19. Persiapan Pensi

23 4 2
                                    

Audi tengah sibuk dalam kepengurusan untuk acara pensi nanti. Sebenarnya, ia tidak begitu tertarik untuk menjadi bagian dari anggota OSIS. Tapi yang ingin ia tekuni dari organisasi yang dielu-elukan sekolah ini ialah kemampuan dari public speaking. Yang ia tahu, organisasi ini dapat mengasahnya, bahkan kemampuan debat sekalipun.

Belakangan ini ia juga jarang di kelas. Lebih sering menghabiskan waktu dispensasi karena memang waktu acara yang sudah semakin dekat. Persiapan sudah matang, hanya tinggal masalah panggung dan seragam panitia yang belum rampung.

Saat ini ia sedang di ruang wakil kepala sekolah beserta dengan ketua osis, Rega Rahadi dan bendahara, Anne Dikta. Sedang membahas juga memberi laporan agenda-agenda acara yang ada. Kebetulan dia menjabat sebagai sekretaris dalam organisasi tersebut.

"Lalu untuk pembagian waktu antara artis pertama dan artis kedua?"
"Untuk itu kita beri jeda lima menit paling lama, Pak. Dan penampilan seluruh artis kita bagi rata, karena pensi ini juga berjalan selama tiga hari." Jelas Rega.

Wakil kepala sekolah yang biasa dipanggil singkat Pak Sam, atau nama lengkapnya Samsuri. Ia menganggukkan kepalanya menyetujui keputusan panitia.

"Apa panitia akan tetap fit badannya?"
"Oh, untuk masalah itu. Untuk menjaga stamina panitia kita tidak langsung menurunkan panitia disatu hari acara, Pak. Kita sudah bagi regu siapa saja panitia yang bertugas dihari pertama sampai hari ketiga." Jelas Anne.

Audi hanya tersenyum. Mereka berdua tahu tipikal anak seperti dirinya yang pendiam dan pemalu. Ia lebih senang mendengar dan menjelaskan jika sudah dibutuhkan.

Lagipula, ia juga sudah mencatat apa saja yang diminta oleh Pak Sam dalam acara nanti. Ia tidak lupa dengan tugasnya. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mendengarkan obrolan diantara mereka.

"Baiklah, saya rasa ini sudah matang. Untuk masalah panggung akan saya kabari Rega kapan mereka akan mulai menyiapkannya. Dan kostum kalian akan datang lusa, kepala sekolah juga nanti akan saya kabari untuk penyambutan acara nanti."

Mereka bangkit dari duduknya dan menjabat tangan wakil kepala sekolah tersebut. Terlihat senyum Rega yang cukup puas untuk memaksimalkan semuanya. Disusul dengan Anne dan Audi.

"Terima kasih banyak, Pak." Sapa Rega.
"Sukses terus untuk kalian dan anggota yang lain, titip salam untuk mereka."
"Terima kasih, Pak." Balas Audi dan Anne kompak.

Mereka bertiga keluar dari ruangan tersebut dengan wajah yang berseri-seri. Bukan apa, karena dari pengalaman angkatan OSIS sebelumnya, cukup sulit dan program untuk membuat pensi lebih sering berhenti ditengah jalan. Entah karena kepala sekolah yang tidak mendukung, dana sekolah yang ingin digunakan untuk fasilitas sekolah, atau kesiapan panitia yang belum rampung.

"Besok-besok ikutan ngobrol aja, Di."

Audi menoleh, ia tersenyum ke arah Rega, "kan sudah diisi kalian berdua,"

"Suara lo juga berhak untuk ikutan," balas Anne dengan santai. Seperti karakternya. Santai dan tenang.

Audi hanya tersenyum. Mereka sekarang berjalan menuju ruang OSIS. Sepertinya hari ini anak OSIS akan full tidak belajar lagi. Sempat ada rasa khawatir, karena ia pasti akan mengejar ketertinggalannya dikelas. Tapi ia lupa kalau ada Daffa yang pasti membantunya.

Oiya, Daffa. Bagaimana kabar anak itu? Batin Audi.

Dilihatnya jam tangan yang melingkar itu baru menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas. Tidak mungkin ia ke kelas, pasti sedang belajar juga disana. Terakhir kali ia melihat Daffa masih sama, tapi sejak ia bercerita siapa Januar yang sebenarnya, Daffa justru bersikap semakin tidak bisa ditebak. Terlebih masalah antara Ey dan Mesi yang seperti sedang perang dingin.

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang