Ch. 20

3.3K 227 7
                                    

Vani Pov

sudah 5 hari ini Fayla tak sadarkan diri. Dan dari hari pertama aku dan Moly selalu berkunjung ke kamar Fayla untuk mengecek keadaannya. Zyko juga tidak pernah membiarkan Fayla sendirian, bahkan sampai makan pun dia selalu sedikit. Mungkin dia merasa bersalah.

Sekarang sudah waktunya menjenguk Fayla lagi. Keadaannya sudah membaik, tapi kenapa dia belum sadar. "Kapan dia akan sadar?" tanyaku sedih. "Sabar Vaniku, dia pasti sadar" kata Revin menghiburku. "Tapi kapan? Sudah 5 hari dia koma, keadaannya juga sudah membaik. Tapi kenapa dia belum sadar juga" kataku lirih. Semua orang yang ada di ruangan ini menunduk menatap lantai.

"Kalau mau menggosip jangan di sini" kata seseorang. "Fayla" kata Zyko.

Fayla Pov

uggh.. Dimana aku?. Kenapa banyak orang di sini. Ngomongin aku pula -batinku.

"Kalau mau menggosip jangan di sini" kataku. "Fayla" kata Zyko kaget. Semua yang menunduk langsung menatapku. "Ada apa?" tanyaku bingung dengan wajah polosku. "FAYLA..." teriak Vani sembari berhambur memelukku. "Ada apa ini?" tanyaku lagi. "Kau koma selama 5 hari ini Fayla" kata Moly yang duduk di samping ranjangku yang satunya. "Vani, bisa lepaskan aku?" tanyaku. "Fayla, kau ini aku riiinduu... Sekali denganmu" kata Vani sembari mempererat pelukannya. "Va.. ni.. Aku.. Ti.. Dak.. Bisa.." kataku sesak. "Vani, lepaskan Fayla tidak bisa bernafas" kata Adam. "Hehehe.. Maaf ya" kata Vani sembari memberi cengiran khasnya. "Huh.. Huh.. Iya" kataku sembari mengatur nafas.

Aku berdiri dan hendak masuk ke kamar mandi. "Kenapa kalian semua masih di sini?" tanyaku bingung. "Eh.. Emang kamu mau ngapain?" tanya Revin. "Tentu aku mau mandi, masa aku mau makan di kamar mandi. Cepat keluar" kataku mengusir. "Eh.. Iya, iya. Kami keluar" kata Adam. Mereka semua sudah keluar dari kamarku.

"Loh? Kenapa kamu masih di sini juga?" tanyaku. "Kenapa, ini kamarku jugakan" katanya. "Cepat keluar Zyko aku mau mandi.. Hus.. Hus.." kataku mengusir. "Tapi sebelum itu" katanya mendekatiku. "Apa yang ingin kau lakukan, jangan macam-macam" kataku mulai panik. Wajahnya dengan wajahku cuma berjarak beberapa inci lagi. "Maafkan aku ya" katanya sembari tersenyum.

Deg..

1 detik.. 2 detik.. 3 detik.. 4 detik.. 5 detik..

"Apa yang kau lakukan.." teriakku. "Kalau ingin minta maaf tidak usah seperti ini" kataku. "Hehehe.. Tapi kau memaafkanku kan?" tanyanya masih dengan senyum manisnya. "Iya, iya cepat keluar" kataku sembari mendorong tubuhnya keluar kamar dan menutup pintunya.

Kenapa denganku ini, kenapa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya jika aku dekat dengan Zyko -batinku.

Aku pun selesai mandi dan keluar menuju ruang makan. Sudah 5 hari aku tidak makan. "Fayla kau tidak boleh makan makanan yang aneh-aneh dulu. Makanlah bubur ini" kata Moly. "Huh.. Aku benci bubur" kataku sembari memperhatikan bubur yang ada di depanku. "Sudah cepat makan. Oiya Moly ada tugas lagi tidak sekarang?" tanya Vani. "Ada, katanya ada penghianatan. Banyak angel yang berkhianat dan menyerang angel di daerah barat" kata Moly. "Lalu, tugas kita membunuh mereka?" tanya Vani. "Jika mereka angel kita bawa mereka kehadapan ratu. Tapi jika mereka bukan angel, kita.." kata Moly terpotong. "Bunuh mereka" kataku dingin.

"Fayla makan bu.." kata Vani terpotong juga. "Aku sudah selesai Vani, mereka bukan angel" kataku. "Maksudmu?" tanya Revin dan Adam bersamaan. "Mereka memang bukan angel mereka itu adalah Demon's" kata Zyko. "Sekarang saatnya Moly dan Adam yang bersenang-senang" kataku. "Hah?" kata Moly bingung. "Hah.. Zyko kamu yang jelaskan aku malas" kataku sembari meneguk susu coklat panas. "Jadi kita itu punya musuh masing-masing. Angel Element tanah dengan werewolf, Angel Element api dengan vampire, dan Angel Element air dengan Demon's" jelas Zyko. "Berarti kau berselingkuh dengan musuhmu sendiri" kata Vani. "Uhuk.. Uhuk.." aku terbatuk.

Bagaimana mereka bisa tahu hal ini -batinku.

"Kamu tidak apa-apa Fayla?" tanya Adam. "Iya, bagaimana kalian bisa tahu tentang Zyko berhubungan dengan Lilian?" tanyaku. "Kau sudah tahu duluan?" tanya Revin. "Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi" kataku dingin. "Kami mendengar dia mengucapkan itu sendiri saat kau tidak sadarkan diri" kata Adam memberitahu. "Bodoh. Sudah jangan bahas ini" kataku seraya berdiri dan berlalu dari ruang makan.

"Oiya, nanti saat penyerangan. Kita harus tetap bersama dengan mate kita, jangan berpisah atau pun memisahkan diri. Demon's mempunyai daya tarik tersendiri" kataku sebelum masuk kedalam kamar dan merebahkan diri di kasur. "Setidaknya tidak ada yang harus kututupi lagi dari mereka" kataku sebelum masuk ke alam mimpi.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang