membunuh Fayla" kata Vani sembari melihat Zyko dengan pandangan yang masih tetap kosong, berbeda dengan Vani yang biasa.
Deg..
Jantung Zyko tiba-tiba tidak bisa tenang. Seperti mendapatkan pukulan tepat di wajahnya Zyko sekarang mulai agak takut dan menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba sekelebat bayangan Fayla yang sedang ditusuk jantungnya bertubi-tubi oleh seseorang tanpa rasa kasihan dan sedang berada di dalam sebuah hutan, muncul di penglihatan Vani. "Lilian" kata Vani kesal. "Siapa?" tanya Moly. "Lilian, dia yang telah membunuh Fayla. Tapi kenapa Fayla tidak melawan saat sedang diserang oleh wanita jahat itu?" kata Vani bingung. "Tidak mungkin, dia bawa senjatanya. Mana mungkin dia tidak melawan" kata Moly bingung dan terjatuh dalam posisi terduduk dilantai sembari memegang kepalanya. "Kenapa kau tidak menolongnya?" tanya Vani sembari melihat Zyko dengan mata yang berkilat marah. "A.. Aku" Zyko tidak bisa menjawabnya. "Itu karna Lilian adalah matemu. Cih, aku muak mendengar alasan sampahmu itu" kata Vani sembari berjalan keluar kamar diikuti Revin dibelakangnya. "Akan kubalaskan kepergianmu Fayla. Aku janji" kata Moly sembari mengelus puncak kepala Fayla dan pergi keluar kamar dengan berbagai rencana balas dendamnya. Diikuti Adam yang juga masih shock dengan apa yang tadi terjadi.
"Adam" panggil Moly setelah mereka sampai di dalam kamar mereka. "Iya, ada apa?" tanya Adam. "Bisa bantu aku?" tanya Moly sembari duduk disalah satu bangku yang tersedia di balkon kamar mereka. "Jika aku mampu pasti aku bantu. Memang apa yang harus aku lakukan?" kata Adam sembari ikut duduk di bangku yang lain. "Bantu aku membuat sebuah rencana pembunuhan" kata Moly datar dan tanpa ekspresi. "Apa? Kau seperti bukan Moly yang kukenal? Apa kau ingin balas dendam?" tanya Adam bingung. "Aku, aku tidak rela temanku mati semudah itu. Aku tahu Fayla bukan orang yang akan berdiam diri saja jika sedang dalam keadaan bahaya" kata Moly. Setiap menyebut nama Fayla serasa ada sebuah anak panah yang menusuk jantungnya. Sakit. Itu yang dirasakan oleh Moly sekarang. "Tapi, bisa saja Fayla sedang lengah dan saat awal penyerangannya Lilian sudah melumpuhkan Fayla duluan" kata Adam berusaha mencegah Moly melakukan balas dendam. "Tidak, aku sudah mengenalnya. Dia tidak mungkin lengah. Dia itu tipe orang yang selalu waspada disetiap keadaan. Lagipula apa yang akan langsung membuat Fayla lumpuh?" kata Moly mulai bingung. "Bisa saja dia langsung ditusuk bagian jantungnya. Lalu dia kehabisan banyak darah jadi dia tidak kuat untuk melawan" kata Adam masih tetap berusaha melarang balas dendam ini. "Meskipun Fayla ditusuk jantungnya dahulu, itu tidak akan membuatnya melemah dengan cepat. Aku yakin ada suatu alasan kenapa Fayla tidak menyerang balik" kata Moly seraya berpikir. Adam yang mendengar jawaban dari Moly hanya menghela nafas berat tanda menyerah atas perdebatan mereka. "Jangan-jangan..."
Tempat Fayla (?)
Dimana ini? Kenapa di sisi kanan begitu terang dan di sisi kiri begitu gelap? Lalu kenapa pakaianku putih semua? -pikir Fayla bingung.
Tes.. Tes.. Tes..
Tiba-tiba darah berwarna merah pekat keluar dari dinding yang ada dihadapan Fayla. "BALAS DENDAM" kata Fayla seraya membaca darah yang membentuk tulisan itu. "Apa maksudnya ini?" tanya Fayla bingung. Fayla tidak memperdulikan tulisan itu dan berjalan memasuki sisi yang terang. "Di sini hangat dan nyaman" kata Fayla sembari mengulas senyum bahagia. "Fayla.. Aku mohon kembalilah. Jangan pergi" terdengar suara dari arah sisi yang gelap memanggil Fayla. "Siapa itu?" tanya Fayla bingung sembari melihat kearah sisi gelap. "Fayla. Apa itu benar-benar kau?" tanya seorang pria tua yang berjalan menghampiri Fayla. "KAKEK" pekik Fayla senang. "Kakek, aku tidak menyangka kakek masih hidup" kata Fayla sembari memeluk erat tubuh kakeknya itu. "Fayla. Kakek sudah berbeda denganmu" kata kakek Fayla. "Apa maksud kakek? Kakekkan masih hidup, buktinya kakek ada dihadapan Fayla sekarang" kata Fayla seraya melepas pelukannya. "Tidak Fayla. Kau harus kembali, masih banyak orang yang membutuhkanmu" kata kakek Fayla sembari menatap cucunya sedih. "Tapi.." kata Fayla. "Fayla..." terdengar suara itu lagi dari sisi gelap.
![](https://img.wattpad.com/cover/1789561-288-k386840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)
FantasyFayla seorang gadis tomboy yang merupakan Angel Element api. dia yang selalu tahu sesuatu dan paling banyak memiliki rahasia. Siapakah dia sebenarnya? Zyko adalah lelaki yang merupakan mate Fayla yang juga Angel Element api. satu pertanyaan besar da...