Sore ini, tepatnya saat musim dingin akhir bulan di sudut kota Seoul. Di sebuah apartemen berukuran sedang di antara turunnya salju. Seorang wanita belia yang manis dan tenang memegang sebuah cangkir berisi minuman hangat yang baru diseduhnya, membawa diri ke sebuah jendela di balkon yang menampakkan pemandangan jalan dengan tumpukkan salju putih sebagai hiasannya.
Ia menaruh cangkir itu di meja di pinggirnya, lalu melipat kedua tangan di depan dada sambil menghembuskan napas lelah. Samar-samar ia bisa mendengar suara berisik dari arah dapur, tanda seseorang sedang memasak di sana.
Suasana ini ... persis sekali seperti yang pernah ia alami beberapa tahun yang lalu.
❄WINTER'S GIFT❄
"Kenapa berisik sekali?" gumam wanita itu sambil menggelengkan kepalanya. Padahal jika ia masak, tak pernah menimbulkan suara yang berlebihan. Tahu-tahu setelah merutuk, suaranya malah hilang.
Tebaknya, mungkin orang yang ada di dapur sudah selesai memasak.
Saat hening baru saja mengajaknya untuk ikut larut dalam kesepian, sebuah tangan terulur memeluk perutnya dari belakang. Tubuhnya yang berbalut sweater pun makin terasa hangat akan pelukkan itu.
"Sedang apa, Al?" tanyanya dengan suara berat. Wanita bernama lengkap Lee Almira itu pun tersenyum tipis dan memiringkan kepalanya, sebab orang di belakangnya iseng menciumi harum tubuhnya yang baru saja berendam.
"Kau pikir aku sedang apa?" tanya Almira balik sambil mengelus kedua tangan lelaki itu. Yang ditanya hanya terkekeh dan ikut memperhatikan jalanan penuh salju. "Kihyun, sekarang tanggal berapa?"
Lelaki bernama Yoo Kihyun itu menjawab, "30 Desember, sayang."
Almira berpikir sejenak sampai ia mengutarakan pertanyaannya. "Besok malam tahun baru, kau bekerja?"
"Heem ..." Sesungguhnya wanita berusia 25 tahun itu kecewa, karena kekasihnya malah bekerja di saat ia ingin waktu berdua. Yah, nasib menjalin hubungan dengan seorang idol.
Terkadang fakta itu menamparnya, bagaimana bisa Almira berpacaran dengan Kihyun secara diam-diam? Di saat hatinya ingin semua orang tahu akan status mereka. Tapi, itu hanya sebuah angan-angan yang entah kapan terwujudnya.
Lima tahun sudah berlalu mereka lewati masa-masa pacaran, menyenangkan tapi terhalang tembok tak kasat mata. Terkadang keduanya was-was jika ingin menghabiskan waktu bersama, bak buronan yang menjadi santapan lezat para polisi.
Tapi walau merasa lelah, mereka masih bisa bertahan sampai sekarang.
Tuhan mungkin sedang baik.
"Kopiku?" tanya Kihyun menyadarkan Almira dari lamunannya. Ia melirik ke meja di sampingnya dan mengangguk. Sudah menjadi rutinitas, jika Kihyun datang ke apartemennya, ia akan menyeduhkan kopi kesukaan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter's Gift
FanfictionDinginnya udara di akhir tahun mungkin tidak akan bisa mengalahkan tatapanmu kala itu. Pekatnya bau darah akibat luka yang tercipta pun masih seakan menyapa. Musim dingin nan indah itu menjadi benang kusut yang hingga kini enggan kurapikan. Sayang...