WG - Enam Belas

53 18 0
                                        

Kihyun memarkirkan mobilnya asal di depan apartemen milik Rin saat hujan sedang deras-derasnya. Teman Almira itu menyambut dengan raut khawatir, lalu memberitahukan bahwa wanita itu tadinya ingin pergi ke suatu tempat tanpa ditemani siapapun tapi sampai sore begini belum pulang.

Yuh Jung mencari dengan Bill yang kebetulan mampir sebelum Kihyun datang. Segera saja Kihyun menancap gas untuk mencari kemana kemungkinan kekasihnya pergi. Kebetulan Hyungwon menyusul karena ingin menemani Rin mencari sahabatnya.

Di tengah hujan begini memang memungkinkan Almira datang ke tempat yang berbentuk gedung. Tapi Kihyun tak menemukannya di tempat-tempat yang pernah didatangi mereka berdua. Bahkan tempat yang pernah menjadi koleksi pameran foto Kihyun saja tak ada.

Sampai akhirnya otak Kihyun bekerja untuk mengingat satu tempat. Segera ia putar arah mobilnya dan pergi ke tempat di mana ia pernah menyatakan perasaannya pada Almira dua tahun lalu. Namsan tower.

Saat sampai, ia bisa melihat bahwa Bill dan Yuh Jung terlebih dahulu sampai. Mereka memayungi Almira yang sibuk mendongak memperhatikan tower dengan keadaan yang sudah basah kuyup.

Kihyun berlari menembus hujan, berdiri di hadapan Almira tanpa penyamaran. Wanita itu menurunkan pandangannya dan menatap Kihyun lekat, tidak memberikan raut berarti untuk orang yang sudah memberinya banyak kebahagiaan namun merumitkan hidupnya juga.

Orang-orang merasa menangis di dalam guyuran hujan menjadi pilihan baik agar tak banyak yang bisa membedakan mana air mata mana air hujan. Tapi Kihyun bisa melihatnya, ia menyaksikan bagaimana air mata dari pelupuk Almira menetes dari tempatnya.

Mungkin wanita itu tak banyak berkata, tapi ia sungguh menampar hati Kihyun dengan tangisannya.

“Aku ingin memakimu sekali lagi,” ujarnya dengan serak. Kihyun mengepalkan tangannya, mengabaikan dinginnya air hujan yang mengguyur. “untuk yang terakhir kali.”

“Maki saja.”

Tubuh Almira bergetar hebat seketika, ia langsung maju ke hadapan Kihyun dan memukul dada lelaki itu sekuat yang ia bisa sambil menangis kencang. Kihyun tak melawan, ia hanya sesekali mundur karena Almira mengerahkan tenaganya.

Yak, siphal! Niga nahante eotteohke geureol suini?!” (Yak, berengsek! Bagaimana bisa kau lakukan ini padaku?!) makinya dengan kasar. Ia terus menonjok dada bahkan perut Kihyun sebisanya sambil menangis. “Mati saja! Mati saja kau sana!”

Yuh Jung menarik Almira agar tak melakukan lebih daripada ini.

“Kenapa aku harus melahirkan anak tanpa ayah, ha?!”

Sungguh, rasanya Almira masih tak terima atas keputusan Kihyun. Ia masih ingin menjatuhkan lelaki itu sampai Kihyun menyesal bahwa keegoisannya membuat Almira terasa hampir gila. Hampir gila karena Almira tak sadar selama ini ia begitu mencintai Kihyun. Jadi saat masalah ini datang, ia merasa terpukul dengan sikap kekasihnya yang sama sekali belum mau mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia perbuat.

Cinta yang selama ini ia agungkan kini menjadi boomerang. Dengan mudah Tuhan membuatnya membenci Kihyun sampai ia frustrasi.

Tak lama dari perkelahian mereka, muncul sekumpulan wartawan yang sudah membuntuti Kihyun sejak awal. Mereka menghampiri keduanya dan melemparkan banyak pertanyaan. Sedangkan kedua insan itu hanya saling pandang dan melemparkan dua tatapan berbeda.

Kihyun dengan tatapan menyesalnya, Almira dengan tatapan kebenciannya.

“Jadi benar kalian punya hubungan?”

“Apakah Almira dan Kihyun ini saling kenal?”

“Kenapa kalian bertengkar seperti tadi?”

“Tolong berikan kami informasi.”

blablablabla …”

“blablablabla …”

“blablablabla …”

“blablablabla …”

“Apa benar anak dalam kandungan Almira itu adalah anakmu, Yoo Kihyun-ssi?”

Tak satupun dari keduanya mengubris keberadaan para wartawan. Mereka hanya saling tatap tanpa arti yang jelas. Sampai akhirnya Almira menyerah dan menurunkan tatapannya untuk memandangi tanah. Ia menggeleng lemah dengan lutut yang nyaris melemas.

“Bukan,” jawabnya serak sambil kembali mendongak dan menatap lelaki di depannya dengan sisa tenaga ketegaran yang ada, Kihyun membeku di tempat mendengar itu. “ini bukan anak Yoo Kihyun dan kami tak punya hubungan apa-apa.”

“Almir—"

“Aku minta maaf karena selama ini sudah membuat tuduhan terhadapnya. Aku juga minta maaf pada Yoo Kihyun-ssi karena sudah mencoreng nama baiknya. Semua foto yang aku posting hanyalah sebuah editan. Kami tidak benar-benar saling mengenal.”

“Aku hanya penggemarnya dan berharap bisa kenal lebih dekat dengannya. Jadi aku melakukan hal konyol ini agar kami bisa berinteraksi. Aku sengaja mencari perhatian media untuk memancingnya agar mau menemuiku.”

“Aku hanya penggemarnya …”

“Aku hanya … sesaeng-nya …” (sesaeng : penggemar yang sangat terobsesi pada idolanya)

“Aku …”

Kihyun baru saja ingin bicara untuk menyahuti, tapi Bill mencegahnya dengan cara merangkul wanita itu. Semua kalimat yang ingin ia utarakan tertahan di tenggorokan saat Bill membungkuk sopan dan berkata, “Aku minta maaf. Aku adalah kekasihnya, ayah dari anak yang dia kandung.”

Almira dan Yuh Jung menoleh dengan raut terkejut. Tak mengira Bill akan mengatakan sesuatu yang jelas akan mempermalukan dirinya sendiri. Para wartawan terdiam, entah pertanyaan macam apa yang akan mereka utarakan.

Namun dengan begini cukup membuat mereka bungkam.

“Bill …” panggil Almira lirih dan lelaki itu hanya tersenyum tipis. Sungguh, Bill tak tega melihat keadaan Almira sekarang. Lantas Almira kembali menatap Kihyun dan mengikuti gerakan Bill, urusannya belum selesai. Ia membungkuk sopan di depannya. “… maafkan saya, Yoo Kihyun-ssi.”

Kihyun tak berucap. Almira terlalu jago untuk membuatnya jatuh sekarang. Bahkan ia tak tahu harus bersikap seperti apa, mungkin saja ia akan terjatuh kalau Hyungwon tak menahan tubuhnya. Cukup satu kalimat dan akting sederhananya yang membuat seluruh saraf tubuhnya seakan mati.

“Bukan anakku …?” gumamnya sangat pelan sampai tak ada yang bisa mendengar kalimat itu. Perasaan Kihyun hancur bukan main saat Almira tak mengakui dia sebagai ayah dari kandungannya.

Dan kehebohan kembali terjadi kala Almira seketika pingsan karena kondisinya yang mendadak turun drastis.

Winter's GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang